Om
Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku
yang terkasih, pada masa mudanya sebelum mencapai Ke-Buddhaan, Sang Buddha
Gautama adalah seorang pangeran di Kerajaan Kapilawastu, beliau bernama
Pangeran Sidharta. Pangeran Sidhartha adalah seorang Pangeran yang gagah
rupawan, cakap dalam berbagai ilmu pengetahuan termasuk dalam ilmu beladiri
seperti ketangkasan berkuda, menggunakan pedang, tombak, panah serta berbagai
senjata lainnya. Namun walaupun demikian beliau memiliki rasa kasih sayang yang
amat tinggi. Beliau menyayangi semua orang, termasuk orang tua, orang sakit dan
bahkan beliau juga menyayangi binatang serta semua mahluk hidup.
Pangeran
Dewadatha adalah salah seorang sepupu
Beliau yang memiliki sifat yang amat berbeda. Pangeran Dewadatha memiliki
tabiat yang buruk yaitu selalu iri, dengki serta kejam. Pada suatu hari
Pangeran Dewadatha pergi berburu bersama teman-temannya. Dengan menggunakan
panah, Pangeran Dewadatha berhasil memanah seekor burung, namun sayang burung
tersebut berhasil terbang menyelamatkan diri walaupun dalam keadaan terluka.
Melihat hal ini, Pangeran Dewadatha menjadi penasaran dan mengejar burung
tersebut bersama teman-temannya.
Pada
hari itu juga, kebetulan Pangeran Sidharta sedang berjalan-jalan di Taman dan burung itu jatuh terkapar ditanah tepat didepan
Sang Pangeran dalam keadaan terluka dan kesakitan karena terkena panah.
Menyaksikan hal ini, tumbuh rasa kasih sayang Beliau dan langsung memungut
burung tersebut hendak menolongnya. Pada saat itu pula datang Pangeran
Dewadatha bersama teman-temannya, hendak memungut burung tersebut dan
mengatakan bahwa burung tersebut adalah miliknya, karena dia yang memanahnya.
Kemudian terjadilah perselisihan diantara kedua pangeran tersebut untuk mempertahankan
hak milik terhadap burung tersebut. Karena tidak ada yang mengalah maka kedua
pangeran tersebut bersepakat untuk membawa permasalahan ini ke persidangan.
Didalam
persidangan Para Brahmana Kerajaan, terjadi perdebatan yang sangat a lot, ada yang
mengatakan bahwa burung tersebut adalah milik Pangeran Dewadatha karena dia
yang memanahnya, namun ada pula yang mengatakan bahwa burung tersebut adalah
milik Pangeran Sidharta. Namun salah seorang Brahmana muda yang bernama
Kondanna dengan tegas mengatakan bahwa,” Kehidupan adalah milik dari orang yang
menyelamatkannya. Karena burung tersebut masih hidup dan diselamatkan oleh
Pangeran Sidharta maka burung tersebut adalah milik Pangeran Sidharta”. Akhirnya
para Brahmana sepakat dan memutuskan bahwa burung tersebut adalah millik
Pangeran Sidharta.
Sejak
saat itu Pangeran Sidharta merawat burung tersebut dengan penuh kasih sayang.
Perlahan-lahan luka pada sayap burung tersebut menjadi sembuh dan keadaanya
menjadi pulih kembali. Kemudian oleh Sang Pangeran, burung tersebut dilatih
terbang sampai dia dapat terbang dengan baik dan setelah itu Sang Pangeran
melepaskannya ke udara hingga dia dapat menikmati kebebasan, terbang mengitari
langit biru.
Demikian
sekilas kisah dari Pangeran Sidharta, semoga kasih dapat tumbuh di hati kita,
semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar