Rabu, 23 Oktober 2013

Kebaikan Melawan Keburukan


Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, sebentar lagi adalah Hari Raya Galungan dan Kuningan, dimana Umat Hindu di Bali merayakan Hari Kemenangan Dharma melawan Adharma. Dharma adalah Kebaikan, sedangkan Adharma adalah Keburukan. 
Kebaikan dan Keburukan adalah dua hal yang saling bertentangan, namun selalu ada didalam kehidupan kita didunia ini. Keburukan selalu ingin mengalahkan Kebaikan, selalu ingin menggoda Manusia agar keluar dari Jalur Kebaikan, dengan rayuan, tipu muslihat, iming-iming akan kesenangan hidup yang bergelimangan harta benda duniawi, kekuasaan serta wanita. Apabila kita tidak waspada, maka pasti kita akan terkena rayuan dari Para Penipu Ulung ini, karena Dia memang sangat lihai membaca kelemahan yang ada didalam diri kita.
Sahabatku, siapakah Para Penipu Ulung ini ? Tiada lain dan tiada bukan adalah Hawa Nafsu yang ada didalam diri kita. Dia berada amat dekat dengan kita, dia selalu mengikuti kemanapun kita pergi, karena dia berada didalam diri kita. Setiap saat, kapanpun itu, apabila kita lengah maka dia akan memasuki pikiran kita, mempengaruhi jiwa kita hingga menjadi kotor dan tercemar, untuk kemudian diarahkan menuju jalan Keburukan atau Adharma. Nah, sekarang sebuah pertanyaan muncul lagi," Apakah kita mesti tunduk pada sang penipu ini ? ".
Tentunya tidak sahabatku, dan betapa bodohnya diri kita apabila tunduk pada penipu yang sudah jelas-jelas ingin menjerumuskan kita kedalam lembah nista. Bagaimanakah caranya agar kita tidak tertipu ?
Sahabatku hidup ini memang penuh perjuangan, dan perjuangan yang sesungguhnya adalah perjuangan melawan diri sendiri, yaitu perjuangan melawan Hawa Nafsu atau Adharma yang ada didalam diri kita. Bagaimanakah caranya melawan Hawa Nafsu ini ?
Hawa Nafsu atau Adharma hanya bisa dikalahkan dengan Cinta Kasih atau Dharma. Apabila Cinta Kasih sudah tumbuh dan berkembang didalam diri kita maka Hawa Nafsu dengan sendirinya akan sirna bagaikan padang rumput yang kering dan tandus akan segera berganti taman bunga yang indah dengan turunya hujan dimusim semi.
Betapa indahnya hidup ini apabila Cinta Kasih dapat bersemi dihati, oleh karena itu sahabatku, marilah kita selalu berjuang demi Kemenangan Dharma melawan Adharma.
Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan, semoga Damai selalu, Om Shanti Shanti Shanti Om.    

Minggu, 20 Oktober 2013

Baling-Baling Bambu

Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, siang ini cuaca amat panas dikediamanku, namun untunglah angin berhembus cukup kencang mengimbangi panasnya cuaca hari ini. Kencangnya hembusan angin dimanfaatkan oleh para penggemar baling-baling untuk membuat baling-baling bambu.
Baling-baling bambu biasanya dipasang agak tinggi agar mendapatkan terpaan angin yang kencang. Apabila angin berhembus kencang, maka baling-baling bambu akan berputar dengan cepat dan akibat dari perputaran ini dapat menimbulkan suara yang indah, alami hingga terdengar dari jarak yang jauh.
Sahabatku, suara yang indah dari baling-baling bambu adalah keindahan yang tercipta karena adanya niat untuk menciptakan keindahan dengan memanfaatkan kekuatan alam yang muncul yaitu hembusan angin. Demikianlah rasa syukur dalam kehidupan ini dapat memunculkan keindahan dan keindahan ini akan membuat hati menjadi senang.
Banyak hal positif yang dapat kita lakukan didalam kehidupan ini jika kita memiliki rasa syukur, karena rasa syukur akan dapat membuka pintu hati menuju keindahan dan kebahagiaan.
Semoga baling-baling bambu terus berputar, semoga keindahan dapat tumbuh dihati kita, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.   

Sabtu, 19 Oktober 2013

Purnama Bersemi Dihati

Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, malam ini adalah Malam Purnama, dimana Bulan bersinar terang, menyinari Dunia ini dengan Cahayanya yang indah terang namun tidak menyilaukan. Keindahan ini dapat kita saksikan dengan mata telanjang, karena sinar bulan tidak membahayakan untuk dilihat.
Begitu indahnya Bulan Purnama ini, hingga menarik perhatianku untuk menyaksikan keindahan ini sampai aku terlarut dalam sebuah perenungan. Jika keindahan Cahaya Bulan Purnama dapat merasuk kedalam hati ini, betapa indahnya hidup ini. Tatkala kegelapan menyelimuti hati ini, resah dan gelisah tiada tahu akan arah tujuan hidup ini, hati ini amat merindukan secercah cahaya yang mampu menyinari langkah demi langkah yang terlewati agar keyakinan diri ini dapat tumbuh dan bangkit dari keterpurukan. 
Langkah yang selama ini terseak-seok karena tanpa arah yang jelas, dengan kehadiran Cahaya Purnama dihati, bagaikan pelita dimalam gelap, menjadikan suluh agar kita dapat tetap melangkah dijalanan yang baik dan benar.
Cahaya Bulan Purnama adalah Cahaya Hati Kita semua, cahaya yang dapat menuntun kita menuju Jalan Dharma, Jalan yang direstui oleh Illahi.
Semoga keindahan Bulan Purnama dapat merasuk kedalam hati kita semua, hingga menjadi terang namun tidak silau, menjadikan penuntun jalan menuju Nirwana. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om. 

Jumat, 18 Oktober 2013

Nasi Sudah Jadi Bubur


Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa," Nasi Sudah Jadi Bubur ". Arti yang sebenarnya adalah apabila nasi sudah menjadi bubur, maka bubur tidak mungkin dikembalikan lagi menjadi nasi. Arti kiasannya adalah apabila kita sudah melakukan sebuah perbuatan, maka tidak mungkin kita mengembalikannya lagi seperti sebelum kita melakukan perbuatan itu, dengan kata lain bahwa perbuatan itu sudah terlanjur kita lakukan.
Sahabatku, sebagai manusia kita sering melakukan kesalahan, walaupun sebenarnya kita ingin melakukan kebaikan. Setiap kesalahan yang kita lakukan tentunya pasti ada akibatnya dan akibat dari kesalahan-kesalahan itu adalah penderitaan. 
Penderitaan yang kita alami didalam kehidupan yang sekarang ini adalah akibat dari kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat dimasa silam. Hendaknya kita menerima segala macam hasil perbuatan kita dimasa silam dengan lapang dada, karena itulah yang dinamakan," Karma ".
Memang terasa pahit apabila kita menerima buah dari, " Karma Buruk ", ibarat segenggam garam yang dimasukkan kedalam segelas air. 
Walaupun demikian sahabatku, kita hendaknya jangan berkecil hati, jangan pesimis, tetapi selalu optimis, karena akibat dari perbuatan buruk masih bisa kita netralisir dengan mengembangkan, " Cinta Kasih ". Cinta kasih dapat kita kembangkan dengan cara melatih pikiran yang benar, yaitu pikiran yang selalu diarahkan pada kebaikan, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Setelah kita mampu menguasai pikiran, barulah kita menebarkan cinta kasih keluar, kepada keluarga, orang tua, sahabat dan kepada semua orang.
Ibarat segenggam garam yang diisi dengan sepuluh liter air bahkan lebih, demikianlah halnya buah karma buruk tidak akan begitu terasa apabila diimbangi dengan perbuatan baik yang kita lakukan dengan tulus ikhlas dari hati sanubari terdalam kepada sesama.
Semoga kita selalu bahagia dalam berbuat baik, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.    
 

Jumat, 11 Oktober 2013

Secangkir Kopi Hangat


Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, selamat malam, bagaimana khabar kalian saat ini, semoga selalu dalam keadaan baik dan bahagia. Malam ini begitu hening, angin mendesir pelan menerpa dedaunan dan tubuh ini, sehingga terasa sejuk dan kesejukan ini melepaskan sedikit gerah yang diakibatkan cuaca panas dalam beberapa hari ini.
Sahabatku, kesejukan yang datang, walaupun hanya sesaat diantara rasa gerah, akan sangat terasa dan rasa ini patut kita syukuri sebagai Anugerah Alam kepada kita. Dalam satu hari, jika kita memperhatikan perasaan kita, tentunya banyak hal-hal yang menyenangkan dan juga banyak hal-hal yang tidak menyenangkan. Ketika rasa senang muncul kita patut mensyukurinya dan ketika rasa tidak senang muncul, kita juga patut menyadarinya serta menghadapinya dengan sabar sampai rasa itu terlewatkan.
Kesabaran sangatlah diperlukan guna mencapai kebahagiaan didalam kehidupan ini. Ketika kita bangun pagi dan disajikan secangkir kopi panas, kalau kita kurang sabar dan langsung meminum kopi tersebut, maka akibatnya adalah kita akan terluka akibat kepanasan. Apabila kita sabar dengan memperhatikan keindahan cangkir kopi yang terbuat dari keramik dengan hiasan gambar serta warna yang cantik, kemudian perhatikan juga uap yang terbang karena panasnya kopi tersebut serta menghirup sedapnya aroma kopi itu. Setelah itu barulah kita mengambil cangkir itu, serta meniup kopi itu hingga menjadi hangat dan minum perlahan-lahan, maka kopi tersebut akan terasa sangat nikmat dan kita akan mendapatkan rasa yang amat menyenangkan serta menumbuhkan rasa syukur atas karunia ini.
Secangkir kopi panas akan dapat menimbulkan berbagai macam perasaan, tergantung bagaimana cara kita menikmatinya. Demikian juga hal-hal lainnya didalam kehidupan ini, apabila kita menghadapinya dengan sabar akan menimbulkan rasa yang mendalam untuk dapat menumbuhkan rasa syukur atas segala Karunia Tuhan kepada kita. 
Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, Beliau menyayangi semua umatnya, asalkan kita mau bersabar didalam menghadapi berbagai masalah didalam kehidupan ini, maka Beliau pasti akan menunjukkan jalan keluar yang terbaik, hingga tumbuh rasa yakin yang mendalam akan Kebesaran Beliau.
Semoga kesabaran dapat tumbuh dihati kita semua, semoga segala duka terlewati, semoga kita semua menjadi bahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
 

Kamis, 10 Oktober 2013

Keserakahan




Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, pada era globalisasi sekarang ini, era dimana ilmu pengetahuan dan teknologi begitu pesat berkembang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, yang membuat manusia menjadi semakin sibuk bekerja, guna memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga sedikit bahkan hampir tidak ada waktu yang tersisa untuk hal-hal spiritual. Mereka berharap, dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, hidup ini menjadi lebih nyaman, lebih menyenangkan dan lebih bahagia.
Sahabatku, memang benar, dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, hidup ini akan menjadi lebih mudah, akan tetapi tujuan hidup kita didunia ini bukan hanya demikian, masih ada tujuan yang lebih tinggi,  yang hendak kita capai, yaitu kebebasan yang hakiki. Dengan memiliki harta benda duniawi, hidup ini akan menjadi lebih nyaman dan menyenangkan, karena terpenuhinya segala kebutuhan hidup didunia ini. Namun karena harta benda duniawi diliputi oleh Hukum Ketidak Kekalan, maka ia tidak akan memuaskan dan akan menimbulkan kekecewaan apabila kita terikat kepadanya.
Segala sesuatu yang berkondisi didunia ini tidak kekal adanya, ini adalah Hukum Alam, yaitu hukum yang menguasai semuanya dan tidak ada satupun yang terbebas dari hukum ini. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengertian yang benar dan kebijaksanaan didalam mempergunakan harta benda duniawi agar tidak menimbulkan keserakahan. Keserakahan adalah salah satu akar kejahatan, yang apabila tidak diwaspadai akan dapat mempengaruhi keinginan kita untuk menguasai harta benda yang sebanyak-banyaknya dengan menghalalkan segala cara. Akibatnya adalah terjadinya tindak kejahatan yang merajalela disegala segi kehidupan seperti korupsi serta kejahatan lainnya yang merugikan banyak orang.
Sahabatku, dengan mengetahui bahwa keserakahan adalah akar kejahatan yang dapat menyesatkan pikiran, hendaknya kita mengendalikan hawa nafsu untuk menguasai harta benda yang berlebihan dengan cara yang tidak benar dan berusaha memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan orang banyak, sehingga tujuan hakiki daripada kehidupan ini, yaitu kesejahteraan lahir dan bathin dapat kita capai.
“ Keserakahan ingin memanfaatkan banyak orang untuk kesenangan diri sendiri, sedangkan Cinta Kasih adalah keikhlasan untuk menebarkan kebahagiaan untuk semua orang “. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.

Senin, 07 Oktober 2013

Tempat Suci




Om Siwa Buddhaya Namah,


Sahabatku yang terkasih, beberapa waktu yang lalu, aku mengunjungi beberapa Tempat Suci selama tiga hari, mulai dari Pura disekitar kawasan Buleleng, seperti Pura Labuhan Aji, Pura Pulaki, Pura Pabean, Pura Pemuteran, Pura Kerta Kawat, Pura Melanting dan Pura Ponjok Batu. Pada hari kedua perjalanan dilanjutkan menuju Pura Batur di Kabupaten Bangli, Kompleks Pura Besakih di Kabupaten Karangasem yang meliputi Pura Dalem Puri, Pura Goa Raja, Pura Pedharman Pasek Sanak Sapta Resi dan Pura Penataran Agung Besakih. Kemudian perjalanan kami lanjutkan menuju Pura Dasar Bhuwana di Kabupaten Klungkung, Pura Goa Lawah dan Pura Silayukti. Dihari ketiga perjalanan dilanjutkan menuju Kompleks Pura Lempuyang yang terletak di Kabupaten Karangasem, yang meliputi Pura Ayu, Pura Telaga Mas, Pura Telaga Sawang, Pura Lempuyang Madya, Pura Puncak Bisbis, Pura Pasar Agung dan terakhir di Pura Lempuyang Luhur. Khususnya di Kompleks Pura Lempuyang memerlukan pisik yang prima, karena terletak digunung yang memerlukan pendakian guna mencapai beberapa Pura di kawasan tersebut.

Beberapa Pura yang aku kunjungi selama tiga hari tersebut adalah sebagian kecil dari sekian banyak Pura yang ada di Bali. Pura Pura tersebut semuanya sangat indah, dengan bentuk dan ornament ukiran khas Bali, penataan yang begitu indah serta tempat yang menawan seperti di gunung, di bukit, di pantai serta tempat-tempat indah yang lainnya yang ada di Bali. Aku mengagumi hasil karya Para Leluhur yang telah membangun Tempat Suci yang indah dan aku meyakini bahwa keindahan Tempat Suci tersebut adalah keindahan Hati Mereka, karena sesungguhnya apa yang ada diluar adalah cerminan apa yang ada didalam.

Sahabatku, Tempat Suci adalah tempat-tempat terindah yang terwujud dari niat yang tulus dan ikhlas, kemudian diwujudkan dengan memilih tempat yang indah, yang memiliki fibrasi yang kuat, kemudian dibangun dengan bentuk yang indah untuk kemudian disucikan sebagai tempat ibadah guna memuja serta memuji segala Kebesaran Tuhan dengan segala Manifestasi-Nya. Dengan terwujudnya Tempat Suci yang indah diharapkan mampu membangkitkan rasa yang sejati yang ada didalam diri kita, yaitu rasa cinta serta kasih sayang yang akan mengantarkan kita menuju jalan yang terang, jalan menuju kebahagiaan yang sejati. Keindahan tempat suci yang ada diluar sesungguhnya adalah perwujudan keindahan tempat suci yang ada didalam diri yaitu didalam hati kita. Apabila keindahan tempat suci yang ada diluar dipadukan dengan keindahan tempat suci yang ada didalam maka akan menghasilkan keindahan yang luar biasa, yaitu suasana yang menyenangkan, damai, tentram dan bahagia yang membuat keseimbangan antara alam, manusia serta lingkungan yang ada disekitarnya.

Semoga Alam menjadi semakin seimbang, semoga manusia menjadi semakin seimbang, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.

Jumat, 04 Oktober 2013

Menghormati Para Leluhur

Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, kita mesti bersyukur, karena sampai saat ini, kita masih diberikan Anugerah kehidupan dan masih dapat menikmati seteguk air untuk melepas dahaga serta hembusan angin yang menyejukkan badan ini.
Sebagai manusia yang mempercayai adanya Tuhan, kita meyakini bahwa manusia adalah mahluk Ciptaan Tuhan. Oleh karena itu kita wajib memuja serta mengagungkan Kebesaran Tuhan, yang menciptakan kita.
Sahabatku, terciptanya kita sebagai manusia, tidak serta merta ada seperti sebuah sulap, namun semuanya melalui proses perantara orang tua kita. Semenjak kita masih berupa janin kemudian terlahir sebagai bayi hingga tumbuh dewasa dan mandiri, semuanya itu atas jasa orang tua kita. 
Demikian juga keberadaan orang tua kita didunia ini lewat perantara kakek dan nenek, demikian seterusnya keberadaan kita didunia ini karena jasa orang-orang terdahulu yang melahirkan keturunan hingga kita dapat terlahir didunia ini adalah Jasa Para Leluhur kita. 
Kewajiban utama kita didunia ini adalah menghormati Para Leluhur, merawat Orang Tua, memberikan makanan, pakaian serta tempat yang layak bagi mereka. Demikian juga terhadap Kakek, Nenek serta Para Leluhur kita yang telah meninggal dunia, walaupun Jasadnya tidak masih Didunia fana ini, namun hatinya masih selalu menyanyangi serta mengasihi kita. Kita wajib menghormati Para Leluhur sebagai wujud Cinta dan Bakti kita, dan Kasih yang telah terikat tidak akan pernah terlepas, karena sesungguhnya tali kasih ini adalah rasa yang ada dan tercipta oleh ikatan suci, tulus dan murni, yang akan mengantarkan kita menuju Kasih Yang Sejati, Kasih Yang Tiada Batas, Samudra Cinta Yang Abadi.
Semoga atas Berkat Para Leluhur, kita mendapatkan jalan yang terang didalam mengarungi samudera kehidupan ini, hingga dapat mencapai Pantai Seberang, Nirwana Yang Agung, Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.   
 

Kamis, 03 Oktober 2013

Damai Dihati, Damai Didunia, Damai Selamanya



Om Siwa Buddhaya Namah,

Sahabatku yang terkasih, kedamaian adalah hal sangat jarang kita temukan dan rasakan pada jaman sekarang ini. Sebagian besar orang sangat sibuk dengan berbagai urusan, sehingga jarang ada yang menyisihkan waktunya untuk urusan kedamaian. Akibatnya adalah terjadinya krisis hati dimana-mana. Manusia menjadi sangat sensitive hatinya, cepat marah, cepat tersinggung, ibarat api yang terkena bahan bakar cepat tersulut hingga membesar. Masalah kecil cepat menjadi besar yang mengakibatkan keributan serta kerugian dimana-mana. Disisi lain, hati kita menjadi tidak peka terhadap berbagai masalah kemanusiaan yang terjadi dimana-mana, seperti kelaparan yang melanda sebagian kawasan dunia, bencana alam, serta permasalahan-permasalahan lainnya yang memerlukan bantuan serta kepekaan social.
Sahabatku, semua orang didunia ini menginginkan kebahagiaan, namun selama ini kita hanya mengejar kebahagiaan yang bersifat sementara, yaitu harta benda duniawi dan melupakan sumber kebahagiaan yang permanen yaitu kebahagiaan didalam hati. Kebahagiaan dengan memiliki harta benda duniawi tidak akan pernah sempurna apabila kita belum memiliki kebahagiaan dari dalam hati. Apabila dari dalam hati sudah merasakan kedamaian maka kebahagiaan sudah pasti dapat dirasakan.
Untuk dapat merasakan kedamaian didalam hati kita hendaknya memiliki rasa bersyukur. Bagaimanapun keadaan kita saat ini, kita hendaknya bersyukur karena sampai saat ini Tuhan masih memberikan kita anugerah kehidupan, yang berarti masih ada kesempatan kita untuk memperbaiki diri. Setelah pintu hati kita terbuka dengan rasa bersyukur, barulah kita mulai masuk dengan kendaraan “Cinta”, yaitu mendoakan kebahagiaan diri sendiri, keluarga, sahabat serta semua orang, bahkan semua mahluk hidup didunia ini, hingga hati kita menjadi tersenyum bahagia, karena sesungguhnya makanan bergizi untuk “Sang Hati” adalah “Cinta”.
Ibarat padang rumput yang kering dan gersang mendapat siraman air hujan, demikianlah keadaannya Sang Hati yang mendapat sentuhan Cinta, menjadi sejuk dan damai. Hati yang damai inilah yang akan mengantarkan kita menuju kedamaian serta kebahagiaan didunia, menumbuhkan kecerdasan spiritual yaitu kebijaksanaan untuk memilih serta memilah hal-hal mana yang perlu kita lakukan untuk kebahagiaan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Kebahagiaan yang kita rasakan menjadi lebih bermakna dan hidup ini menjadi lebih terarah menuju kebahagiaan yang sesungguhnya, yaitu “Kebahagiaan Dalam Kasih Tuhan”.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai dihati, damai didunia dan damai selamanya, Om Shanti Shanti Shanti Om.