Om Siwa Buddhaya Namah,
Bumiku tercinta,
Para sahabat yang terkasih, pada kesempatan ini saya akan mencoba mengungkapkan sebuah rahasia yang terpendam dibalik kejadian-kejadian buruk yang menimpa Bumi kita yang tercinta.
Bencana alam yang datang silih berganti, mulai dari angin topan, badai dahsyat, gempa bumi, naiknya air laut kedaratan, gunung meletus sampai dengan berbagai keributan-keributan yang terjadi dimana-dimana.
Kalau diperhatikan dengan seksama, seolah-olah Bumi tidak lagi bersahabat dengan kita, bahkan Belaiu telah menunjukkan kemurkaannya, dengan memberikan hukuman berat kepada kita.
Kemudian muncul pertanyaan dibenak, " Apakah benar demikian adanya, ataukah kita yang tidak mengerti akan kehendak Bumi ? " Tidak henti- hentinya eksploitasi terhadap Bumi, tanpa memperhatikan keseimbangannya, menyebabkan Bumi tidak lagi seimbang.
Sebenarnya kalau kita perhatikan dengan kejernihan nurani, sesungguhnya Bumi ini adalah Ibu Kandung kita sendiri. Cobalah perhatikan ketika kita bangun pagi, kemudian kita minum segelas kopi hangat hingga badan kita terasa segar. Apa yang ada dibenak kita, apakah kita dapat mensyukuri hal ini ? Siapakah yang menyebabkan pohon kopi ini dapat berbuah ?
Kita manusia hanya bisa menanam serta memelihara pohon kopi, namun yang membesarkan hingga pohon dapat berbuah adalah Bumi. Ketika kita tertidur pulas dimalam hari, Bumi terus bekerja memelihara pohon kopi itu setiap saat hingga bebuah dengan lebat. Berkat Kasih Sayang Bumi, kita dapat menikmati kopi dipagi hari, makanan yang enak sepanjang hari serta berbagai kenikmatan hidup lainnya.
Hal ini tidak dapat kita nikmati apabila Bumi tidak menyayangi kita. Setelah menyadari hal ini, apakah semestinya yang kita lakukan terhadap Bumi ? Bumi tiada bedanya dengan kita manusia, apa yang terdapat pada manusia terdapat pula pada Bumi. Manusia adalah alam yang kecil sedangkan Bumi adalah alam yang besar. Semua unsur-unsur yang ada pada manusia terdapat pula pada Bumi.
Sesungguhnya kita sebagai manusia sangat membutuhkan kasih sayang Bumi bagaikan kasih sayang seorang Ibu, begitu pula sebaliknya Bumi amat membutuhkan perhatian manusia, bagaikan seorang Ibu yang merindukan perhatian anaknya.
Bumi sebenarnya tidak menuntut banyak kepada manusia, hanya sedikit perhatian sebagai wujud terimakasih kita terhadap-Nya. Wujudkanlah terimakasih kita dalam tindakan yang membuat Bumi senang, bagaikan seorang Ibu yang tersenyum bahagia, dia akan memberikan apa saja yang kita minta, perlindungan, kasih sayang serta kebahagiaan.
Semoga kita semua dapat menyadari hal ini, memperlakukan Bumi sebagai Seorang Ibu, merawat serta memperhatikan Bumi dengan kasih sayang, niscaya kesejahteraan lahir bathin akan meliputi kita semua.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar