Sabtu, 14 Desember 2013
Bermeditasi di Tempat Sampah
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, mungkin sebagian besar dari kita sering mendengar dan bahkan telah mempraktekkan meditasi. Ketika kita mendengar kata meditasi tentunya dengan serta merta pikiran kita membayangkan suatu keadaan yang damai, suatu tempat yang nyaman, bersih, sejuk lengkap dengan matras tempat duduk, kemudian kita disana duduk bersila dengan leher dan punggung tegak lurus, mata terpejam dan melakukan konsentrasi pikiran.
Namun pernahkah kita membayangkan apabila kita bermeditasi di tempat sampah, dimana tempat itu betul-betul kotor, bau, pengap dipenuhi lalat, kecoak karena bau yang tidak sedap. Sebuah tempat yang betul-betul tidak nyaman, apalagi untuk bermeditasi, bahkan untuk diam sejenak saja pikiran kita sudah mengadakan penolakan, kita segera ingin meniggalkan tempat itu secepatnya.
Sampah adalah suatu benda yang sudah tidak berguna lagi, oleh karena itu dengan segera dibuang oleh pemiliknya agar tidak mengganggu kenyamanan.
Sahabatku, adalah suatu hal wajar apabila kita membuang sampah secepatnya karena menurut kita benda tersebut sudah tidak berguna lagi. Namun sahabatku, apabila kita menyaksikan langsung ditempat pembuangan sampah, kemudian memperhatikan orang-orang yang mengais rejeki ditempat sampah, kita akan menyaksikan betapa sampah tersebut masih berguna bagi mereka. Mereka mengumpulkan sampah-sampah tersebut, kemudian memilih dan memilah benda-benda tersebut untuk dijual ke pengepul. Para pengepul akan mengirim sampah-sampah tersebut untuk didaur ulang menjadi barang yang berguna. Sampah organik diolah menjadi pupuk yang dapat menyuburkan tanaman, sedangkan sampah anorganik didaur ulang menjadi barang-barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.
Sahabatku, setelah kita melakukan sebuah perenungan, betapa sampah yang kita anggap barang yang menjijikkan dan tidak berguna, kita ingin membuangnya jauh-jauh dari kita agar tidak mengganggu, ternyata dengan sentuhan pikiran positif masih dapat berguna bagi kehidupan kita. Dari sini hendaknya dapat membangkitkan kebijaksanaan kita didalam melihat kehidupan ini, jangan hanya melihat dari sudut pandang yang sempit namun berusahalah melihat segala sesuatunya dari sudut pandang yang luas, karena dibalik sesuatu yang tidak menyenangkan ternyata tersimpan Kasih Tuhan yang dapat memberikan kita kebahagiaan. Dengan demikian kita akan dapat menerima sampah untuk kemudian dengan sentuhan Cinta Kasih serta Kebijaksanaan dapat merubahnya menjadi sesuatu berguna bagi kehidupan kita.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Selasa, 26 November 2013
Tiga Dimensi
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, beberapa waktu yang lalu aku sempat menonton film tiga dimensi di Bioskop Keong Mas Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta. Mungkin sebagian besar sahabat pernah menonton film tiga dimensi, dimana kita seakan-akan ikut dalam adegan-adegan dalam film tersebut. Seperti adegan terjun payung, kita seakan-akan ikut terjun payung, dalam adegan rafting kita seakan-akan ikut rafting, dalam adegan fun bike kita seakan-akan ikut fun bike, demikian juga adegan-adegan yang lainnya kita seakan-akan turut bermain didalamnya. Setelah semua adegan dalam film tersebut selesai maka selesailah sebuah cerita dan setelah itu kita keluar meninggalkan gedung bioskop itu.
Sahabatku, kalau kita perhatikan dengan seksama, demikianlah keadaanya apabila kita sedang menghadapi ujian dari Tuhan. Berbagai masalah yang muncul didalam kehidupan kita sebenarnya adalah ujian dari Tuhan kepada kita agar kita dapat lebih mengerti, merasakan untuk kemudian menjadi lebih kuat dan lebih bijaksana. Kita hendaknya tidak terlena oleh kenikmatan duniawi karena semua kenikmatan duniawi ini adalah maya adanya. Kita tidak akan pernah mengerti hakekat kehidupan ini apabila kita terus terlena pada hal-hal duniawi. Kita akan menjadi terikat oleh maya dan tidak akan mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya.
Semua yang kita miliki saat ini, bukanlah milik kita yang sebenarnya. Semuanya adalah milik Tuhan dan dalam Kuasa Tuhan sepenuhnya. Kita hanya dititipkan dan dipercaya untuk mengelola semuanya itu untuk sementara. Oleh karena itu janganlah sia-siakan kepercayaan Tuhan kepada kita dengan merasa bahwa semua itu adalah milik kita dan berbuat hal-hal yang tidak sesuai dengan Dharma. Apabila Tuhan berkehendak, dalam sekejap semuanya akan hilang musnah tanpa bekas dan yang tertinggal hanyalah puing-puing penyesalan atas segala kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat.
Sahabatku, apabila kita mendapatkan ujian dari Tuhan itu semuanya karena Beliau sayang kepada kita, agar kita bisa menjadi manusia yang utama, manusia yang dibanggakan oleh Beliau untuk mengemban tugas-tugas didunia ini. Semuanya itu pasti akan terlewatkan, bagaikan film tiga dimensi dan kita akan keluar dari bioskop dengan membawa pengertian dan rasa yang lebih dalam yang dapat memberikan pemahaman untuk menjadi manusia yang lebih Damai. Sentuhan-sentuhan Kasih beliau hanya dapat dirasakan dalam Kedamaian Hati.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Kamis, 14 November 2013
Badai Itu Datang Lagi
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, sebuah berita duka mengisi sebagian besar media massa, baik media cetak, media elektronik maupun media massa lainnya. Berita yang amat memilukan, membuat kita bersedih, dimana bencana alam telah menimpa saudara kita di Filipina. Sebuah badai yang sangat dahsyat, yaitu badai Haiyan telah memporak-porandakan Guiyuan, sebuah pulau yang semula ibarat " Surga Tropis ", kini telah menjadi kubangan raksasa, bangunan runtuh, pepohonan tumbang, harta benda serta nyawa melayang. Sebuah kehancuran yang tak memberikan harapan, semuanya telah hilang.
Sahabatku, didalam Dharma telah dinyatakan bahwa hidup ini adalah penderitaan. Berpisah dengan yang dicinta termasuk sanak saudara, sahabat serta harta benda adalah merupakan penderitaan. Hal ini disebabkan karena pemahaman kita yang menganggap bahwa semuanya itu adalah milik kita, kemudian kita menggenggam erat-erat semuanya. Ketika semuanya itu hilang musnah karena kehendak alam, kita akan mengalami penderitaan yang hebat, kehilangan harta benda, serta kehilangan harapan.
Kehilangan harta benda duniawi sudah pasti akan menimbulkan penderitaan, tetapi dibalik penderitaan itu sudah pasti ada Anugerah Tuhan kepada kita semua yaitu sebuah harta yang tak ternilai harganya bahkan melebihi harta benda kita yang hilang, yaitu Sebuah Mutiara Indah untuk Sang Hati yang membuat kita Bahagia dalam Cinta serta Kasih Sayang kepada sesama, Bahagia dalam Kasih Tuhan yaitu Kebahagiaan yang akan mengantarkan kita menuju Pintu Surga.
Semoga sahabat yang sedang tertimpa duka deberikan kekuatan serta Ketabahan didalam menjalani semuanya itu, Semoga Kasih Tuhan memberkati mereka semua, semoga Kasih Tuhan juga memberkati kita semua, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Jumat, 08 November 2013
Dalam Belaian Kasih Suci
Om Siwa Buddhaya Namah,
" Ia menghinaku, ia memukulku, ia menyakitiku, ia mengalahkanku, selama seseorang masih menyimpan pikiran seperti itu, maka kebencian tidak akan pernah hilang dari dalam dirinya "
" Ia menghinaku, ia memukulku, ia menyakitiku, ia mengalahkanku, setelah seseorang tidak lagi menyimpan pikiran seperti itu, maka kebencian akan segera hilang dari dalam dirinya "
" Kebencian tidak akan pernah berakhir apabila dibalas dengan kebencian, tetapi kebencian akan segera berakhir apabila dibalas dengan cinta kasih "
Sahabatku yang terkasih, syair-syair Dharma yang terangkai begitu indah, dengan kata-kata yang amat bijaksana, menuntun kita menjadi dewasa dengan pola pikir yang berbeda dari kebiasaan-kebiasaan kita sebelumnya, yang biasa melihat keluar, menyalahkan orang lain dan menganggap diri sendiri selalu benar. Hal ini akan menimbulkan kebencian pada orang yang telah menyakiti kita, menghina kita, memukul kita serta mengalahkan kita.
Apabila kebencian sudah tumbuh dihati, maka hal selanjutnya yang akan terjadi adalah kita ingin membalas dendam hingga orang yang menyakiti kita menjadi sakit dan bahkan lebih sakit dari sakit yang kita alami dan setelah itu barulah kita merasa puas dan lega.
Sahabatku, apakah dengan demikian permasalahannya akan selesai ? Tentunya tidak sahabatku, orang yang kita sakiti itu juga akan memiliki pikiran yang sama dengan kita, terus saling membalas dendam sampai pada anak cucu kita dan hal ini tidak akan pernah berakhir sampai kapanpun. Kebencian demi kebencian akan terus tumbuh berkembang, yang membuat kehidupan kita menjadi semakin menderita.
Penderitaan yang kita alami didalam kehidupan sekarang ini, sebenarnya adalah buah dari karma buruk yang telah kita perbuat dimasa silam, baik dikehidupan kita yang sekarang maupun dikehidupan-kehidupan kita sebelumnya. Tujuan daripada kehidupan kita yang sekarang adalah untuk membayar hutang karma buruk yang tersisa dengan melakukan karma baik.
Apabila ada orang yang menyakiti kita, kita tidak perlu marah atau benci dengan orang tersebut, karena itulah buah dari karma buruk kita dimasa silam. Kita hendaknya dengan lapang dada menerima semuanya itu sebagai pelunasan hutang karma kita.
Memang sakit rasanya apabila kita disakiti, namun dengan kebijaksanaan berpikir, berusahalah untuk mendekat pada-Nya, pasrahkan diri kita pada-Nya, Sujudlah pada-Nya, hingga menetes air mata kita dan menangislah sepuasnya, tumpahkanlah segala rasa sakit yang ada, karena Dalam Belaian Kasih Suci, kita akan dapat merasakan Kasih Sayang-Nya yang begitu besar kepada kita. Segala kebencian, segala rasa sakit yang ada, dengan sentuhan Cinta Kasih Beliau yang Maha Welas Asih, akan terhapuskan, segalanya akan berubah. Setelah itu barulah kita sadar dan yang ada hanya Cinta, tidak ada yang lain selain Cinta. Cinta yang tumbuh akan mengarahkan kehidupan kita menjadi lebih baik, lebih bijaksana, lebih dewasa dan memaafkan segala kesalahan yang dilakukan oleh orang lain kepada kita, menerima semuanya dengan ikhlas serta mendoakan semoga mereka semua dapat menemukan jalan yang baik didalam kehidupan ini.
" Bila hatimu menangis, dadamu terasa sesak karena menahan duka yang begitu dalam, janganlah bersedih, bersujudlah, pasrahkanlah segenap jiwa ragamu pada Tuhan, niscaya engkau akan menemukan kebahagiaan ".
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Rabu, 23 Oktober 2013
Kebaikan Melawan Keburukan
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, sebentar lagi adalah Hari Raya Galungan dan Kuningan, dimana Umat Hindu di Bali merayakan Hari Kemenangan Dharma melawan Adharma. Dharma adalah Kebaikan, sedangkan Adharma adalah Keburukan.
Kebaikan dan Keburukan adalah dua hal yang saling bertentangan, namun selalu ada didalam kehidupan kita didunia ini. Keburukan selalu ingin mengalahkan Kebaikan, selalu ingin menggoda Manusia agar keluar dari Jalur Kebaikan, dengan rayuan, tipu muslihat, iming-iming akan kesenangan hidup yang bergelimangan harta benda duniawi, kekuasaan serta wanita. Apabila kita tidak waspada, maka pasti kita akan terkena rayuan dari Para Penipu Ulung ini, karena Dia memang sangat lihai membaca kelemahan yang ada didalam diri kita.
Sahabatku, siapakah Para Penipu Ulung ini ? Tiada lain dan tiada bukan adalah Hawa Nafsu yang ada didalam diri kita. Dia berada amat dekat dengan kita, dia selalu mengikuti kemanapun kita pergi, karena dia berada didalam diri kita. Setiap saat, kapanpun itu, apabila kita lengah maka dia akan memasuki pikiran kita, mempengaruhi jiwa kita hingga menjadi kotor dan tercemar, untuk kemudian diarahkan menuju jalan Keburukan atau Adharma. Nah, sekarang sebuah pertanyaan muncul lagi," Apakah kita mesti tunduk pada sang penipu ini ? ".
Tentunya tidak sahabatku, dan betapa bodohnya diri kita apabila tunduk pada penipu yang sudah jelas-jelas ingin menjerumuskan kita kedalam lembah nista. Bagaimanakah caranya agar kita tidak tertipu ?
Sahabatku hidup ini memang penuh perjuangan, dan perjuangan yang sesungguhnya adalah perjuangan melawan diri sendiri, yaitu perjuangan melawan Hawa Nafsu atau Adharma yang ada didalam diri kita. Bagaimanakah caranya melawan Hawa Nafsu ini ?
Hawa Nafsu atau Adharma hanya bisa dikalahkan dengan Cinta Kasih atau Dharma. Apabila Cinta Kasih sudah tumbuh dan berkembang didalam diri kita maka Hawa Nafsu dengan sendirinya akan sirna bagaikan padang rumput yang kering dan tandus akan segera berganti taman bunga yang indah dengan turunya hujan dimusim semi.
Betapa indahnya hidup ini apabila Cinta Kasih dapat bersemi dihati, oleh karena itu sahabatku, marilah kita selalu berjuang demi Kemenangan Dharma melawan Adharma.
Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan, semoga Damai selalu, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Minggu, 20 Oktober 2013
Baling-Baling Bambu
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, siang ini cuaca amat panas dikediamanku, namun untunglah angin berhembus cukup kencang mengimbangi panasnya cuaca hari ini. Kencangnya hembusan angin dimanfaatkan oleh para penggemar baling-baling untuk membuat baling-baling bambu.
Baling-baling bambu biasanya dipasang agak tinggi agar mendapatkan terpaan angin yang kencang. Apabila angin berhembus kencang, maka baling-baling bambu akan berputar dengan cepat dan akibat dari perputaran ini dapat menimbulkan suara yang indah, alami hingga terdengar dari jarak yang jauh.
Sahabatku, suara yang indah dari baling-baling bambu adalah keindahan yang tercipta karena adanya niat untuk menciptakan keindahan dengan memanfaatkan kekuatan alam yang muncul yaitu hembusan angin. Demikianlah rasa syukur dalam kehidupan ini dapat memunculkan keindahan dan keindahan ini akan membuat hati menjadi senang.
Banyak hal positif yang dapat kita lakukan didalam kehidupan ini jika kita memiliki rasa syukur, karena rasa syukur akan dapat membuka pintu hati menuju keindahan dan kebahagiaan.
Semoga baling-baling bambu terus berputar, semoga keindahan dapat tumbuh dihati kita, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Sahabatku yang terkasih, siang ini cuaca amat panas dikediamanku, namun untunglah angin berhembus cukup kencang mengimbangi panasnya cuaca hari ini. Kencangnya hembusan angin dimanfaatkan oleh para penggemar baling-baling untuk membuat baling-baling bambu.
Baling-baling bambu biasanya dipasang agak tinggi agar mendapatkan terpaan angin yang kencang. Apabila angin berhembus kencang, maka baling-baling bambu akan berputar dengan cepat dan akibat dari perputaran ini dapat menimbulkan suara yang indah, alami hingga terdengar dari jarak yang jauh.
Sahabatku, suara yang indah dari baling-baling bambu adalah keindahan yang tercipta karena adanya niat untuk menciptakan keindahan dengan memanfaatkan kekuatan alam yang muncul yaitu hembusan angin. Demikianlah rasa syukur dalam kehidupan ini dapat memunculkan keindahan dan keindahan ini akan membuat hati menjadi senang.
Banyak hal positif yang dapat kita lakukan didalam kehidupan ini jika kita memiliki rasa syukur, karena rasa syukur akan dapat membuka pintu hati menuju keindahan dan kebahagiaan.
Semoga baling-baling bambu terus berputar, semoga keindahan dapat tumbuh dihati kita, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Sabtu, 19 Oktober 2013
Purnama Bersemi Dihati
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, malam ini adalah Malam Purnama, dimana Bulan bersinar terang, menyinari Dunia ini dengan Cahayanya yang indah terang namun tidak menyilaukan. Keindahan ini dapat kita saksikan dengan mata telanjang, karena sinar bulan tidak membahayakan untuk dilihat.
Begitu indahnya Bulan Purnama ini, hingga menarik perhatianku untuk menyaksikan keindahan ini sampai aku terlarut dalam sebuah perenungan. Jika keindahan Cahaya Bulan Purnama dapat merasuk kedalam hati ini, betapa indahnya hidup ini. Tatkala kegelapan menyelimuti hati ini, resah dan gelisah tiada tahu akan arah tujuan hidup ini, hati ini amat merindukan secercah cahaya yang mampu menyinari langkah demi langkah yang terlewati agar keyakinan diri ini dapat tumbuh dan bangkit dari keterpurukan.
Langkah yang selama ini terseak-seok karena tanpa arah yang jelas, dengan kehadiran Cahaya Purnama dihati, bagaikan pelita dimalam gelap, menjadikan suluh agar kita dapat tetap melangkah dijalanan yang baik dan benar.
Cahaya Bulan Purnama adalah Cahaya Hati Kita semua, cahaya yang dapat menuntun kita menuju Jalan Dharma, Jalan yang direstui oleh Illahi.
Semoga keindahan Bulan Purnama dapat merasuk kedalam hati kita semua, hingga menjadi terang namun tidak silau, menjadikan penuntun jalan menuju Nirwana. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Sahabatku yang terkasih, malam ini adalah Malam Purnama, dimana Bulan bersinar terang, menyinari Dunia ini dengan Cahayanya yang indah terang namun tidak menyilaukan. Keindahan ini dapat kita saksikan dengan mata telanjang, karena sinar bulan tidak membahayakan untuk dilihat.
Begitu indahnya Bulan Purnama ini, hingga menarik perhatianku untuk menyaksikan keindahan ini sampai aku terlarut dalam sebuah perenungan. Jika keindahan Cahaya Bulan Purnama dapat merasuk kedalam hati ini, betapa indahnya hidup ini. Tatkala kegelapan menyelimuti hati ini, resah dan gelisah tiada tahu akan arah tujuan hidup ini, hati ini amat merindukan secercah cahaya yang mampu menyinari langkah demi langkah yang terlewati agar keyakinan diri ini dapat tumbuh dan bangkit dari keterpurukan.
Langkah yang selama ini terseak-seok karena tanpa arah yang jelas, dengan kehadiran Cahaya Purnama dihati, bagaikan pelita dimalam gelap, menjadikan suluh agar kita dapat tetap melangkah dijalanan yang baik dan benar.
Cahaya Bulan Purnama adalah Cahaya Hati Kita semua, cahaya yang dapat menuntun kita menuju Jalan Dharma, Jalan yang direstui oleh Illahi.
Semoga keindahan Bulan Purnama dapat merasuk kedalam hati kita semua, hingga menjadi terang namun tidak silau, menjadikan penuntun jalan menuju Nirwana. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Jumat, 18 Oktober 2013
Nasi Sudah Jadi Bubur
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa," Nasi Sudah Jadi Bubur ". Arti yang sebenarnya adalah apabila nasi sudah menjadi bubur, maka bubur tidak mungkin dikembalikan lagi menjadi nasi. Arti kiasannya adalah apabila kita sudah melakukan sebuah perbuatan, maka tidak mungkin kita mengembalikannya lagi seperti sebelum kita melakukan perbuatan itu, dengan kata lain bahwa perbuatan itu sudah terlanjur kita lakukan.
Sahabatku, sebagai manusia kita sering melakukan kesalahan, walaupun sebenarnya kita ingin melakukan kebaikan. Setiap kesalahan yang kita lakukan tentunya pasti ada akibatnya dan akibat dari kesalahan-kesalahan itu adalah penderitaan.
Penderitaan yang kita alami didalam kehidupan yang sekarang ini adalah akibat dari kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat dimasa silam. Hendaknya kita menerima segala macam hasil perbuatan kita dimasa silam dengan lapang dada, karena itulah yang dinamakan," Karma ".
Memang terasa pahit apabila kita menerima buah dari, " Karma Buruk ", ibarat segenggam garam yang dimasukkan kedalam segelas air.
Walaupun demikian sahabatku, kita hendaknya jangan berkecil hati, jangan pesimis, tetapi selalu optimis, karena akibat dari perbuatan buruk masih bisa kita netralisir dengan mengembangkan, " Cinta Kasih ". Cinta kasih dapat kita kembangkan dengan cara melatih pikiran yang benar, yaitu pikiran yang selalu diarahkan pada kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Setelah kita mampu menguasai pikiran, barulah kita menebarkan cinta kasih keluar, kepada keluarga, orang tua, sahabat dan kepada semua orang.
Ibarat segenggam garam yang diisi dengan sepuluh liter air bahkan lebih, demikianlah halnya buah karma buruk tidak akan begitu terasa apabila diimbangi dengan perbuatan baik yang kita lakukan dengan tulus ikhlas dari hati sanubari terdalam kepada sesama.
Semoga kita selalu bahagia dalam berbuat baik, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Jumat, 11 Oktober 2013
Secangkir Kopi Hangat
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, selamat malam, bagaimana khabar kalian saat ini, semoga selalu dalam keadaan baik dan bahagia. Malam ini begitu hening, angin mendesir pelan menerpa dedaunan dan tubuh ini, sehingga terasa sejuk dan kesejukan ini melepaskan sedikit gerah yang diakibatkan cuaca panas dalam beberapa hari ini.
Sahabatku, kesejukan yang datang, walaupun hanya sesaat diantara rasa gerah, akan sangat terasa dan rasa ini patut kita syukuri sebagai Anugerah Alam kepada kita. Dalam satu hari, jika kita memperhatikan perasaan kita, tentunya banyak hal-hal yang menyenangkan dan juga banyak hal-hal yang tidak menyenangkan. Ketika rasa senang muncul kita patut mensyukurinya dan ketika rasa tidak senang muncul, kita juga patut menyadarinya serta menghadapinya dengan sabar sampai rasa itu terlewatkan.
Kesabaran sangatlah diperlukan guna mencapai kebahagiaan didalam kehidupan ini. Ketika kita bangun pagi dan disajikan secangkir kopi panas, kalau kita kurang sabar dan langsung meminum kopi tersebut, maka akibatnya adalah kita akan terluka akibat kepanasan. Apabila kita sabar dengan memperhatikan keindahan cangkir kopi yang terbuat dari keramik dengan hiasan gambar serta warna yang cantik, kemudian perhatikan juga uap yang terbang karena panasnya kopi tersebut serta menghirup sedapnya aroma kopi itu. Setelah itu barulah kita mengambil cangkir itu, serta meniup kopi itu hingga menjadi hangat dan minum perlahan-lahan, maka kopi tersebut akan terasa sangat nikmat dan kita akan mendapatkan rasa yang amat menyenangkan serta menumbuhkan rasa syukur atas karunia ini.
Secangkir kopi panas akan dapat menimbulkan berbagai macam perasaan, tergantung bagaimana cara kita menikmatinya. Demikian juga hal-hal lainnya didalam kehidupan ini, apabila kita menghadapinya dengan sabar akan menimbulkan rasa yang mendalam untuk dapat menumbuhkan rasa syukur atas segala Karunia Tuhan kepada kita.
Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, Beliau menyayangi semua umatnya, asalkan kita mau bersabar didalam menghadapi berbagai masalah didalam kehidupan ini, maka Beliau pasti akan menunjukkan jalan keluar yang terbaik, hingga tumbuh rasa yakin yang mendalam akan Kebesaran Beliau.
Semoga kesabaran dapat tumbuh dihati kita semua, semoga segala duka terlewati, semoga kita semua menjadi bahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Kamis, 10 Oktober 2013
Keserakahan
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, pada era globalisasi sekarang ini,
era dimana ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat berkembang mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan manusia, yang membuat manusia menjadi semakin sibuk bekerja,
guna memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga sedikit bahkan hampir tidak ada
waktu yang tersisa untuk hal-hal spiritual. Mereka berharap, dengan menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, hidup ini menjadi lebih nyaman, lebih
menyenangkan dan lebih bahagia.
Sahabatku, memang benar, dengan menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, hidup ini akan menjadi lebih mudah, akan tetapi tujuan hidup kita
didunia ini bukan hanya demikian, masih ada tujuan yang lebih tinggi, yang hendak kita capai, yaitu kebebasan yang
hakiki. Dengan memiliki harta benda duniawi, hidup ini akan menjadi lebih
nyaman dan menyenangkan, karena terpenuhinya segala kebutuhan hidup didunia
ini. Namun karena harta benda duniawi diliputi oleh Hukum Ketidak Kekalan, maka
ia tidak akan memuaskan dan akan menimbulkan kekecewaan apabila kita terikat kepadanya.
Segala sesuatu yang berkondisi didunia ini tidak kekal adanya,
ini adalah Hukum Alam, yaitu hukum yang menguasai semuanya dan tidak ada
satupun yang terbebas dari hukum ini. Oleh karena itu, diperlukan adanya
pengertian yang benar dan kebijaksanaan didalam mempergunakan harta benda
duniawi agar tidak menimbulkan keserakahan. Keserakahan adalah salah satu akar
kejahatan, yang apabila tidak diwaspadai akan dapat mempengaruhi keinginan kita
untuk menguasai harta benda yang sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala
cara. Akibatnya adalah terjadinya tindak kejahatan yang merajalela disegala
segi kehidupan seperti korupsi serta kejahatan lainnya yang merugikan banyak
orang.
Sahabatku, dengan mengetahui bahwa keserakahan adalah akar
kejahatan yang dapat menyesatkan pikiran, hendaknya kita mengendalikan hawa
nafsu untuk menguasai harta benda yang berlebihan dengan cara yang tidak benar
dan berusaha memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan
orang banyak, sehingga tujuan hakiki daripada kehidupan ini, yaitu
kesejahteraan lahir dan bathin dapat kita capai.
“ Keserakahan ingin memanfaatkan banyak orang untuk kesenangan
diri sendiri, sedangkan Cinta Kasih adalah keikhlasan untuk menebarkan
kebahagiaan untuk semua orang “. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om
Shanti Shanti Shanti Om.
Senin, 07 Oktober 2013
Tempat Suci
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, beberapa waktu yang lalu, aku
mengunjungi beberapa Tempat Suci selama tiga hari, mulai dari Pura disekitar
kawasan Buleleng, seperti Pura Labuhan Aji, Pura Pulaki, Pura Pabean, Pura
Pemuteran, Pura Kerta Kawat, Pura Melanting dan Pura Ponjok Batu. Pada hari
kedua perjalanan dilanjutkan menuju Pura Batur di Kabupaten Bangli, Kompleks
Pura Besakih di Kabupaten Karangasem yang meliputi Pura Dalem Puri, Pura Goa
Raja, Pura Pedharman Pasek Sanak Sapta Resi dan Pura Penataran Agung Besakih.
Kemudian perjalanan kami lanjutkan menuju Pura Dasar Bhuwana di Kabupaten
Klungkung, Pura Goa Lawah dan Pura Silayukti. Dihari ketiga perjalanan
dilanjutkan menuju Kompleks Pura Lempuyang yang terletak di Kabupaten Karangasem,
yang meliputi Pura Ayu, Pura Telaga Mas, Pura Telaga Sawang, Pura Lempuyang
Madya, Pura Puncak Bisbis, Pura Pasar Agung dan terakhir di Pura Lempuyang Luhur. Khususnya di Kompleks Pura
Lempuyang memerlukan pisik yang prima, karena terletak digunung yang memerlukan
pendakian guna mencapai beberapa Pura di kawasan tersebut.
Beberapa Pura yang aku kunjungi selama tiga hari tersebut
adalah sebagian kecil dari sekian banyak Pura yang ada di Bali. Pura Pura
tersebut semuanya sangat indah, dengan bentuk dan ornament ukiran khas Bali,
penataan yang begitu indah serta tempat yang menawan seperti di gunung, di
bukit, di pantai serta tempat-tempat indah yang lainnya yang ada di Bali. Aku
mengagumi hasil karya Para Leluhur yang telah membangun Tempat Suci yang indah
dan aku meyakini bahwa keindahan Tempat Suci tersebut adalah keindahan Hati Mereka, karena sesungguhnya apa yang ada diluar adalah cerminan apa yang ada
didalam.
Sahabatku, Tempat Suci adalah tempat-tempat terindah yang
terwujud dari niat yang tulus dan ikhlas, kemudian diwujudkan dengan memilih
tempat yang indah, yang memiliki fibrasi yang kuat, kemudian dibangun dengan
bentuk yang indah untuk kemudian disucikan sebagai tempat ibadah guna memuja
serta memuji segala Kebesaran Tuhan dengan segala Manifestasi-Nya. Dengan
terwujudnya Tempat Suci yang indah diharapkan mampu membangkitkan rasa yang
sejati yang ada didalam diri kita, yaitu rasa cinta serta kasih sayang yang
akan mengantarkan kita menuju jalan yang terang, jalan menuju kebahagiaan yang
sejati. Keindahan tempat suci yang ada diluar sesungguhnya adalah perwujudan
keindahan tempat suci yang ada didalam diri yaitu didalam hati kita. Apabila
keindahan tempat suci yang ada diluar dipadukan dengan keindahan tempat suci
yang ada didalam maka akan menghasilkan keindahan yang luar biasa, yaitu
suasana yang menyenangkan, damai, tentram dan bahagia yang membuat keseimbangan
antara alam, manusia serta lingkungan yang ada disekitarnya.
Semoga Alam menjadi semakin seimbang, semoga manusia menjadi
semakin seimbang, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti
Om.
Jumat, 04 Oktober 2013
Menghormati Para Leluhur
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, kita mesti bersyukur, karena sampai saat ini, kita masih diberikan Anugerah kehidupan dan masih dapat menikmati seteguk air untuk melepas dahaga serta hembusan angin yang menyejukkan badan ini.
Sebagai manusia yang mempercayai adanya Tuhan, kita meyakini bahwa manusia adalah mahluk Ciptaan Tuhan. Oleh karena itu kita wajib memuja serta mengagungkan Kebesaran Tuhan, yang menciptakan kita.
Sahabatku, terciptanya kita sebagai manusia, tidak serta merta ada seperti sebuah sulap, namun semuanya melalui proses perantara orang tua kita. Semenjak kita masih berupa janin kemudian terlahir sebagai bayi hingga tumbuh dewasa dan mandiri, semuanya itu atas jasa orang tua kita.
Demikian juga keberadaan orang tua kita didunia ini lewat perantara kakek dan nenek, demikian seterusnya keberadaan kita didunia ini karena jasa orang-orang terdahulu yang melahirkan keturunan hingga kita dapat terlahir didunia ini adalah Jasa Para Leluhur kita.
Kewajiban utama kita didunia ini adalah menghormati Para Leluhur, merawat Orang Tua, memberikan makanan, pakaian serta tempat yang layak bagi mereka. Demikian juga terhadap Kakek, Nenek serta Para Leluhur kita yang telah meninggal dunia, walaupun Jasadnya tidak masih Didunia fana ini, namun hatinya masih selalu menyanyangi serta mengasihi kita. Kita wajib menghormati Para Leluhur sebagai wujud Cinta dan Bakti kita, dan Kasih yang telah terikat tidak akan pernah terlepas, karena sesungguhnya tali kasih ini adalah rasa yang ada dan tercipta oleh ikatan suci, tulus dan murni, yang akan mengantarkan kita menuju Kasih Yang Sejati, Kasih Yang Tiada Batas, Samudra Cinta Yang Abadi.
Semoga atas Berkat Para Leluhur, kita mendapatkan jalan yang terang didalam mengarungi samudera kehidupan ini, hingga dapat mencapai Pantai Seberang, Nirwana Yang Agung, Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Sahabatku yang terkasih, kita mesti bersyukur, karena sampai saat ini, kita masih diberikan Anugerah kehidupan dan masih dapat menikmati seteguk air untuk melepas dahaga serta hembusan angin yang menyejukkan badan ini.
Sebagai manusia yang mempercayai adanya Tuhan, kita meyakini bahwa manusia adalah mahluk Ciptaan Tuhan. Oleh karena itu kita wajib memuja serta mengagungkan Kebesaran Tuhan, yang menciptakan kita.
Sahabatku, terciptanya kita sebagai manusia, tidak serta merta ada seperti sebuah sulap, namun semuanya melalui proses perantara orang tua kita. Semenjak kita masih berupa janin kemudian terlahir sebagai bayi hingga tumbuh dewasa dan mandiri, semuanya itu atas jasa orang tua kita.
Demikian juga keberadaan orang tua kita didunia ini lewat perantara kakek dan nenek, demikian seterusnya keberadaan kita didunia ini karena jasa orang-orang terdahulu yang melahirkan keturunan hingga kita dapat terlahir didunia ini adalah Jasa Para Leluhur kita.
Kewajiban utama kita didunia ini adalah menghormati Para Leluhur, merawat Orang Tua, memberikan makanan, pakaian serta tempat yang layak bagi mereka. Demikian juga terhadap Kakek, Nenek serta Para Leluhur kita yang telah meninggal dunia, walaupun Jasadnya tidak masih Didunia fana ini, namun hatinya masih selalu menyanyangi serta mengasihi kita. Kita wajib menghormati Para Leluhur sebagai wujud Cinta dan Bakti kita, dan Kasih yang telah terikat tidak akan pernah terlepas, karena sesungguhnya tali kasih ini adalah rasa yang ada dan tercipta oleh ikatan suci, tulus dan murni, yang akan mengantarkan kita menuju Kasih Yang Sejati, Kasih Yang Tiada Batas, Samudra Cinta Yang Abadi.
Semoga atas Berkat Para Leluhur, kita mendapatkan jalan yang terang didalam mengarungi samudera kehidupan ini, hingga dapat mencapai Pantai Seberang, Nirwana Yang Agung, Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Kamis, 03 Oktober 2013
Damai Dihati, Damai Didunia, Damai Selamanya
Om Siwa
Buddhaya Namah,
Sahabatku
yang terkasih, kedamaian adalah hal sangat jarang kita temukan dan rasakan pada
jaman sekarang ini. Sebagian besar orang sangat sibuk dengan berbagai urusan,
sehingga jarang ada yang menyisihkan waktunya untuk urusan kedamaian. Akibatnya
adalah terjadinya krisis hati dimana-mana. Manusia menjadi sangat sensitive
hatinya, cepat marah, cepat tersinggung, ibarat api yang terkena bahan bakar
cepat tersulut hingga membesar. Masalah kecil cepat menjadi besar yang
mengakibatkan keributan serta kerugian dimana-mana. Disisi lain, hati kita
menjadi tidak peka terhadap berbagai masalah kemanusiaan yang terjadi
dimana-mana, seperti kelaparan yang melanda sebagian kawasan dunia, bencana alam,
serta permasalahan-permasalahan lainnya yang memerlukan bantuan serta kepekaan
social.
Sahabatku,
semua orang didunia ini menginginkan kebahagiaan, namun selama ini kita hanya
mengejar kebahagiaan yang bersifat sementara, yaitu harta benda duniawi dan melupakan
sumber kebahagiaan yang permanen yaitu kebahagiaan didalam hati. Kebahagiaan
dengan memiliki harta benda duniawi tidak akan pernah sempurna apabila kita
belum memiliki kebahagiaan dari dalam hati. Apabila dari dalam hati sudah
merasakan kedamaian maka kebahagiaan sudah pasti dapat dirasakan.
Untuk
dapat merasakan kedamaian didalam hati kita hendaknya memiliki rasa bersyukur.
Bagaimanapun keadaan kita saat ini, kita hendaknya bersyukur karena sampai saat
ini Tuhan masih memberikan kita anugerah kehidupan, yang berarti masih ada
kesempatan kita untuk memperbaiki diri. Setelah pintu hati kita terbuka dengan
rasa bersyukur, barulah kita mulai masuk dengan kendaraan “Cinta”, yaitu
mendoakan kebahagiaan diri sendiri, keluarga, sahabat serta semua orang, bahkan
semua mahluk hidup didunia ini, hingga hati kita menjadi tersenyum bahagia,
karena sesungguhnya makanan bergizi untuk “Sang Hati” adalah “Cinta”.
Ibarat
padang rumput yang kering dan gersang mendapat siraman air hujan, demikianlah
keadaannya Sang Hati yang mendapat sentuhan Cinta, menjadi sejuk dan damai.
Hati yang damai inilah yang akan mengantarkan kita menuju kedamaian serta
kebahagiaan didunia, menumbuhkan kecerdasan spiritual yaitu kebijaksanaan untuk
memilih serta memilah hal-hal mana yang perlu kita lakukan untuk kebahagiaan,
baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Kebahagiaan yang kita rasakan
menjadi lebih bermakna dan hidup ini menjadi lebih terarah menuju kebahagiaan
yang sesungguhnya, yaitu “Kebahagiaan Dalam Kasih Tuhan”.
Semoga
semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai dihati, damai didunia dan damai
selamanya, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Langganan:
Postingan (Atom)