Om Siwa Buddhaya Namah,
Setiap orang mendambakan cinta, karena kita akan merasa nyaman dalam suasana penuh cinta. Tidak dapat dibayangkan suatu keadaan apabila kita tidak dicintai, baik oleh keluarga, sahabat maupun lingkungan disekitar kita. Suatu keadaan yang tidak nyaman, walaupun kita banyak uang, namun hidup terkucil, bagaikan dalam penjara.
Sebuah pertanyaan akan muncul, yaitu," Adakah cintamu untukku ?". Sebuah pertanyaan yang muncul karena adanya kebutuhan untuk dicintai. Karena kebutuhan itu pula membuat kita memandang keluar dan selalu menyalahkan orang lain.
Pertanyaan itu tidak akan mendapatkan jawaban yang memuaskan, sebelum dilakukan pertanyaan yang lebih awal, yaitu," Adakah Cintaku Untukmu ?", pertanyaan yang muncul apabila kita terlebih dahulu melihat kedalam. Dengan dua mata indera, kita akan lebih banyak melihat keluar, namun dengan satu mata hati, kita akan lebih banyak melihat kedalam.
Ada pepatah yang mengatakan," Dari mana datangnya lintah, dari sawah turun kekali, dari mana datangnya cinta, dari mata turun kehati ". Kenapa cinta itu turun kehati ?, karena hati adalah sumbernya cinta. Dalam kemurniannya, di hati hanya ada cinta dan cinta, tidak ada benci. Kebencian itu muncul hanya sekejap, bagaikan awan hitam yang menutupi langit biru, yang akan tersapu angin dan kemudian pergi terbang entah kemana.
Sahabatku, sekiranya dapat dimengerti, bahwa apa yang ada diluar, sesungguhnya cermin daripada apa yang ada didalam. Pertanyaan," Adakah cintamu untukku ? ", dengan otomatis akan terjawab, apabila pertanyaan," Adakah cintaku untukmu ? ", telah terjawab dan jawabannya ada di hati kita masing-masing.
Sebagaimana yang telah diajarkan didalam Dharma, bahwa cinta yang muncul dari dalam, bagaikan bunga teratai yang muncul kepermukaan dan akan dicintai oleh semua orang. Semoga kita semua dapat mengembangkan cinta dari dalam, untuk kebahagiaan diri sendiri, keluarga, lingkungan dan semua mahluk hidup. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar