Om Siwa Buddhaya Namah,
Hari demi
hari telah berlalu, lama sudah tiada terasa, aku sudah terlalu jauh melangkah,
entah kemana arah tujuan yang hendak kucapai, berbagai jalan telah kulewati.
Telah kurasakan perihnya onak dan duri, sakitnya kerikil-kerikil tajam dan
panasnya terik mentari disiang hari. Keringat, darah dan air mata telah menetes
ke pangkuan Ibu Pertiwi, kini aku lelah, lelah karena kesombongan serta
kebodohanku hendak menggapai langit, namun apa daya tangan tak sampai. Yang
kudapati hanyalah duka karena angan-angan yang tak pernah tercapai. Kini aku
datang dan duduk dihadapanmu, dengan segenap penyesalan, aku akui semua
kesalahanku, semua kekeliruanku selama ini dan bersujud pada Kaki Padmamu Yang
Agung, Suci dan Mulia, serta memohan setetes air penyejuk hati agar aku dapat
merasakan setitik rasa, walaupun hanya sesaat, itu sudah cukup untuk mengobati
kerinduanku pada-Mu.
Ayah, kini
aku pulang, terimalah anakmu yang bodoh ini agar menjadi anak yang mengerti dan
patuh atas Kehendak-Mu dan jadikanlah aku orang yang berbakti menapaki Jalan-Mu
yang penuh Ke-Agungan sehingga kami dapat melewati lorong-lorong gelap didalam
kehidupan ini agar damai dan bahagia senantiasa mengisi hidup kami dan mereka
semua. Terangilah selalu jalan hidup ini agar kami dan semua yang ada
mendapatkan kemudahan serta restu menuju tujuan hidup yang sejati yaitu “
Kebahagiaan Yang Abadi “.
Semoga
Paduka Yang Agung merestui kami semua, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om
Shanti Shanti Shanti Om.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar