Senin, 05 Mei 2014

Burung Dalam Sangkar


Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, betapa merdunya nyanyian burung-burung di pagi hari, kicauannya membikin pagi yang indah menjadi semakin indah mengiringi bangkitnya orang-orang dari lelapnya tidur menjadi bersemangat menyongsong hari-hari nan penuh harapan. Aku suka mendengar kicauan burung-burung yang hinggap didahan, melompat kesana-kemari, kemudian terbang bebas di udara. Namun ada burung-burung yang bernyanyi dalam sangkar. Dia bernyanyi, suaranya merdu, matanya bebas memandang dunia luar, namun sayang badannya masih terkurung di dalam sangkar. Dia tidak bisa terbang menikmati sejuknya udara di luar, walaupun ada keinginan untuk terbang ke luar, namun dia hanya melompat-lompat di dalam sangkar, terkurung dan merana menyaksikan burung-burung lain yang bebas terbang di luar sana.
Penderitaan yang dialami oleh burung dalam sangkar keadaannya mirip dengan keadaan kita sebagai manusia. Kita memiliki Jiwa yang suci, murni, damai dan bahagia, yang bisa terbang menikmati kebebasan, namun sayang dia masih terbelenggu didalam badan jasmani ini. Dalam belenggu Jasmani ini, rohani ini menjadi gelap, dia menderita karena masih terkurung dalam sangkar. Walaupun ingin keluar dan menikmati kebebasan namun belenggu ini masih terlalu kuat untuk dilewati, jalan yang dilalui masih terlalu gelap. Dia perlu kekuatan untuk menerobos belenggu ini dan dia juga perlu pelita untuk menerangi jalan ini.
Sahabatku, dimanakah kita bisa mendapatkan kekuatan serta mencari pelita untuk menerangi jalan kehidupan ini ? Kita tidak bisa mencarinya diluar, karena dia sesungguhnya berada didalam. Kita mesti bersyukur, karena Tuhan Maha Pengasih, Beliau sesungguhnya telah memberikan Anugerah kepada setiap manusia sebuah pelita serta kekuatan agar kita bisa melewati lorong-lorong gelap didalam kehidupan ini dengan aman dan selamat. Kekuatan itu terdapat pada keyakinan dan pelita itu berada di hati kita semua.
Setiap orang akan menjadi kuat apabila dia memiliki keyakinan yang benar, keyakinan bahwa perbuatan baik akan membawa kita menuju kebahagiaan serta perbuatan buruk akan membawa kita pada penderitaan. Rasa syukur akan mengantarkan kita pada pelita hati yang setiap saat menemani kita baik dalam suka maupun duka. Didalam suka, dia selalu menasehati kita agar kita tidak lengah, tergelincir, jatuh kedalam jurang penderitaan. Di dalam duka dia selalu menghibur kita dengan petuah-petuah yang menyejukkan. Dia adalah sahabat kita yang sejati, dia akan sedih apabila menyaksikan kita dalam keadaan duka dan dia akan gembira apabila kita dalam keadaan suka.
Ibarat bintang gemintang dilangit akan nampak indah dan cerah apabila lampu-lampu dipadamkan, demikianlah kita hendaknya rela melepaskan gemerlapnya kesenangan-kesenangan serta keinginan-keinginan yang dikendalikan oleh hawa nafsu guna mendapatkan cahaya terang dari Sang Penuntun Hati karena dialah sesungguhnya Guru Sejati bagi kehidupan kita. Kita akan mendapatkan kekuatan serta keyakinan untuk melangkah dengan pasti dijalan yang terang yang direstui oleh Illahi.
Semoga kekuatan serta keyakinan yang benar dapat tumbuh dihati kita semua, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar