Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, dalam suatu
perjalanan, ketika Sang Buddha Gautama
bersama para siswanya melintasi sebuah kuburan, disana terlihat banyak tulang
belulang berserakan. Kemudian Sang Buddha Gautama berhenti sejenak disana,
sambil memperhatikan tulang belulang tersebut dan hal ini diikuti oleh para
siswanya.
Terdapat perbedaan yang menjolok diantara
tulang belulang tersebut, terutama mengenai warnanya, yaitu ada tulang
belulang yang berwarna putih dan ada tulang belulang yang berwarna hitam.
Kemudian para siswa bertanya kepada Sang Buddha,” Guru, kenapa ada tulang
belulang yang berwarna hitam dan ada yang berwarna putih “. Kemudian Sang
Buddha menjawab,” Ketahuilah wahai para siswaku, tulang belulang yang berwarna
putih adalah tulang belulang dari jasadnya laki-laki, sedangkan tulang belulang
yang berwarna hitam adalah tulang belulang dari jasadnya ibu “.
Kemudian Sang Buddha melanjutkan
wejangannya,” Seorang Ibu memiliki tugas yang sangat berat, yaitu mengandung
janin selama Sembilan bulan, kemudian melahirkan bayi dan selanjutnya,
menyusuinya. Hal itu menyebabkan dia banyak kehilangan darah dan kondisinya
menjadi semakin lemah dan karena inilah tulang belulangnya tampak lebih pucat
dan hitam “.
Sahabatku yang terkasih, demikian berat tugas
seorang Ibu didunia ini, demikian besar pengorbanannya, dia mempertaruhkan
nyawanya untuk melahirkan seorang anak kedunia ini, kemudian merawat serta
mendidiknya hingga menjadi dewasa dan mandiri, tugas ini sebagian besar
dilakukan oleh Ibu. Tiada kata berhenti dan tiada kata lelah untuk seorang Ibu,
beliau terus berjuang sepanjang masa, demi kebahagiaan anak-anaknya. Ketika
terdengar tangisan sang bayi munggil kesayangannya, rasa kantuk ditahannya,
lapar dahaga tak dihiraukannya demi merawat sang anak. Ketika sang anak sakit,
hatinya menjadi resah dan gelisah, gelap malam, hujan disertai halilintar serta
panas terik mentari semuanya tak dihiraukannya demi mendapatkan obat untuk
kesembuhan anaknya. Banyak lagi pengorbanan Ibu yang tak dapat kita gambarkan
semuanya, tak terhingga kasih Ibu kepada anak-anaknya.
Demikian besar kasih Ibu kepada kita,
demikian mulia hati Ibu, oleh karena itu sangatlah pantas kita menempatkan
sorga berada ditelapak kaki Ibu. Oleh karena itu, rawatlah Ibu dengan penuh
kasih sayang, basuhlah kaki Ibu dengan penuh rasa bakti, kemudian siramilah
sekujur tubuh ini dengan air cucian kaki Ibu, setelah itu mohonlah ampunan
kepadanya serta restu agar kita dapat menjalani kehidupan ini menuju jalan
mulia yang direstui oleh Illahi, semoga Kasih Ibu merestui perjalanan hidup
kita sepanjang masa, semoga senantiasa kita menuju kebahagiaan lahir bathin,
semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.