Om
Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku
yang terkasih, betapa merdunya nyanyian burung-burung di pagi hari, kicauannya
membikin pagi yang indah menjadi semakin indah mengiringi bangkitnya
orang-orang dari lelapnya tidur menjadi bersemangat menyongsong hari-hari nan
penuh harapan. Aku suka mendengar kicauan burung-burung yang hinggap didahan,
melompat kesana-kemari, kemudian terbang bebas di udara. Namun ada
burung-burung yang bernyanyi dalam sangkar. Dia bernyanyi, suaranya merdu,
matanya bebas memandang dunia luar, namun sayang badannya masih terkurung di
dalam sangkar. Dia tidak bisa terbang menikmati sejuknya udara di luar,
walaupun ada keinginan untuk terbang ke luar, namun dia hanya melompat-lompat
di dalam sangkar, terkurung dan merana menyaksikan burung-burung lain yang
bebas terbang di luar sana.
Penderitaan
yang dialami oleh burung dalam sangkar keadaannya mirip dengan keadaan kita
sebagai manusia. Kita memiliki Jiwa yang suci, murni, damai dan bahagia, yang
bisa terbang menikmati kebebasan, namun sayang dia masih terbelenggu didalam
badan jasmani ini. Dalam belenggu Jasmani ini, rohani ini menjadi gelap, dia menderita
karena masih terkurung dalam sangkar. Walaupun ingin keluar dan menikmati
kebebasan namun belenggu ini masih terlalu kuat untuk dilewati, jalan yang
dilalui masih terlalu gelap. Dia perlu kekuatan untuk menerobos belenggu ini
dan dia juga perlu pelita untuk menerangi jalan ini.
Sahabatku,
dimanakah kita bisa mendapatkan kekuatan serta mencari pelita untuk menerangi
jalan kehidupan ini ? Kita tidak bisa mencarinya diluar, karena dia
sesungguhnya berada didalam. Kita mesti bersyukur, karena Tuhan Maha Pengasih,
Beliau sesungguhnya telah memberikan Anugerah kepada setiap manusia sebuah
pelita serta kekuatan agar kita bisa melewati lorong-lorong gelap didalam
kehidupan ini dengan aman dan selamat. Kekuatan itu terdapat pada keyakinan dan
pelita itu berada di hati kita semua.
Setiap
orang akan menjadi kuat apabila dia memiliki keyakinan yang benar, keyakinan
bahwa perbuatan baik akan membawa kita menuju kebahagiaan serta perbuatan buruk
akan membawa kita pada penderitaan. Rasa syukur akan mengantarkan kita pada
pelita hati yang setiap saat menemani kita baik dalam suka maupun duka. Didalam
suka, dia selalu menasehati kita agar kita tidak lengah, tergelincir, jatuh
kedalam jurang penderitaan. Di dalam duka dia selalu menghibur kita dengan
petuah-petuah yang menyejukkan. Dia adalah sahabat kita yang sejati, dia akan
sedih apabila menyaksikan kita dalam keadaan duka dan dia akan gembira apabila
kita dalam keadaan suka.
Ibarat
bintang gemintang dilangit akan nampak indah dan cerah apabila lampu-lampu
dipadamkan, demikianlah kita hendaknya rela melepaskan gemerlapnya
kesenangan-kesenangan serta keinginan-keinginan yang dikendalikan oleh hawa
nafsu guna mendapatkan cahaya terang dari Sang Penuntun Hati karena dialah
sesungguhnya Guru Sejati bagi kehidupan kita. Kita akan mendapatkan kekuatan
serta keyakinan untuk melangkah dengan pasti dijalan yang terang yang direstui
oleh Illahi.
Semoga
kekuatan serta keyakinan yang benar dapat tumbuh dihati kita semua, semoga
semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar