Jumat, 05 Desember 2014

Samudra Kasih Sayang





Om Siwa Buddhaya Namah,

Lautan Kasih Sayang mengalir dari Pantai Seberang, memberikan nafas kehidupan bagi Semesta Alam, bergetar,  menggelorakan semangat Cinta Kasih dari lubuk hati yang terdalam, membuka tabir gelap yang menyelimuti kemurnian Sang Hati. Samudera Kasih dimana tempat perahu-perahu kehidupan menyandarkan harapan, kini telah kembali mengalirkan kesejukan serta kedamaian. Hati yang selama ini merana dalam kubangan lembah nista, kini telah melihat setitik cahaya, secercah harapan dari Buddha nan penuh Kasih Sayang dengan Teratai-Teratai Suci, Beliau menurunkan Anugerah nan Maha Mulia, Maha Kasih Sayang, Maha Karuna kesegenap Alam Semesta. Kasih yang bergelora adalah bagaikan samudera yang luas, lautan cinta yang mengalir dari Pantai Seberang, memberikan nafas kehidupan bagi mahluk-mahluk yang merana, yang merindukan kasih sayang yang sejati. Marilah wahai hati yang dahaga, kita sambut berita gembira ini dengan semangat serta suka cita, karena Jalan Tengah yang Maha Suci telah membelah langit, Teratai-Teratai Suci tempat hati kita berpijak telah bertebaran, bukalah hatimu, langkahkan kakimu menuju Kasih Tuhan, Kasih Alam Semesta, karena tiada pernah gayung akan bersambut tanpa adanya perjodohan, yaitu karma baik yang telah masanya berbuah. Kaki langit tiada dekat pun tiada jauh dan dia terasa dekat karena kekuatan Sang Hati dan berkat dari Yang Maha Suci, Tuhan Kasih Alam Semesta. Semoga Bumi tempat kita berpijak menjadi tempat untuk hati kita melangkah menuju Kaki Langit yang penuh dengan Teratai-Teratai Suci menuju Cahaya Yang Maha Kuasa, Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.  

Sabtu, 06 September 2014

Bahagia Dalam Dharma ( Bagian ke-3 )

                         “ Kacamata Cinta

 


Om Siwa Buddhaya Namah,


Sahabatku yang terkasih, kemarin aku pergi ke dokter spesialis mata untuk memeriksakan kesehatan mataku. Akhir-akhir ini aku mengalami kesulitan untuk membaca huruf-huruf yang kecil, agak kabur kelihatannya dan kalau dipaksakan membaca, maka mata menjadi sakit dan kepala menjadi pusing. Setelah diperiksa oleh dokter mata aku diberikan sebuah kacamata dan setelah kacamata itu kupakai, penglihatanku menjadi lebih nyaman dan aku dapat membaca huruf-huruf kecil dengan baik.

Sahabatku, menderita suatu penyakit adalah salah satu jenis penderitaan hidup didunia ini dan ini adalah suatu hal yang wajar. Ini disebabkan karena hukum alam, sudah menjadi kodrat bahwa segala sesuatu yang berkondisi tidak kekal adanya. Lahir, tua, sakit dan mati itu sudah pasti terjadi dan kita tidak bisa mengelak dari kondisi ini. “Buddha bersabda bahwa hidup ini adalah penderitaan”.  Berkumpul dengan yang dibenci adalah penderitaan, berpisah dengan yang dicinta adalah penderitaan, menderita suatu penyakit adalah penderitaan, menjadi tua dan akhirnya mati adalah penderitaan.

Apakah yang mesti kita lakukan dengan kondisi ini, apakah kita mesti larut dalam penderitaan-penderitaan ini dan menyia-nyiakan kehidupan ini ? Tentunya tidak sahabatku, karena penderitaan dalam hidup ini adalah hal yang wajar, namun apabila kita menolak penderitaan itu dan bertindak bodoh untuk mengatasinya, inilah yang menjadi sumber malapetaka. Menolak muka menjadi keriput karena sudah tua, kemudian melakukan operasi plastik serta menambah silikon agar kelihatan tetap cantik, kemudian berdampak timbulnya kanker ini adalah suatu kebodohan. Kecantikan itu tidak hanya dari pisik saja namun ada hal yang lebih penting kita perhatikan yaitu kecantikan dari dalam hati. Apabila hati kita selalu tersenyum bahagia, maka ini akan terpancar keluar memberikan aura yang indah, memberikan kecantikan yang dapat mengalahkan kecantikan pisik.

Kita boleh mengalami penderitaan namun kita jangan kehilangan kebahagiaan. Kesenangan itu berbeda dengan kebahagiaan. Kesenangan itu kebahagiaan yang sementara dan bersyarat. Apabila kita mendapat uang banyak maka kita akan senang, namun sebaliknya apabila uang itu hilang maka kita akan menderita. Jadi kesenangan bukan kebahagiaan yang sejati, karena kebahagiaan yang sesungguhnya ada didalam hati. Hati yang bersih bagaikan langit biru itulah kebahagiaan yang sejati.

Bagaimana caranya agar hati menjadi bersih ? Hati yang bersih hanya bisa didapatkan apabila kita memiliki pandangan terang dan pandangan terang ini terjadi apabila kita bisa menggunakan mata hati. Bagaimanakah caranya agar kita bisa menggunakan mata hati ? Setiap orang sudah tahu bahwa dia memiliki dua mata untuk melihat dengan jelas, namun jarang yang mengetahui bahwa dia memiliki sebuah mata lagi untuk dapat melihat dengan bijaksana, mata itu tiada lain dan tiada bukan adalah,” Mata Hati “. Mata hati ini dapat kita miliki apabila kita menggunakan,” Kacamata Cinta “ dan bukan dengan,” Kacamata materi ”.  Dengan kacamata materi kita hanya dapat melihat segala sesuatunya dari untung dan rugi, namun dengan kacamata cinta kita akan dapat melihat sesuatu yang lebih luas, yang lebih bermakna, yaitu,” Rasa “. Rasa adalah perasaan yang sejati dan hati kita tidak dapat dibohongi dengan rasa, karena seperti gula yang rasanya manis, apabila kita mengatakan pahit maka hati kita akan tetap mengatakan manis. Dengan kacamata cinta kita akan dapat melihat dengan jelas serta menyentuh hal-hal yang lebih dalam dari kehidupan ini, dengan demikian hati kita menjadi murni dan bahagia karena tidak terus menerus dibohongi dengan kepalsuan materi serta kepura-puraan. Langkah kita menjadi mantap dan pasti dijalur kebenaran, dijalur Dharma.

Bagaikan Lima Pandawa melawan Seratus Kaurawa, dia tidak akan bergeming sedikitpun atau tidak mundur selangkahpun walaupun diguncang dengan berbagai penderitaan, karena dia telah memiliki kebersihan hati dan menggunakan kacamata cinta didalam melanggkah dijalur kebenaran.  

Semoga pelita hati kita dapat menyala, hingga kedamaian dan kebahagian selalu meliputi kehidupan kita semua, Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.

Rabu, 30 Juli 2014

Bahagia Dalam Dharma ( Bagian ke-2 )






Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, selamat malam, malam ini dikediamanku angin berhembus cukup kencang dan cuaca cukup dingin. Hembusan angin yang cukup kencang ini dimanfaatkan oleh para penggemar layang-layang untuk menaikkan layang-layang. Tidak perduli malam yang gelap, mereka tetap menaikkan layang-layang, karena layang-layang sekarang dilengkapi dengan lampu-lampu kecil yang berwarna-warni sehingga terlihat cukup indah menari-nari diantara gelapnya malam serta bintang-gemintang. Berbeda dengan layang-layang modern, layang-layang tradisional tidak dilengkapi dengan lampu-lampu, namun pada layang-layang tradisional terdapat “ Guwangan “, yaitu rotan yang diiris tipis memanjang, kemudian dibentangkan pada bambu yang lentur dan diikatkan pada layang-layang yang terbang diudara, sehingga dengan terpaan angin yang cukup kencang, rotan tersebut akan bergetar dan dari getarannya dapat menghasilkan suara yang cukup indah dan alami. Walaupun layang-layang tradisional tidak terlihat diudara pada malam hari, namun suara guwangannya cukup indah dan dapat menghibur hati.
Sahabatku, malam yang indah dengan langit yang dihiasi oleh bintang-gemintang yang bertebaran dilangit disertai keindahan layang-layang modern dengan lampu-lampu yang berwarna-warni dan suara guwangan dari layang-layang tradisional  sangatlah sayang untuk dlewatkan begitu saja. Walaupun kita telah terbiasa menikmati siaran televisi serta film-film di bioskop, namun cobalah sesekali menikmati keindahan alam disekitar kita, karena kejenuhan dalam rutinitas sehari-hari akan membuat kita stress dan apabila ini kita biarkan akan dapat menimbulkan penyakit. Dengan mengarahkan pikiran pada hal-hal positif, yaitu menikmati keindahan-keindahan yang ada disekitar kita, itu akan dapat melupakan sejenak kejenuhan serta stress yang kita alami, sehingga tumbuh perasaan senang yang tumbuh dari kemurnian atau kebersihan hati dan daripadanya akan tumbuh rasa cinta pada diri sendiri, pada keluarga serta lingkungan sekitar kita. Inilah hal-hal kecil yang sering kita lewatkan begitu saja, yang sebenarnya merupakan sumber kebahagiaan yang kita cari.
“ Bagaikan seekor kucing yang mengejar ekornya sendiri, dia akan terus berputar-putar dan akhirnya pusing sendiri, dia tidak akan dapat menikmati keindahan untuk bermain-main dengan kucing-kucing lain serta alam disekitarnya sebelum dia berhenti mengejar ekornya sendiri “.
Sahabatku, keinginan manusia tidak akan pernah habis, tidak ada batasnya kecuali kita sendiri yang membatasinya dan keluar daripadanya untuk menikmati alam sekitarnya adalah jalan untuk mendapatkan kebahagiaan.  Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.

Sabtu, 26 Juli 2014

Bahagia Dalam Dharma ( Bagian ke-1 )


Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, salam kasih buat kalian semua, semoga kasih sayang serta kebahagiaan selalu meliputi kehidupan kalian semua. Sebagaimana yang didambakan oleh semua mahluk hidup didunia ini, tiada lain dan tiada bukan adalah kebahagiaan. Walaupun duka dan derita masih sering kita alami dan terkadang kita merasa sedih menghadapi berbagai permasalahan yang datang menghampiri kehidupan kita, namun kita hendaknya tidak menjadi lemah semangat, pesimis didalam menghadapinya. Ibarat pepatah mengatakan," Masih banyak jalan menuju Roma ". 
Demikian juga apabila tidak tercapai apa yang kita cita-citakan, apa yang kita dambakan, apa yang kita idam-idamkan janganlah hendaknya berputus asa serta menyalahkan pihak luar ataupun orang lain yang belum tentu mereka bersalah. Andaikatapun mereka bersalah yang menyebabkan kita gagal mencapai apa yang kita inginkan, hendaknya kita bisa berbesar hati menerima serta memaafkannya. Kita hendaknya lebih banyak melihat kedalam dan bukan keluar, kita sebaiknya introspeksi diri, melihat apa sebenarnya kekurangan serta kelemahan kita yang meneyebabkan mereka berbuat curang kepada kita dan menyebabkan kita gagal didalam mencapai cita-cita kita. Dengan melihat kedalam, tentunya kita kembali menoleh kebelakang, yaitu perbuatan-perbuatan yang telah kita lakukan dimasa silam, melihat dengan jujur, apakah perbuatan kita telah ikhlas, telah diwarnai oleh kasih sayang, semangat serta cinta ataukah masih diwarnai dengan nafsu keinginan, keserakahan maupun kebencian serta kemalasan.
Sahabatku, apabila kita jujur dengan diri kita sendiri, setiap kegagalan yang kita alami didalam kehidupan ini, disebabkan oleh kurangnya kebijaksanaan didalam mengontrol emosi, kadangkala emosi kita terlalu tinggi, terlalu menggebu-gebu, namun kadangkala terlalu lemah, lambat serta malas. Kedua emosi ini tidak akan bisa membuat kita bijaksana, namun yang bisa membuat kita bijaksana adalah emosi yang terkontrol, emosi yang stabil, yaitu emosi yang dikendalikan oleh cinta kasih, bukan oleh hawa nafsu. Inilah kunci keberhasilan kita didalam mencapai apa yang kita cita-citakan.
Namun sahabatku, bukan berarti segala sesuatu yang kita cita-citakan tidak mesti harus kaku, harus kita capai sesuai dengan kehendak kita. Bisa saja dia sedikit berubah bahkan berbeda namun tidak mengurangi nilai maupun makna dari sebuah keberhasilan. Ini semua adalah atas kehendak Alam, kita akan ditempa, diarahkan serta dituntun sesuai kehendak Beliau. Dengan kebijaksanaan kita mengerti semua ini, bahwa kegagalan yang kita alami, adalah sebuah proses, adalah sebuah tempaan dari Alam agar kita menjadi lebih bijaksana, guna mencapai kesuksesan dimasa depan.
Apakah  kesuksesan dimasa depan itu masih jauh ? Tidak sahabatku, semua itu tergantung dari seberapa besar keyakinan, semangat, kejujuran kita serta kasih kita didalam menjalani kehidupan ini. Semoga kesuksesan selalu menyertai kehidupan kita, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om. 

Sabtu, 17 Mei 2014

Padma Mekar




Om Siwa Buddhaya Namah,

Tatkala Sang Dewi terbangun dari peraduannya, Sang Surya mulai mengerdipkan secercah cahaya, dia hadir bersama kehangatan yang mulai menggelorakan semangat baru bagi kita, untuk menyambut hari baru yang indah, yang penuh harapan. Kesejukan serta kedamaian mengiringi berseminya Bunga Padma yang sedang mekar di hati. Bunga Padma yang indah tumbuh di hati, memberikan inspirasi baru bagi kehidupan, sirnakan resah dan gelisah serta kabut gelap yang menyelimuti pandangan hingga menjadi terang kembali, cerah dan ceria, penuh cinta, kasih, kegembiraan serta keseimbangan.
Hati ini bukanlah milikku, yang selama ini aku genggam erat-erat hingga dia terbelenggu, terikat dan tanpa kebebasan adalah sebenarnya Milik-Mu dan atas Kuasa-Mu sepenuhnya. Demikian juga diriku ini, serta mereka semuanya adalah Milik-Mu seutuhnya dan semuanya atas Kuasa-Mu. Suka dan duka yang ada sesungguhnya atas Kehendak-Mu. Segala keindahan yang kami dambakan semuanya ada Pada-Mu dan semuanya atas Karunia-Mu.
Maafkan atas segala kebodohanku, yang menganggap semua ini sebagai milikku, serta menggenggam erat semuanya dan sebagai akibatnya adalah duka dan derita yang berkepanjangan. Keterikatan yang menutupi pandangan terang sesungguhnya adalah sumber pederitaan dan sesungguhnya pula bahwa kebodohan atau kurangnya pengetahuan, menjadi penyebab terikatnya kita pada jalan gelap dan melepaskan keterikatan adalah cara menuju kepasrahan dan jalan terang. Apabila jalan terang telah terbuka, maka Pengetahuan serta kebijaksanaan akan menghiasi kehidupan ini bagaikan berlian indah menghiasi mahkota Sang Ratu.
Keindahan yang kita semua dambakan sesungguhnya ada pada-Nya dan kita adalah hambanya, oleh karena itu sudah sepatutnya kita berpasrah diri serta selalu meng-Agungkan Kebesaran-Nya serta mengabdikan sepenuh jiwa serta raga kita pada-Nya. Niscaya Sang Bayu akan datang untuk mengusir kabut gelap yang menenggelamkan jiwa kita hingga menjadi terang kembali dan kita dapat melihat serta mengerti bahwa sesungguhnya Engkau adalah tujuan hidup kami, hanya Engkau tiada yang lainnya.
Semoga Kepasrahan dapat tumbuh di hati,  semoga Engkau dapat mengisi kekosongan hati kami dengan Bunga Padma yang indah, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.    

Kamis, 15 Mei 2014

Ayah……….., aku pulang






Om Siwa Buddhaya Namah,

Hari demi hari telah berlalu, lama sudah tiada terasa, aku sudah terlalu jauh melangkah, entah kemana arah tujuan yang hendak kucapai, berbagai jalan telah kulewati. Telah kurasakan perihnya onak dan duri, sakitnya kerikil-kerikil tajam dan panasnya terik mentari disiang hari. Keringat, darah dan air mata telah menetes ke pangkuan Ibu Pertiwi, kini aku lelah, lelah karena kesombongan serta kebodohanku hendak menggapai langit, namun apa daya tangan tak sampai. Yang kudapati hanyalah duka karena angan-angan yang tak pernah tercapai. Kini aku datang dan duduk dihadapanmu, dengan segenap penyesalan, aku akui semua kesalahanku, semua kekeliruanku selama ini dan bersujud pada Kaki Padmamu Yang Agung, Suci dan Mulia, serta memohan setetes air penyejuk hati agar aku dapat merasakan setitik rasa, walaupun hanya sesaat, itu sudah cukup untuk mengobati kerinduanku pada-Mu.
Ayah, kini aku pulang, terimalah anakmu yang bodoh ini agar menjadi anak yang mengerti dan patuh atas Kehendak-Mu dan jadikanlah aku orang yang berbakti menapaki Jalan-Mu yang penuh Ke-Agungan sehingga kami dapat melewati lorong-lorong gelap didalam kehidupan ini agar damai dan bahagia senantiasa mengisi hidup kami dan mereka semua. Terangilah selalu jalan hidup ini agar kami dan semua yang ada mendapatkan kemudahan serta restu menuju tujuan hidup yang sejati yaitu “ Kebahagiaan Yang Abadi “.
Semoga Paduka Yang Agung merestui kami semua, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.