Sabtu, 14 Desember 2013

Bermeditasi di Tempat Sampah


Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, mungkin sebagian besar dari kita sering mendengar dan bahkan telah mempraktekkan meditasi. Ketika kita mendengar kata meditasi tentunya dengan serta merta pikiran kita membayangkan suatu keadaan yang damai, suatu tempat yang nyaman, bersih, sejuk lengkap dengan matras tempat duduk, kemudian kita disana duduk bersila dengan leher dan punggung tegak lurus, mata terpejam dan melakukan konsentrasi pikiran. 
Namun pernahkah kita membayangkan apabila kita bermeditasi di tempat sampah, dimana tempat itu betul-betul kotor, bau, pengap dipenuhi lalat, kecoak karena bau yang tidak sedap. Sebuah tempat yang betul-betul tidak nyaman, apalagi untuk bermeditasi, bahkan untuk diam sejenak saja pikiran kita sudah mengadakan penolakan, kita segera ingin meniggalkan tempat itu secepatnya.
Sampah adalah suatu benda yang sudah tidak berguna lagi, oleh karena itu dengan segera dibuang oleh pemiliknya agar tidak mengganggu kenyamanan. 
Sahabatku, adalah suatu hal wajar apabila kita membuang sampah secepatnya karena menurut kita benda tersebut sudah tidak berguna lagi. Namun sahabatku, apabila kita menyaksikan langsung ditempat pembuangan sampah, kemudian memperhatikan orang-orang yang mengais rejeki ditempat sampah, kita akan menyaksikan betapa sampah tersebut masih berguna bagi mereka. Mereka mengumpulkan sampah-sampah tersebut, kemudian memilih dan memilah benda-benda tersebut untuk dijual ke pengepul. Para pengepul akan mengirim sampah-sampah tersebut untuk didaur ulang menjadi barang yang berguna. Sampah organik diolah menjadi pupuk yang dapat menyuburkan tanaman, sedangkan sampah anorganik didaur ulang menjadi barang-barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.
Sahabatku, setelah kita melakukan sebuah perenungan, betapa sampah yang kita anggap barang yang menjijikkan dan tidak berguna, kita ingin membuangnya jauh-jauh dari kita agar tidak mengganggu, ternyata dengan sentuhan pikiran positif masih dapat berguna bagi kehidupan kita. Dari sini hendaknya dapat membangkitkan kebijaksanaan kita didalam melihat kehidupan ini, jangan hanya melihat dari sudut pandang yang sempit namun berusahalah melihat segala sesuatunya dari sudut pandang yang luas, karena dibalik sesuatu yang tidak menyenangkan ternyata tersimpan Kasih Tuhan yang dapat memberikan kita kebahagiaan. Dengan demikian kita akan dapat menerima sampah untuk kemudian dengan sentuhan Cinta Kasih serta Kebijaksanaan dapat merubahnya menjadi sesuatu berguna bagi kehidupan kita.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar