Om Siwa Buddhaya Namah,
Ketidak Kekalan,
Sahabatku yang terkasih, pada hari ini aku masih berduka, karena dua hari yang lalu, di-usianya yang ke-93 tahun, Kakekku yang tercinta telah meninggal dunia. Sedih rasanya berpisah dengan orang yang dicintai. Kenangan-kenangan indah masih terlintas tatkala aku masih kecil, Kakek yang dengan kesederhanaannya sebagai petani di kampung, dia memperhatikan diriku dengan kasih sayang, mengajak aku bermain di pematang sawah, memberi makanan ternak, memetik sayuran dan kegiatan-kegiatan lainnya yang amat menyenangkan hatiku.
Dalam kesedihan ini aku berusaha menghibur hatiku dengan siraman kesejukan daripada Dharma. Didalam tetesan-tetesan embun Dharma terdapat ajaran ketidak kekalan. Bahwa segala sesuatu yang berkondisi tidak kekal adanya. Apapun itu bentuknya, setiap kelahiran pasti diakhiri dengan kematian. Kematian itu bisa datang diawal kehidupan, bisa pada pertengahan kehidupan dan bisa pula pada akhir kehidupan. Itu hanya masalah waktu, sesuai dengan karma kita, maka kematian itu pasti kan menjemput kita.
Sahabatku yang terkasih, apakah kita mesti berduka yang berkepanjangan karena sebuah kematian ? Tentunya tidak sahabatku, kematian hendaknya kita terima sebagai sesuatu yang wajar, karena manusia sebagaimana juga mahluk hidup lainnya diliputi oleh hukum ketidak kekalan.
Kita semua menginginkan umur yang panjang didunia ini, namun ada yang lebih penting daripada umur yang panjang, yaitu seberapa banyak kita mengerti dan menebarkan kasih dalam kehidupan ini.
Kuantitas umur dalam kehidupan ini memang penting, namun ada yang lebih penting lagi yaitu kualitas kehidupan. Walaupun badan jasmani kita telah meninggal, namun kasih yang kita tebarkan akan selalu dikenang sepanjang masa.
Harumnya cendana, melati, cempaka tidak dapat melawan arah angin, namun harumnya nama seseorang yang selalu berbuat kasih kepada sesama dapat melawan arah angin dan selalu dikenang selamanya.
Selamat jalan Kakekku tercinta, semoga dengan kekuatan kasih dapat mengantarkan Kakek ke alam bahagia, seiring doa dari kami, anak-anak, cucu-cucu serta cicit-cicit Kakek yang selalu menyertai.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai senantiasa.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Selasa, 29 Januari 2013
Sabtu, 26 Januari 2013
Keris
Om Siwa Buddhaya Namah,
K e r i s ,
Jika ada seribu kata-kata indah yang mampu kuungkapkan, maka semuanya itu akan kutumpahkan pada sebuah benda pusaka yang begitu mengagumkan, warisan dari Para Leluhur dari masa silam, yang kini kuterima dalam bentuk sebilah " Keris ".
Keris adalah sebuah benda pusaka yang amat sakral, sebuah Adikarya yang dibuat dengan ketajaman jiwa, kesungguhan niat serta dengan bahan material dan perhitungan waktu yang tepat dalam pembuatannya.
Seorang " Mpu ", yaitu sebutan untuk seorang pembuat keris, membuat keris berdasarkan inspirasi yang dihubungkan dengan niat yang kuat dan tajam, setajam keris itu sendiri, sehingga menghasilkan benda pusaka yang bertuah, yang memiliki pancaran energi yang kuat, yang mampu menyeimbangkan energi antara pemilik dengan keris itu sendiri, serta alam sekitarnya.
Sebilah keris, bukanlah benda biasa, namun dia adalah benda yang luar biasa, disana ada keindahan dengan ornamen ukiran tradisional, disana ada kekuatan dengan bahan material yang terpilih, disana ada kekuatan magis yang dipancarkan dan disana ada rasa hormat dan bakti kepada Para Leluhur yang telah mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus.
Pada hari ini, Sabtu, yaitu disebut hari " Tumpek Landep ", hari dimana kami menghormati semua benda-benda pusaka, dengan menghaturkan sesajen, membersihkan serta merawat benda-benda pusaka, sebagai perwujudan rasa hormat dan bakti kami, dengan harapan semoga aura kesucian serta nilai-njlai luhur dari benda-benda pusaka ini, dapat memberikan inspirasi yang positif untuk kemajuan lahir dan bathin.
Semoga kita semua menyadari dan dapat merawat benda-benda pusaka dengan baik, untuk kedamaian serta kebahagiaan kita semua. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai senantiasa.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
K e r i s ,
Jika ada seribu kata-kata indah yang mampu kuungkapkan, maka semuanya itu akan kutumpahkan pada sebuah benda pusaka yang begitu mengagumkan, warisan dari Para Leluhur dari masa silam, yang kini kuterima dalam bentuk sebilah " Keris ".
Keris adalah sebuah benda pusaka yang amat sakral, sebuah Adikarya yang dibuat dengan ketajaman jiwa, kesungguhan niat serta dengan bahan material dan perhitungan waktu yang tepat dalam pembuatannya.
Seorang " Mpu ", yaitu sebutan untuk seorang pembuat keris, membuat keris berdasarkan inspirasi yang dihubungkan dengan niat yang kuat dan tajam, setajam keris itu sendiri, sehingga menghasilkan benda pusaka yang bertuah, yang memiliki pancaran energi yang kuat, yang mampu menyeimbangkan energi antara pemilik dengan keris itu sendiri, serta alam sekitarnya.
Sebilah keris, bukanlah benda biasa, namun dia adalah benda yang luar biasa, disana ada keindahan dengan ornamen ukiran tradisional, disana ada kekuatan dengan bahan material yang terpilih, disana ada kekuatan magis yang dipancarkan dan disana ada rasa hormat dan bakti kepada Para Leluhur yang telah mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus.
Pada hari ini, Sabtu, yaitu disebut hari " Tumpek Landep ", hari dimana kami menghormati semua benda-benda pusaka, dengan menghaturkan sesajen, membersihkan serta merawat benda-benda pusaka, sebagai perwujudan rasa hormat dan bakti kami, dengan harapan semoga aura kesucian serta nilai-njlai luhur dari benda-benda pusaka ini, dapat memberikan inspirasi yang positif untuk kemajuan lahir dan bathin.
Semoga kita semua menyadari dan dapat merawat benda-benda pusaka dengan baik, untuk kedamaian serta kebahagiaan kita semua. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai senantiasa.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Rabu, 23 Januari 2013
Konsentrasi Yang Benar
Om Siwa Buddhaya Namah,
Konsentrasi yang benar,
Para sahabatku yang terkasih, kemarin ketika aku pulang dari kerja, ketika aku melintas pada sebuah ruas jalan, aku menyaksikan seorang pengendara sepeda sambil membawa sebuah pesawat telepon genggam, asyik bercakap-cakap dengan telepon tersebut sambil mengendarai sepeda.
Saking asyiknya dia bercakap-cakap, tanpa disadarinya, dia telah menghalangi para pengendara dibelakangnya, hingga dibunyikan bel beberapa kali, barulah dia menyadari bahwa dia telah menghalangi jalan pengendara di belakangnya dan segera kembali pada jalur yang benar.
Sahabatku yang terkasih, dari kejadian diatas, kita dapat melihat akibat daripada tidak berkonsentrasi. Didalam kehidupan ini, konsentrasi amatlah diperlukan. Apabila kita tidak berkonsentrasi akan dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain.
Banyak diantara kita kurang memperhatikan hal ini. Misalnya seperti kejadian diatas, berkendara sambil nelpon, makan sambil bercakap-cakap, tidur sambil nonton televisi, serta kegiatan-kegiatan lainnya yang dilakukan tanpa konsentrasi yang baik.
Untuk dapat berkonsentrasi dengan baik, hal ini perlu dilatih. Seperti anak kecil yang belajar berjalan, pertama-tama dia belajar merangkak, kemudian berdiri, berjalan perlahan-lahan, hingga akhirnya bisa berjalan dengan baik. Demikian juga halnya dengan konsentrasi, perlu dilatih pada aktivitas sehari-sehari, mulai dari bangun tidur, mandi, sarapan, bekerja dan seterusnya, semua dilakukan dengan konsentrasi yang baik, hingga lama-lama kelamaan terbiasa dalam konsentrasi.
Konsentrasi amat diperlukan dalam kehidupan ini, bagaikan seorang pembuat panah, meluruskan anak panah hingga dapat digunakan dengan baik, meluncur dan mengenai sasaran dengan tepat, demikian juga halnya dalam kehidupan ini, dengan konsentrasi yang baik kita dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan ini dengan tepat.
Semoga kita semua menyadari hal ini dan mulai berlatih konsentrasi dalam aktivitas sehari-hari, hingga akhirnya dapat berkonsentrasi dengan baik. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai senantiasa.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Konsentrasi yang benar,
Para sahabatku yang terkasih, kemarin ketika aku pulang dari kerja, ketika aku melintas pada sebuah ruas jalan, aku menyaksikan seorang pengendara sepeda sambil membawa sebuah pesawat telepon genggam, asyik bercakap-cakap dengan telepon tersebut sambil mengendarai sepeda.
Saking asyiknya dia bercakap-cakap, tanpa disadarinya, dia telah menghalangi para pengendara dibelakangnya, hingga dibunyikan bel beberapa kali, barulah dia menyadari bahwa dia telah menghalangi jalan pengendara di belakangnya dan segera kembali pada jalur yang benar.
Sahabatku yang terkasih, dari kejadian diatas, kita dapat melihat akibat daripada tidak berkonsentrasi. Didalam kehidupan ini, konsentrasi amatlah diperlukan. Apabila kita tidak berkonsentrasi akan dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain.
Banyak diantara kita kurang memperhatikan hal ini. Misalnya seperti kejadian diatas, berkendara sambil nelpon, makan sambil bercakap-cakap, tidur sambil nonton televisi, serta kegiatan-kegiatan lainnya yang dilakukan tanpa konsentrasi yang baik.
Untuk dapat berkonsentrasi dengan baik, hal ini perlu dilatih. Seperti anak kecil yang belajar berjalan, pertama-tama dia belajar merangkak, kemudian berdiri, berjalan perlahan-lahan, hingga akhirnya bisa berjalan dengan baik. Demikian juga halnya dengan konsentrasi, perlu dilatih pada aktivitas sehari-sehari, mulai dari bangun tidur, mandi, sarapan, bekerja dan seterusnya, semua dilakukan dengan konsentrasi yang baik, hingga lama-lama kelamaan terbiasa dalam konsentrasi.
Konsentrasi amat diperlukan dalam kehidupan ini, bagaikan seorang pembuat panah, meluruskan anak panah hingga dapat digunakan dengan baik, meluncur dan mengenai sasaran dengan tepat, demikian juga halnya dalam kehidupan ini, dengan konsentrasi yang baik kita dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan ini dengan tepat.
Semoga kita semua menyadari hal ini dan mulai berlatih konsentrasi dalam aktivitas sehari-hari, hingga akhirnya dapat berkonsentrasi dengan baik. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai senantiasa.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Senin, 21 Januari 2013
Cinta Kasih
Om Siwa Buddhaya Namah,
Cinta Kasih,
Para sahabatku yang terkasih, sore ini aku baru selesai bermeditasi, untuk mengembangkan cinta kasih yang ada didalam diriku. Cinta kasih bisa kita kembangkan dengan dengan selalu mendoakan kebahagiaan diri sendiri, keluarga, sahabat serta semua orang, baik orang itu membenci kita, kita doakan dia agar selalu berbahagia dan bahkan kepada semua mahluk hidup kita doakan agar selalu berbahagia.
Cinta kasih yang berkembang didalam diri kita adalah sebuah kekuatan yang dapat mengantarkan kita menuju kebahagiaan dan kedamaian yang abadi.
Setiap mahluk hidup, apapun itu bentuknya pasti menginginkan kebahagiaan. Dia akan menangis bersedih tatkala dilanda duka. Seekor binatang, sekecil apapun bentuknya, dia akan berontak dan berusaha melepaskan diri apabila kita sakiti. Begitu juga sebaliknya, apabila kita mengasihi dengan setulus hati, seperti misalnya binatang peliharaan kesayangan kita, maka dia ingin selalu dekat dengan kita, karena merasakan kebahagiaan dalam cinta kasih.
Bagaikan benih tanaman yang dapat tumbuh berkembang dengan baik pada ladang yang subur, demikian juga keadaan diri kita, kebahagiaan dan sukacita yang kita semua dambakan, akan dapat tumbuh bersemi pada ladang " Cinta Kasih ".
Semoga kita semua dapat menyadari hal ini dan selalu berusaha untuk mengembangkan cinta kasih didalam diri kita masing-masing. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai senantiasa.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Cinta Kasih,
Para sahabatku yang terkasih, sore ini aku baru selesai bermeditasi, untuk mengembangkan cinta kasih yang ada didalam diriku. Cinta kasih bisa kita kembangkan dengan dengan selalu mendoakan kebahagiaan diri sendiri, keluarga, sahabat serta semua orang, baik orang itu membenci kita, kita doakan dia agar selalu berbahagia dan bahkan kepada semua mahluk hidup kita doakan agar selalu berbahagia.
Cinta kasih yang berkembang didalam diri kita adalah sebuah kekuatan yang dapat mengantarkan kita menuju kebahagiaan dan kedamaian yang abadi.
Setiap mahluk hidup, apapun itu bentuknya pasti menginginkan kebahagiaan. Dia akan menangis bersedih tatkala dilanda duka. Seekor binatang, sekecil apapun bentuknya, dia akan berontak dan berusaha melepaskan diri apabila kita sakiti. Begitu juga sebaliknya, apabila kita mengasihi dengan setulus hati, seperti misalnya binatang peliharaan kesayangan kita, maka dia ingin selalu dekat dengan kita, karena merasakan kebahagiaan dalam cinta kasih.
Bagaikan benih tanaman yang dapat tumbuh berkembang dengan baik pada ladang yang subur, demikian juga keadaan diri kita, kebahagiaan dan sukacita yang kita semua dambakan, akan dapat tumbuh bersemi pada ladang " Cinta Kasih ".
Semoga kita semua dapat menyadari hal ini dan selalu berusaha untuk mengembangkan cinta kasih didalam diri kita masing-masing. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai senantiasa.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Jumat, 18 Januari 2013
Antara Kaya dan Miskin
Om Siwa Buddhaya Namah,
Antara Kaya dan Miskin,
Di Bali ada sebuah cerita rakyat yang mengisahkan kehidupan antara seorang ibu yang kaya dan seorang ibu yang miskin ( Dalam Bahasa Bali Berjudul, "Men Sugih dan Men Tiwas" ).
Si Ibu yang kaya ini, hidupnya bergelimang harta benda, namun sayang hatinya kurang baik. Dia amat sombong, suka pamer kekayaan dan suka mengejek orang miskin.
Lain halnya Si Ibu yang miskin ini, hidupnya amat sederhana, dia miskin harta benda, namun hatinya amat baik. Dia selalu bersyukur pada Tuhan, suka menolong orang lain, walaupun hidupnya amat susah.
Pada suatu hari, Si Ibu yang miskin ini, pergi ke hutan mencari kayu bakar. Didalam hutan dia bertemu dengan seekor kijang, kemudian kijang itu berbicara kepada Si Ibu yang miskin untuk mengambil harta didalam perutnya. Lalu diambil harta itu, ternyata berupa emas dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga Si Ibu yang miskin ini, hidupnya berubah menjadi kaya dan bahagia.
Melihat hal ini, timbul perasaan iri pada Si Ibu yang kaya dan berusaha mencari tahu, dimana Si Ibu yang miskin ini mendapatkan harta yang begitu banyak.
Karena didorong oleh keserakahannya, dia mengikuti jejak Si Ibu yang miskin, pergi ke hutan mencari kijang tersebut. Kemudian kijang tersebut menyuruh Si Ibu yang kaya ini untuk mengambil harta melalui lobang pantatnya. Namun malang tak dapat ditolak, ketika Si Ibu yang kaya ini memasukkan tangannya ke lobang pantat kijang itu, tiba-tiba kijang itu mengeraskan pantatnya dan berlari menyeret Si Ibu yang kaya ini, hingga terluka.
Setelah kejadian ini, Si Ibu yang kaya ini, menjadi sakit-sakitan, berobat kesana-sini tak kunjung sembuh, hingga akhirnya jatuh miskin.
Menyimak cerita diatas, kita bisa memetik hikmahnya, yaitu diantara kaya dan miskin, yang terpenting adalah kekayaan hati. Kaya harta namun miskin hati, akan membuat kita sengsara pada akhirnya. Sebaliknya, walaupun kita miskin harta, namun apabila kita memiliki kekayaan hati, ini akan mengantarkan kita pada kebahagiaan.
Bagaikan membuat sebuah kolam, kita buat kolam bagus, hingga pada akhirnya ikan-ikan dapat tumbuh berkembang dengan baik, demikian juga keadaannya dengan kehidupan kita, hati diibaratkan sebuah kolam, jika kita perhatikan dan rawat dengan baik, niscaya pada akhirnya akan mendatangkan kebahagiaan lahir dan bathin.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Antara Kaya dan Miskin,
Di Bali ada sebuah cerita rakyat yang mengisahkan kehidupan antara seorang ibu yang kaya dan seorang ibu yang miskin ( Dalam Bahasa Bali Berjudul, "Men Sugih dan Men Tiwas" ).
Si Ibu yang kaya ini, hidupnya bergelimang harta benda, namun sayang hatinya kurang baik. Dia amat sombong, suka pamer kekayaan dan suka mengejek orang miskin.
Lain halnya Si Ibu yang miskin ini, hidupnya amat sederhana, dia miskin harta benda, namun hatinya amat baik. Dia selalu bersyukur pada Tuhan, suka menolong orang lain, walaupun hidupnya amat susah.
Pada suatu hari, Si Ibu yang miskin ini, pergi ke hutan mencari kayu bakar. Didalam hutan dia bertemu dengan seekor kijang, kemudian kijang itu berbicara kepada Si Ibu yang miskin untuk mengambil harta didalam perutnya. Lalu diambil harta itu, ternyata berupa emas dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga Si Ibu yang miskin ini, hidupnya berubah menjadi kaya dan bahagia.
Melihat hal ini, timbul perasaan iri pada Si Ibu yang kaya dan berusaha mencari tahu, dimana Si Ibu yang miskin ini mendapatkan harta yang begitu banyak.
Karena didorong oleh keserakahannya, dia mengikuti jejak Si Ibu yang miskin, pergi ke hutan mencari kijang tersebut. Kemudian kijang tersebut menyuruh Si Ibu yang kaya ini untuk mengambil harta melalui lobang pantatnya. Namun malang tak dapat ditolak, ketika Si Ibu yang kaya ini memasukkan tangannya ke lobang pantat kijang itu, tiba-tiba kijang itu mengeraskan pantatnya dan berlari menyeret Si Ibu yang kaya ini, hingga terluka.
Setelah kejadian ini, Si Ibu yang kaya ini, menjadi sakit-sakitan, berobat kesana-sini tak kunjung sembuh, hingga akhirnya jatuh miskin.
Menyimak cerita diatas, kita bisa memetik hikmahnya, yaitu diantara kaya dan miskin, yang terpenting adalah kekayaan hati. Kaya harta namun miskin hati, akan membuat kita sengsara pada akhirnya. Sebaliknya, walaupun kita miskin harta, namun apabila kita memiliki kekayaan hati, ini akan mengantarkan kita pada kebahagiaan.
Bagaikan membuat sebuah kolam, kita buat kolam bagus, hingga pada akhirnya ikan-ikan dapat tumbuh berkembang dengan baik, demikian juga keadaannya dengan kehidupan kita, hati diibaratkan sebuah kolam, jika kita perhatikan dan rawat dengan baik, niscaya pada akhirnya akan mendatangkan kebahagiaan lahir dan bathin.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Kamis, 17 Januari 2013
Tirthayatra ke Candi Ceto
Om Siwa Buddhaya Namah,
Tirthayatra ke Candi Ceto,
Lokasi : Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah.
Tirthayatra ke Candi Ceto,
Lokasi : Dusun Ceto, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah.
Om Shanti Shanti Shanti Om
Senin, 14 Januari 2013
Sekuntum Bunga Mawar
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sekuntum Bunga Mawar,
Betapa indahnya sekuntum bunga mawar sebagai ungkapan rasa kasih sayang, membuat senang hati setiap orang yang menerimanya.
Sekuntum bunga mawar adalah sebuah keindahan yang ada di dunia fana ini. Dia muncul dari sebuah tanaman yang berduri. Dilihat dari bentuk tanamannya nampaknya biasa-biasa saja, bahkan cendrung menakutkan dengan duri-durinya yang tajam. Kalau tidak berhati-hati dalam memetiknya, tangan bisa luka terkena duri. Namun atas Kebesaran Tuhan, dari tanaman itu muncul bunga-bunga mawar yang indah mempesona. Bahkan pada saat Hari Vellentine, Hari Kasih sayang sebagian besar orang mengungkapkannya dengan bunga mawar.
Betapa indahnya bunga mawar ini, membikin hati jadi senang. Dalam dunia yang fana ini, banyak terdapat kesenangan-kesenangan hidup, yang baik bila kita nikmati dengan bijaksana, karena seperti halnya bunga mawar, dibalik kesenangan-kesenangan hidup, banyak terdapat duri-duri tajam yang siap melukai kita, apabila kita tidak bijaksana dalam menikmati kesenangan-kesenangan duniawi.
Sebuah kunci agar kita tidak terluka akibat duri-duri kehidupan, yaitu seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha," Kembangkanlah cinta kasih kepada sesama mahluk hidup, karena cinta kasih adalah sebuah keindahan. Janganlah melekat dengan kesenangan-kesenangan duniawi, karena kondisi di dunia fana ini adalah tidak kekal adanya, selalu berubah dan tidak memuaskan. Selalu bersyukur dan nikmati hidup ini dalam belaian kasih sayang yang abadi ".
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai senantiasa. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Sekuntum Bunga Mawar,
Betapa indahnya sekuntum bunga mawar sebagai ungkapan rasa kasih sayang, membuat senang hati setiap orang yang menerimanya.
Sekuntum bunga mawar adalah sebuah keindahan yang ada di dunia fana ini. Dia muncul dari sebuah tanaman yang berduri. Dilihat dari bentuk tanamannya nampaknya biasa-biasa saja, bahkan cendrung menakutkan dengan duri-durinya yang tajam. Kalau tidak berhati-hati dalam memetiknya, tangan bisa luka terkena duri. Namun atas Kebesaran Tuhan, dari tanaman itu muncul bunga-bunga mawar yang indah mempesona. Bahkan pada saat Hari Vellentine, Hari Kasih sayang sebagian besar orang mengungkapkannya dengan bunga mawar.
Betapa indahnya bunga mawar ini, membikin hati jadi senang. Dalam dunia yang fana ini, banyak terdapat kesenangan-kesenangan hidup, yang baik bila kita nikmati dengan bijaksana, karena seperti halnya bunga mawar, dibalik kesenangan-kesenangan hidup, banyak terdapat duri-duri tajam yang siap melukai kita, apabila kita tidak bijaksana dalam menikmati kesenangan-kesenangan duniawi.
Sebuah kunci agar kita tidak terluka akibat duri-duri kehidupan, yaitu seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha," Kembangkanlah cinta kasih kepada sesama mahluk hidup, karena cinta kasih adalah sebuah keindahan. Janganlah melekat dengan kesenangan-kesenangan duniawi, karena kondisi di dunia fana ini adalah tidak kekal adanya, selalu berubah dan tidak memuaskan. Selalu bersyukur dan nikmati hidup ini dalam belaian kasih sayang yang abadi ".
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai senantiasa. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Sabtu, 12 Januari 2013
Keseimbangan Alam
Om Siwa Buddhaya Namah,
Keseimbangan Alam,
Sebuah nyanyian sederhana terdengar diantara riangnya tawa ria anak-anak pada sebuah sekolah taman kanak-kanak. Riangnya canda tawa ria anak-anak tersebut membuat hatiku turut larut dalam kegembiraan itu.
Ketika semua itu berlalu, kini aku teringat kembali akan lirik lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak tersebut, diantaranya yang kuingat adalah :
" Puk ame-ame, belalang kupu-kupu, siang makan nasi kalo malam minum susu, susu dari sapi, sapi minta rumput, rumput dari gunung, gunung minta hujan, hujan dari langit ..... dst."
Bagiku lirik lagu yang sederhana itu, memiliki makna yang teramat dalam. Siklus perputaran energi pada alam semesta ini sesungguhnya amat teratur apabila didukung oleh kondisi bumi yang seimbang.
Air laut yang menguap terkena panas matahari, kemudian berkumpul dilangit terbawa hembusan angin, kemudian turun menyirami bumi dalam bentuk air hujan. Bumi menerima air tersebut, kemudian menyalurkannya ke sungai-sungai, danau-danau dan lain sebagainya. Sebagiannya lagi disimpan lewat akar-akar pohon, untuk kemudian dikeluarkan lewat mata air pada musim kemarau.
Air, panas matahari, udara, tanah yang subur amat dibutuhkan oleh tanaman agar bisa tumbuh dengan subur. Begitu juga hewan agar bisa tumbuh sehat dan gemuk amat memerlukan tanaman yang subur. Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup, manusia memerlukan semuanya itu.
Diantara ciptaan Tuhan, hanya manusia yang dikarunai akal budi, dengan maksud agar manusia bisa mengendalikan tumbuhan, hewan, air dan lain sebagainya, agar tetap seimbang, sehingga kelangsungan hidup manusia beserta mahluk hidup lainnya dapat berjalan dengan seimbang.
Mengingat lirik lagu tersebut diatas, kita bisa belajar dari anak-anak yang masih polos dan murni, yaitu," Kalau kita ingin selalu makan nasi, minum susu serta kebutuhan hidup lainnya selalu terpenuhi, marilah kita memelihara tanaman di gunung, memelihara sungai, danau, lautan serta kekayaan alam lainnya dalam keseimbangan pertumbuhannya ".
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai selalu. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Keseimbangan Alam,
Sebuah nyanyian sederhana terdengar diantara riangnya tawa ria anak-anak pada sebuah sekolah taman kanak-kanak. Riangnya canda tawa ria anak-anak tersebut membuat hatiku turut larut dalam kegembiraan itu.
Ketika semua itu berlalu, kini aku teringat kembali akan lirik lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak tersebut, diantaranya yang kuingat adalah :
" Puk ame-ame, belalang kupu-kupu, siang makan nasi kalo malam minum susu, susu dari sapi, sapi minta rumput, rumput dari gunung, gunung minta hujan, hujan dari langit ..... dst."
Bagiku lirik lagu yang sederhana itu, memiliki makna yang teramat dalam. Siklus perputaran energi pada alam semesta ini sesungguhnya amat teratur apabila didukung oleh kondisi bumi yang seimbang.
Air laut yang menguap terkena panas matahari, kemudian berkumpul dilangit terbawa hembusan angin, kemudian turun menyirami bumi dalam bentuk air hujan. Bumi menerima air tersebut, kemudian menyalurkannya ke sungai-sungai, danau-danau dan lain sebagainya. Sebagiannya lagi disimpan lewat akar-akar pohon, untuk kemudian dikeluarkan lewat mata air pada musim kemarau.
Air, panas matahari, udara, tanah yang subur amat dibutuhkan oleh tanaman agar bisa tumbuh dengan subur. Begitu juga hewan agar bisa tumbuh sehat dan gemuk amat memerlukan tanaman yang subur. Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup, manusia memerlukan semuanya itu.
Diantara ciptaan Tuhan, hanya manusia yang dikarunai akal budi, dengan maksud agar manusia bisa mengendalikan tumbuhan, hewan, air dan lain sebagainya, agar tetap seimbang, sehingga kelangsungan hidup manusia beserta mahluk hidup lainnya dapat berjalan dengan seimbang.
Mengingat lirik lagu tersebut diatas, kita bisa belajar dari anak-anak yang masih polos dan murni, yaitu," Kalau kita ingin selalu makan nasi, minum susu serta kebutuhan hidup lainnya selalu terpenuhi, marilah kita memelihara tanaman di gunung, memelihara sungai, danau, lautan serta kekayaan alam lainnya dalam keseimbangan pertumbuhannya ".
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai selalu. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Rabu, 09 Januari 2013
Kekuatan Sebuah Pohon
Om Siwa Buddhaya Namah,
Kekuatan Sebuah Pohon,
Hari ini angin berhembus cukup kencang, hembusannya begitu kuat menerpa tubuh ini, hingga terasa sedikit berguncang. Kemacetan akibat antrean panjang kendaraan terjadi pada sebuah ruas jalan, ketika aku melintas sampai pada ujung kemacetan, ternyata ada sebuah pohon yang cukup besar tumbang, jatuh melintang menghalangi jalan tersebut.
Sebuah pohon yang nampaknya cukup besar belum tentu kuat menahan terpaan angin kencang, karena kekuatan pohon terletak pada akarnya. Akar yang kurang dalam dan rapuh tidak akan kuat menahan keseimbangan sebuah pohon.
Demikian juga keadaan kita sebagai manusia, badan jasmani yang nampak ibaratnya sebuah pohon, dengan kekuatan akarnya yaitu bathin.
Pada lapisan terluar bathin adalah pikiran, kemudian setelah masuk kedalamnya terdapat perasaan, dan pada lapisan yang teramat dalam terdapat hati dan jiwa.
Pada lapisan bathin yang terluar yaitu pikiran, manusia menjadi rapuh dalam menahan badai kehidupan, karena segala permasalahan hidup yang ada diluar, bersumber dari dalam pikiran yang dikendalikan oleh hawa nafsu.
Pada lapisan perasaan, suka dan duka dalam kehidupan tak dapat dihindarkan, namun apabila hati mengerti serta menerima keadaan ini maka jiwa kita akan damai dan bahagia.
Bagaikan akar yang kuat dan dalam, pada lapisan yang terdalam ini terdapat kebijaksanaan, dimana manusia menjadi kuat menahan badai kehidupan, karena telah mengatasi keadaan suka dan duka, serta selalu diliputi oleh kedamaian dan kebahagiaan.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Kekuatan Sebuah Pohon,
Hari ini angin berhembus cukup kencang, hembusannya begitu kuat menerpa tubuh ini, hingga terasa sedikit berguncang. Kemacetan akibat antrean panjang kendaraan terjadi pada sebuah ruas jalan, ketika aku melintas sampai pada ujung kemacetan, ternyata ada sebuah pohon yang cukup besar tumbang, jatuh melintang menghalangi jalan tersebut.
Sebuah pohon yang nampaknya cukup besar belum tentu kuat menahan terpaan angin kencang, karena kekuatan pohon terletak pada akarnya. Akar yang kurang dalam dan rapuh tidak akan kuat menahan keseimbangan sebuah pohon.
Demikian juga keadaan kita sebagai manusia, badan jasmani yang nampak ibaratnya sebuah pohon, dengan kekuatan akarnya yaitu bathin.
Pada lapisan terluar bathin adalah pikiran, kemudian setelah masuk kedalamnya terdapat perasaan, dan pada lapisan yang teramat dalam terdapat hati dan jiwa.
Pada lapisan bathin yang terluar yaitu pikiran, manusia menjadi rapuh dalam menahan badai kehidupan, karena segala permasalahan hidup yang ada diluar, bersumber dari dalam pikiran yang dikendalikan oleh hawa nafsu.
Pada lapisan perasaan, suka dan duka dalam kehidupan tak dapat dihindarkan, namun apabila hati mengerti serta menerima keadaan ini maka jiwa kita akan damai dan bahagia.
Bagaikan akar yang kuat dan dalam, pada lapisan yang terdalam ini terdapat kebijaksanaan, dimana manusia menjadi kuat menahan badai kehidupan, karena telah mengatasi keadaan suka dan duka, serta selalu diliputi oleh kedamaian dan kebahagiaan.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Jumat, 04 Januari 2013
Bumiku Tercinta
Om Siwa Buddhaya Namah,
Bumiku tercinta,
Para sahabat yang terkasih, pada kesempatan ini saya akan mencoba mengungkapkan sebuah rahasia yang terpendam dibalik kejadian-kejadian buruk yang menimpa Bumi kita yang tercinta.
Bencana alam yang datang silih berganti, mulai dari angin topan, badai dahsyat, gempa bumi, naiknya air laut kedaratan, gunung meletus sampai dengan berbagai keributan-keributan yang terjadi dimana-dimana.
Kalau diperhatikan dengan seksama, seolah-olah Bumi tidak lagi bersahabat dengan kita, bahkan Belaiu telah menunjukkan kemurkaannya, dengan memberikan hukuman berat kepada kita.
Kemudian muncul pertanyaan dibenak, " Apakah benar demikian adanya, ataukah kita yang tidak mengerti akan kehendak Bumi ? " Tidak henti- hentinya eksploitasi terhadap Bumi, tanpa memperhatikan keseimbangannya, menyebabkan Bumi tidak lagi seimbang.
Sebenarnya kalau kita perhatikan dengan kejernihan nurani, sesungguhnya Bumi ini adalah Ibu Kandung kita sendiri. Cobalah perhatikan ketika kita bangun pagi, kemudian kita minum segelas kopi hangat hingga badan kita terasa segar. Apa yang ada dibenak kita, apakah kita dapat mensyukuri hal ini ? Siapakah yang menyebabkan pohon kopi ini dapat berbuah ?
Kita manusia hanya bisa menanam serta memelihara pohon kopi, namun yang membesarkan hingga pohon dapat berbuah adalah Bumi. Ketika kita tertidur pulas dimalam hari, Bumi terus bekerja memelihara pohon kopi itu setiap saat hingga bebuah dengan lebat. Berkat Kasih Sayang Bumi, kita dapat menikmati kopi dipagi hari, makanan yang enak sepanjang hari serta berbagai kenikmatan hidup lainnya.
Hal ini tidak dapat kita nikmati apabila Bumi tidak menyayangi kita. Setelah menyadari hal ini, apakah semestinya yang kita lakukan terhadap Bumi ? Bumi tiada bedanya dengan kita manusia, apa yang terdapat pada manusia terdapat pula pada Bumi. Manusia adalah alam yang kecil sedangkan Bumi adalah alam yang besar. Semua unsur-unsur yang ada pada manusia terdapat pula pada Bumi.
Sesungguhnya kita sebagai manusia sangat membutuhkan kasih sayang Bumi bagaikan kasih sayang seorang Ibu, begitu pula sebaliknya Bumi amat membutuhkan perhatian manusia, bagaikan seorang Ibu yang merindukan perhatian anaknya.
Bumi sebenarnya tidak menuntut banyak kepada manusia, hanya sedikit perhatian sebagai wujud terimakasih kita terhadap-Nya. Wujudkanlah terimakasih kita dalam tindakan yang membuat Bumi senang, bagaikan seorang Ibu yang tersenyum bahagia, dia akan memberikan apa saja yang kita minta, perlindungan, kasih sayang serta kebahagiaan.
Semoga kita semua dapat menyadari hal ini, memperlakukan Bumi sebagai Seorang Ibu, merawat serta memperhatikan Bumi dengan kasih sayang, niscaya kesejahteraan lahir bathin akan meliputi kita semua.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Bumiku tercinta,
Para sahabat yang terkasih, pada kesempatan ini saya akan mencoba mengungkapkan sebuah rahasia yang terpendam dibalik kejadian-kejadian buruk yang menimpa Bumi kita yang tercinta.
Bencana alam yang datang silih berganti, mulai dari angin topan, badai dahsyat, gempa bumi, naiknya air laut kedaratan, gunung meletus sampai dengan berbagai keributan-keributan yang terjadi dimana-dimana.
Kalau diperhatikan dengan seksama, seolah-olah Bumi tidak lagi bersahabat dengan kita, bahkan Belaiu telah menunjukkan kemurkaannya, dengan memberikan hukuman berat kepada kita.
Kemudian muncul pertanyaan dibenak, " Apakah benar demikian adanya, ataukah kita yang tidak mengerti akan kehendak Bumi ? " Tidak henti- hentinya eksploitasi terhadap Bumi, tanpa memperhatikan keseimbangannya, menyebabkan Bumi tidak lagi seimbang.
Sebenarnya kalau kita perhatikan dengan kejernihan nurani, sesungguhnya Bumi ini adalah Ibu Kandung kita sendiri. Cobalah perhatikan ketika kita bangun pagi, kemudian kita minum segelas kopi hangat hingga badan kita terasa segar. Apa yang ada dibenak kita, apakah kita dapat mensyukuri hal ini ? Siapakah yang menyebabkan pohon kopi ini dapat berbuah ?
Kita manusia hanya bisa menanam serta memelihara pohon kopi, namun yang membesarkan hingga pohon dapat berbuah adalah Bumi. Ketika kita tertidur pulas dimalam hari, Bumi terus bekerja memelihara pohon kopi itu setiap saat hingga bebuah dengan lebat. Berkat Kasih Sayang Bumi, kita dapat menikmati kopi dipagi hari, makanan yang enak sepanjang hari serta berbagai kenikmatan hidup lainnya.
Hal ini tidak dapat kita nikmati apabila Bumi tidak menyayangi kita. Setelah menyadari hal ini, apakah semestinya yang kita lakukan terhadap Bumi ? Bumi tiada bedanya dengan kita manusia, apa yang terdapat pada manusia terdapat pula pada Bumi. Manusia adalah alam yang kecil sedangkan Bumi adalah alam yang besar. Semua unsur-unsur yang ada pada manusia terdapat pula pada Bumi.
Sesungguhnya kita sebagai manusia sangat membutuhkan kasih sayang Bumi bagaikan kasih sayang seorang Ibu, begitu pula sebaliknya Bumi amat membutuhkan perhatian manusia, bagaikan seorang Ibu yang merindukan perhatian anaknya.
Bumi sebenarnya tidak menuntut banyak kepada manusia, hanya sedikit perhatian sebagai wujud terimakasih kita terhadap-Nya. Wujudkanlah terimakasih kita dalam tindakan yang membuat Bumi senang, bagaikan seorang Ibu yang tersenyum bahagia, dia akan memberikan apa saja yang kita minta, perlindungan, kasih sayang serta kebahagiaan.
Semoga kita semua dapat menyadari hal ini, memperlakukan Bumi sebagai Seorang Ibu, merawat serta memperhatikan Bumi dengan kasih sayang, niscaya kesejahteraan lahir bathin akan meliputi kita semua.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Langganan:
Postingan (Atom)