Senin, 21 Maret 2016
Mahluk Kasih
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, aku senang sekali menonton atau menyaksikan tingkah laku binatang, baik di televisi maupun secara langsung. Jika aku sedang liburan, maka aku pergi mengajak serta keluarga ke kebun binatang. Disana aku bisa menikmati tingkah laku binatang dengan berbagai karakter. Ada yang kecil lucu, seperti kelinci, hamster, ikan-ikan kecil dan lainnya. Ada yang tinggi besar, seperti banteng, sapi, kuda, gajah dan lainnya. Ada yang buas, seperti ular, ikan piranha, macan tutul, singa dan lainnya.
Dari berbagai macam karakter binatang-binatang itu, aku sangat tertarik pada dua karakter umum dari binatang-binatang itu, yaitu ada yang buas dan ada yang jinak. Yang buas biasanya mereka suka makan daging atau sering disebut karnivora, dengan ciri-ciri gigi-gigi, taring serta kuku yang tajam. Semuanya ini dirancang oleh Alam agar dia bisa memangsa hewan lainnya untuk menjaga agar populasi herbivora tidak terlalu banyak sehingga ketersediaan makanan yang disediakan oleh Alam mencukupi. Disamping hewan buas, ada pula hewan yang jinak atau sering disebut herbivora, yaitu hewan pemakan tumbuh-tumbuhan. Mereka umumnya memiliki ciri-ciri berupa gigi-gigi serta kuku-kuku yang tidak tajam.
Sahabatku, dari ciri-ciri binatang ini, aku berusaha memahami serta belajar dari Alam, kemudian memetik hikmah yang berguna bagi kita. Ketika aku memperhatikan diriku sendiri sebagai manusia, aku memiliki ciri-ciri fisik seperti kuku-kuku kaki serta tanganku tidak tajam, kemudian gigi-gigi serta taringkupun tidak tajam, sehingga aku berkesimpulan bahwa manusia sebenarnya adalah mahluk yang dirancang oleh Alam bukan untuk membunuh mahluk lainnya. Dengan ciri-ciri fisik seperti ini, serta dilengkapi dengan akal budi, maka sudah sepatutnya kita menyadari kehendak Alam ini, bahwa kita kita bukanlah mahluk yang kejam, bukan pula mahluk yang jahat, yang suka menyakiti mahluk lainnya. Kodrat Alam ini sebenarnya tidak bisa kita bantah dan apabila melanggar kodrat ini dengan selalu berbuat kejam, anarkis, merusak serta menyakiti mahluk lainnya di Muka Bumi ini, maka sudah pasti penderitaan demi penderitaan akan selalu mengikuti kehidupan kita, bagaikan bayangan yang tak pernah meninggalkan bendanya. Tidak ada tempat untuk menghindari ataupun sembunyi dari akibat perbuatan buruk, oleh karena itu marilah kita selalu berbuat kasih karena manusia sebenarnya adalah mahluk kasih. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar