Jumat, 28 Juni 2013

Kelahiran



Om Siwa Buddhaya Namah,

Tangis bayi malam itu memecah kesunyian, terdengar hingga sampai keruang tunggu pada sebuah rumah sakit bersalin. Tangisan yang selama ini kutunggu dengan penuh kerinduan akan hadirnya seorang bayi yang munggil, polos dan lucu. Tangisan itu menyentuh hatiku hingga menetes air mata haru kepangkuan Ibu Pertiwi.
Sembilan bulan menunggu didalam kandungan hingga detik-detik menegangkan menjelang kelahiran. Kini seorang bayi telah lahir, buah hatiku yang aku rindukan dan harapkan kelahirannya untuk bersama-sama mengisi hari-hariku.
Seorang anak telah terlahir, kusyukuri sebagai Karunia Tuhan yang tak terhingga, karena sebuah kelahiran adalah awal proses dimana kita mendapatkan sebuah kepercayaan untuk mengasuh seorang anak manusia yang polos dan lugu untuk diisi bagaikan kain kanvas yang putih bersih tempat menuangkan rasa menjadikan sebuah sebuah lukisan yang indah dan mengagumkan.
Anakku yang kusayangi sepenuh hatiku, kini tangisanmu telah mengisi hari-hari kita bersama, mengusir kesepian hatiku dan kini 42 hari usiamu, engkau selalu kudoakan, semoga engkau tumbuh menjadi anak yang sehat, cantik dan baik hati, semoga Tuhan selalu memberkatimu.   
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.

Kamis, 27 Juni 2013

Olah Rasa

Om Siwa Buddhaya Namah,

" Dari yakinku teguh, hati ikhlasku penuh atas Karunia-Mu ".  
Sahabatku yang terkasih, saat ini di tempat kediamanku sedang turun hujan. Hujan yang turun tidak terlalu deras, namun kucuran air dari Langit cukup untuk membasahi Bumi ini, hingga kesejukanpun telah hadir disini, menggantikan gerah dan menyeka keringat dengan hembusan sejuknya Sang Bayu yang mengiringinya.
Tatkala kesegaran mulai merasuki raga ini, rasapun mulai muncul samar-samar hingga sampai kepermukaan, bagaikan kemunculan bunga teratai dari air kolam yang bening, sejuk dan segar.
Tersenyum dan bersyukur adalah kata-kata yang terucap dari sanubari terdalam atas segala Karunia-Mu. Bukan karena segenggam emas yang turun dari langit ataupun hujan uang dari langit, karena semua itu adalah sahabat daripada keserakahan, tetapi rasa yang nyaman, rasa yang damai dan bahagia itulah yang utama, karena semua itu adalah sahabat kita yang sejati, yang selalu menemani kemanapun kita pergi, ke desa, ke kota, ke lautan, ke langit dan bahkan hingga sampai ke surga.
Langit tersenyum tatkala hujan reda dan cah'ya mentaripun mulai bersemi, tersemai benih-benih kasih dalam rasa yang sejati, seiring berseminya dedaunan, bunga-bunga, pepohan dan kupu-kupu dengan aneka warna yang indah beterbangan, kumbang-kumbang tak ketinggalan mencari sari bunga dan burung-burung yang bernyanyi merdu mengiringi hadirnya kesejukan bersama cinta yang bersemi di hati dalam olah rasa yang penuh kelembutan.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.

Rabu, 26 Juni 2013

Damai Sejahtera


Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, setiap orang di dunia ini menginginkan agar hidupnya sejahtera. Sejahtera adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa nyaman, merasa bahagia, tidak kekurangan sesuatu apapun didalam hidupnya. Keadaan ini sulit untuk diukur, karena ukuran kebahagiaan tiap-tiap orang berbeda-beda. Ada yang merasa bahagia apabila dia telah memiliki istri yang cantik, anak-anak, rumah yang mewah, mobil mewah dan harta benda yang lainnya. Namun ada pula yang merasa bahagia dalam kesederhanaan harta benda secukupnya, namun hatinya damai, batinnya tentram.
Sahabatku, dijaman modern sekarang ini, banyak kita saksikan para konglomerat, orang yang kaya raya, berlimpah harta benda, memilki istri yang cantik, anak-anak, mendapat kedudukan yang tinggi dalam jabatan, namun hidupnya selalu resah, gelisah, tidak tenang, tidak damai, tidak bahagia, karena dibalik harta yang berlimpah itu dia merasa selalu kekurangan, selalu ingin memiliki yang lebih, selalu dikejar waktu, kehabisan waktu dan tenaga untuk mengejar harta benda yang lebih banyak lagi.
Keadaan seperti ini tidak beda dengan seekor kucing yang mengejar ekornya sendiri, berputar-putar, tidak akan pernah bertemu dengan kebahagiaan itu sendiri. Disisi lain  adalah kurangnya perhatian terhadap istri dan anak-anak, mereka hanya diberi harta, uang yang banyak, namun tidak pernah mendapatkan kasih sayang. Istri dan anak-anak bukanlah mainan ataupun harta benda yang bisa dibeli dengan uang, namun dia adalah manusia ciptaan Tuhan yang dipertemukan dengan kita untuk mendapatkan perhatian, kasih sayang dan kebahagiaan.
Akibat kurangnya kasih sayang, maka istri bisa selingkuh, anak-anak broken home, kebut-kebutan dijalan raya, menjadi anggota geng yang tidak benar, berkelahi dijalanan dan bahkan bisa terjerumus pergaulan bebas hingga terjebak penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkotika, ekstasi dan lain-lainnya. Keadaan ini amatlah menyedihkan, tidak mungkin kita mendapatkan kesejahteraan dengan cara seperti ini.
Sahabatku, ada sebuah keluarga yang hidupnya sangat sederhana, namun dia memiliki rasa bersyukur atas Anugerah Tuhan, memiliki banyak waktu untuk berbagi keceriaan bersama istri dan anak-anak, bermain, bercanda ria, menikmati kehidupan ini dengan saling mengasihi dan menyayangi satu dengan yang lainnya. Mereka saling mendukung satu dengan yang lainnya, saling memotivasi apabila ada salah satu anggota keluarga  yang duka, saling bahu membahu didalam berusaha mendapatkan harta benda dan tidak lupa menolong orang lain sesuai kemampuannya, berpikiran selalu positif hingga tawa ria tidak pernah lepas sepanjang hidupnya.
Sahabatku, sedih, isak tangis, tertekan, stress adalah akibat kita terlalu mendewakan uang, menganggap uang adalah segalanya, menganggap uang adalah satu-satunya sumber kebahagiaan, sumber kesejahteraan. Dalam kedamaian, kejernihan hati ini kita bisa memandang dunia ini lebih luas, melihat dengan bijaksana bahwa ada sumber kebahagiaan yang lain yaitu  Kasih Tuhan. Dalam Belaian Kasih Nan Suci Murni, kita akan merasakan bahwa harta benda duniawi hanyalah titipan Tuhan untuk kita dapat berbagi kebahagiaan dengan sesama, karena dengan berbagi akan membuat orang lain tersenyum dan Tuhanpun pasti akan tersenyum pula karena pada dalam diri setiap orang terdapat Kasih Tuhan. Apabila Tuhan telah tersenyum, maka hati ini menjadi damai, terang jiwa terang dunia, terang jalan hidup ini menuju kebahagiaan yang sejati, sejahtera lahir bathin.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.    

Air Mengalir


Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, marilah kita sejenak memperhatikan air sungai yang mengalir. Aliran airnya nampak berbeda-beda, kadang nampak tenang dan mengalir pelan, kadang mengalir deras dan bergelombang, kadang berkumpul disuatu tempat karena ada benda yang menghalanginya, kemudian berusaha mencari celah keluar hingga akhirnya berhasil menjebol benda yang menghalanginya dengan energi yang sangat kuat. Demikianlah keadaan air sungai yang bergerak mengikuti energi yang mendorongnya. Apabila energi yang mendorongnya pelan, maka dia akan bergerak pelan, apabila energi yang mendorongnya kuat, maka dia akan bergerak kencang, apabila ada yang menghalanginya, maka dia akan mengumpulkan energinya, untuk kemudian mencari celah hingga menghancurkan penghalangnya. 
Dalam kemurniannya, air tersebut sebenarnya tenang dan damai, tetapi apabila ada energi yang menyentuhnya, maka dia akan bereaksi secara alami, mengikuti kehendak alam, bisa lembut, bisa keras, bisa lurus, bisa berputar dan bahkan bisa menghempas.
Belajar dari alam, kita hendaknya berusaha untuk dapat memiliki ketenangan dan kedamaian. Dalam keadaan tenang dan damai, kita menjadi waspada, dapat diam ataupun bereaksi secara bijaksana didalam menghadapi kehidupan dengan segala keadaan yang mesti dihadapi. 
" Menyadari diri sendiri adalah hal yang utama, menyadarkan orang lain adalah kewajiban ". Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.


Jumat, 21 Juni 2013

Garis Lurus


Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, garis lurus adalah garis yang mengarah kekiri, kekanan, keatas, kebawah ataupun kemana saja arahnya, kita buat garis itu lurus, tidak bengkak-bengkok ataupun melingkar. Misalkan kita ingin bergerak dari A ke B, kita tinggal membuat garis itu lurus dari A ke B, maka kita akan mendapatkan jarak yang terdekat. Dengan membuat garis lurus, maka kita akan mencapai tujuan dengan cepat.
Sahabatku, didalam gambaran ataupun teori, kita dengan mudah membuat garis lurus untuk dapat mencapai tujuan kita. Namun kenyataan didalam kehidupan ini tidak semudah itu, tidak seperti kita membalikkan telapak tangan. Banyak permasalahan-permasalahan yang menghalangi tujuan yang hendak kita capai. 
Garis lurus yang kita rencanakan, hendaknya tidak kaku didalam pelaksanaannya, sebab jika kita kaku, maka kita akan mengalami banyak benturan-benturan yang dapat mengakibatkan kegagalan. Walaupun demikian, hendaknya juga kita tidak lari dan ketakutan didalam menghadapi permasalahan, karena bagaimanapun sukarnya permasalahan tersebut, kita pasti dapat mengatasinya, asalkan kita memiliki keberanian dan kebijaksanaan didalam menghadapinya.
Energi negatif  yang menghalangi adalah sebuah kekuatan yang berasal dari alam semesta, kita dapat mengatasinya dengan cara mengikuti kehendaknya sambil perlahan-lahan melemahkan dengan mengarahkan pada sebuah titik, hingga energi tersebut menjadi netral dan tidak dapat bergerak lagi.
Demikianlah kekuatan, keberanian dan kebijaksanaan didalam mengatasi berbagai masalah didalam kehidupan ini, bagaikan gerak air yang dapat melewati berbagai macam rintangan yang menghadang.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
.  

Jumat, 14 Juni 2013

Budaya Hormat

Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, setiap pemimpin akan merasa senang apabila dihormati. Hormat adalah suatu bentuk penghargaan yang bukan dalam bentuk materi, tetapi ia lebih menyentuh hati dan dapat dirasakan secara mendalam, berupa kepuasan bathin. 
Seorang pemimpin akan berwibawa apabila dia dihormati oleh rakyatnya. Rasa hormat itu akan tumbuh apabila dia bisa mengambil hati orang-orang yang dipimpinnya. Memiliki sikap tenggang rasa, yaitu ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang dipimpinnya, akan membuat seorang pemimpin menjadi bijaksana.
Setiap keputusan yang akan diambil hendaknya dipertimbangkan secara matang, bukan hanya dalam bentuk perhitungan angka-angka ataupun perhitungan untung rugi, melainkan kepekaan untuk selalu mendengarkan kata hati.
Suara hati adalah suara rakyat yang mesti didengarkan, karena suara hati rakyat adalah getaran yang mampu mengikat tali kasih antara pemimpin dan rakyatnya.
Seorang pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya, akan menjadi kuat, bagaikan hutan yang melindungi singa dari para pemburu. Demikian pula sebaliknya, seorang pemimpin yang mencintai rakyatnya, bagaikan singa yang menjaga hutan dari para penebang liar.
Hubungan yang harmonis antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin adalah tali kasih yang terjalin erat bagaikan simbiosis mutualisme yang sulit untuk untuk ditembus oleh pihak lawan, karena kekuatannya terletak dihati dan rasa. Dengan kata lain, cinta yang telah terbentuk antara pemimpin dan rakyatnya, adalah sebuah kekuatan besar untuk dapat melangkah menjadi Bangsa yang Besar.
Bangsa yang besar adalah Bangsa Kuat, yang memiliki Budaya Hormat, saling menghargai antara pemimpin dan rakyatnya, memiliki rasa percaya diri untuk melangkah maju bersama, berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, dengan satu tekad bulat, untuk Negeri Tercinta.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om. 

Minggu, 09 Juni 2013

Seruling Merdu Dari Padang Gersang


Om Siwa Buddhaya Namah,

Di padang gersang nan tandus, panas terik mentari terasa dekat diatas kepala. Angin yang biasanya berhembus sejukpun, terasa panas menyengat kulit. Disekeliling, sepanjang mata memandang, yang terlihat hanyalah bebatuan, rumput dan semak belukar yang kering, gersang dan tandus. Ketika angin kencang berhembus, debu-debu beterbangan, membuat jarak pandang semakin pendek dan terasa perih. 
Disaat seperti itu, hal terbaik untuk dikerjakan adalah mencari tempat berteduh, minum seteguk air, kemudian duduk tegak lurus, sambil pejamkan mata perlahan-lahan, merilekskan seluruh tubuh, tersenyum dan larut dalam meditasi, pasrah pada Kehendak Alam Semesta, mendoakan kebahagiaan diri sendiri, keluarga, sahabat serta semua mahluk hidup, karena pada dasarnya kita semua menginginkan kebahagiaan. 
Alam penuh kasih, apabila kita mendoakan kebahagiaan, maka Beliau akan merespon dengan kebahagiaan pula, begitu juga sebaliknya.
Di padang gersang nan tandus, tentunya kita mengharapkan serta mendoakan turunnya hujan, atau setidaknya tetesan-tetesan embun yang bisa membasahi serta menyejukkan rerumputan serta semua mahluk hidup disekitarnya. 
Bagaikan padang gersang nan tandus, demikianlah keadaan pikiran yang diliputi oleh kecemasan, kegelisahan, ketakutan, setress, kemarahan yang diakibatkan oleh kebencian, keserakahan dan kegelapan bathin. Dalam keadaan seperti ini, hal yang terbaik untuk dilakukan adalah mencari, "Dharma" sebagai tempat berteduh, kemudian minum segelas air "Kepasrahan" dan mendoakan turunya tetesan-tetesan embun "Cinta dan Kasih sayang".
Bagaikan nyanyian seruling nan merdu, menyentuh hati dan pikiran hingga meneteskan air mata haru kepangkuan Ibu Pertiwi, demikianlah Kasih Alam Semesta, menjawab setiap Doa yang dipanjatkan oleh umatnya dengan ketulusan dan keikhlasan hati.
Semoga angin berhembus sejuk, semoga hujan turun tepat waktunya, semoga para petani mendapatkan hasil panen yang melimpah, semoga para pemimpin berlaku jujur dan adil, semoga Negeri ini Damai dan Sejahtera.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.