Jumat, 18 Januari 2013

Antara Kaya dan Miskin

Om Siwa Buddhaya Namah,

Antara Kaya dan Miskin,

Di Bali ada sebuah cerita rakyat yang mengisahkan kehidupan antara seorang ibu yang kaya dan seorang ibu yang miskin ( Dalam Bahasa Bali Berjudul, "Men Sugih dan Men Tiwas" ). 
Si Ibu yang kaya ini, hidupnya bergelimang harta benda, namun sayang hatinya kurang baik. Dia amat sombong, suka pamer kekayaan dan suka mengejek orang miskin. 
Lain halnya Si Ibu yang miskin ini, hidupnya amat sederhana, dia miskin harta benda, namun hatinya amat baik. Dia selalu bersyukur pada Tuhan, suka menolong orang lain, walaupun hidupnya amat susah. 
Pada suatu hari, Si Ibu yang miskin ini, pergi ke hutan mencari kayu bakar. Didalam hutan dia bertemu dengan seekor kijang, kemudian kijang itu berbicara kepada Si Ibu yang miskin untuk mengambil harta didalam perutnya. Lalu diambil harta itu, ternyata berupa emas dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga Si Ibu yang miskin ini, hidupnya berubah menjadi kaya dan bahagia.
Melihat hal ini, timbul perasaan iri pada Si Ibu yang kaya dan berusaha mencari tahu, dimana Si Ibu yang miskin ini mendapatkan harta yang begitu banyak. 
Karena didorong oleh keserakahannya, dia mengikuti jejak Si Ibu yang miskin, pergi ke hutan mencari kijang tersebut. Kemudian kijang tersebut menyuruh Si Ibu yang kaya ini untuk mengambil harta melalui lobang pantatnya. Namun malang tak dapat ditolak, ketika Si Ibu yang kaya ini memasukkan tangannya ke lobang pantat kijang itu, tiba-tiba kijang itu mengeraskan pantatnya dan berlari menyeret Si Ibu yang kaya ini, hingga terluka.
Setelah kejadian ini, Si Ibu yang kaya ini, menjadi sakit-sakitan, berobat kesana-sini tak kunjung sembuh, hingga akhirnya jatuh miskin.
Menyimak cerita diatas, kita bisa memetik hikmahnya, yaitu diantara kaya dan miskin, yang terpenting adalah kekayaan hati. Kaya harta namun miskin hati, akan membuat kita sengsara pada akhirnya. Sebaliknya, walaupun kita miskin harta, namun apabila kita memiliki kekayaan hati, ini akan mengantarkan kita pada kebahagiaan.
Bagaikan membuat sebuah kolam, kita buat kolam bagus, hingga pada akhirnya ikan-ikan dapat tumbuh berkembang dengan baik, demikian juga keadaannya dengan kehidupan kita, hati diibaratkan sebuah kolam, jika kita perhatikan dan rawat dengan baik, niscaya pada akhirnya akan mendatangkan kebahagiaan lahir dan bathin.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia.

Om Shanti Shanti Shanti Om.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar