Om Siwa Buddhaya Namah,
Dewa Uang,
Bagaikan penari lincah, cantik dan seksi dengan kerdipan mata yang nakal menggoda, memikat dan menarik siapa saja yang tergoda olehnya, demikianlah ibaratnya kekuatan uang.
Kita hendaknya menyembah manifestasi Tuhan dalam perwujudan Dewa Uang atau Dewa Rejeki, agar kita mendapatkan uang yang halal, yang berguna untuk kesejahteraan hidup.
Akan tetapi, janganlah tergoda oleh hasutan uang, sebab apabila kita tergoda olehnya, ia akan berubah, ia bagaikan setan yang memakan apa saja, siapa saja dan bahkan diri kita sendiri.
Semoga di Tahun 2013 ini, Dewa Rejeki memberikan kesejahteraan bagi kita semua.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Sabtu, 29 Desember 2012
Jumat, 28 Desember 2012
Budhi Utama
Om Swastiastu, Om Awighnam Astu Namo Siddham, Om Siwa Buddhaya Namah,
Budhi Utama,
Roda Dharma dengan delapan jeruji telah berputar. Delapan ruas jalan menuju kebijaksanaan yang berputar bagaikan Cakra Dunia menghantarkan umat manusia yang sadar akan hakekat kehidupan, menuju alam bahagia.
Segala macam penderitaan hidup adalah pelajaran yang sangat berharga bagi kita, untuk dapat memetik hikmahnya, untuk kemudian berbenah menuju jalan Dharma, jalan yang akan menghantarkan kita menuju, " Budhi Utama ", yaitu keselaran antara hati dan pikiran.
Sang Buddha mengajarkan, " Janganlah berbuat jahat, Tambahkan Kebajikan, Sucikan Hati dan Pikiran ". Inilah ajaran semua Buddha, baik Buddha yang dahulu, sekarang, maupun dimasa mendatang.
Dengan Sinar Yang Maha Welas Asih, beliau telah menurunkan Dharma yang Agung, untuk keselamatan di Tiga Dunia. Semoga semua umat manusia kembali sadar, bahwa didalam menyelami lautan kehidupan, kita perlu bangkit dari keterpurukan mental menuju Budhi Utama.
Selamat Tahun Baru 2013, semoga semua mahluk hidup berbahagia. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Budhi Utama,
Roda Dharma dengan delapan jeruji telah berputar. Delapan ruas jalan menuju kebijaksanaan yang berputar bagaikan Cakra Dunia menghantarkan umat manusia yang sadar akan hakekat kehidupan, menuju alam bahagia.
Segala macam penderitaan hidup adalah pelajaran yang sangat berharga bagi kita, untuk dapat memetik hikmahnya, untuk kemudian berbenah menuju jalan Dharma, jalan yang akan menghantarkan kita menuju, " Budhi Utama ", yaitu keselaran antara hati dan pikiran.
Sang Buddha mengajarkan, " Janganlah berbuat jahat, Tambahkan Kebajikan, Sucikan Hati dan Pikiran ". Inilah ajaran semua Buddha, baik Buddha yang dahulu, sekarang, maupun dimasa mendatang.
Dengan Sinar Yang Maha Welas Asih, beliau telah menurunkan Dharma yang Agung, untuk keselamatan di Tiga Dunia. Semoga semua umat manusia kembali sadar, bahwa didalam menyelami lautan kehidupan, kita perlu bangkit dari keterpurukan mental menuju Budhi Utama.
Selamat Tahun Baru 2013, semoga semua mahluk hidup berbahagia. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Senin, 24 Desember 2012
Cahaya Kemurnian
Om Swastiastu, Om Awighnam Astu Namo Siddham, Om Siwa Buddhaya Namah,
Cahaya Kemurnian,
Dalam upaya kita mendekatkan diri kehadapan Yang Maha Kuasa, banyak rintangan yang mesti dihadapi. Kadangkala rintangan itu menghadang, menghempaskan, hingga kita terjatuh. Bahkan cucuran keringat dan air mata yang menetes kepangkuan Ibu Pertiwi tak dapat dihindarkan dalam suatu ujian yang berat.
Sebuah pertanyaan yang timbul karena ketidak tahuan dan kegelapan kita, " Kenapa ini mesti terjadi ?". Hal ini tidak dapat dijawab dengan segera, kecuali oleh sang waktu. Kesabaran serta ketabahan diperlukan untuk menemukan keyakinan diri.
Seiring berputarnya roda sang waktu, satu persatu jawaban atas pertanyaan itu akan terungkap. Setapak demi setapak langkah yang terlewati, tanpa disadari, kita telah melakukan sebuah pendakian spiritual, dan kita mulai bisa menatap lembah yang membentang dari ketinggian gunung yang kita daki.
Semakin tinggi gunung yang didaki, semakin dahsyat badai yang mesti dihadapi, semakin dekat kita menuju cahaya kemurnian, semakin sadar akan kebodohan kita. Kita hanya bisa bersujud, memohon kehadapan-Nya, agar kemurnian cahaya dapat selalu menerangi kehidupan ini, agar kita semua dapat terselamatkan.
Semoga Tuhan dengan Cahaya Tanpa Batas, bermurah hati kepada semua hambanya yang tulus ikhlas bersujud dan bersembah bakti kehadapan Kaki Padma-Nya Yang Agung.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Cahaya Kemurnian,
Dalam upaya kita mendekatkan diri kehadapan Yang Maha Kuasa, banyak rintangan yang mesti dihadapi. Kadangkala rintangan itu menghadang, menghempaskan, hingga kita terjatuh. Bahkan cucuran keringat dan air mata yang menetes kepangkuan Ibu Pertiwi tak dapat dihindarkan dalam suatu ujian yang berat.
Sebuah pertanyaan yang timbul karena ketidak tahuan dan kegelapan kita, " Kenapa ini mesti terjadi ?". Hal ini tidak dapat dijawab dengan segera, kecuali oleh sang waktu. Kesabaran serta ketabahan diperlukan untuk menemukan keyakinan diri.
Seiring berputarnya roda sang waktu, satu persatu jawaban atas pertanyaan itu akan terungkap. Setapak demi setapak langkah yang terlewati, tanpa disadari, kita telah melakukan sebuah pendakian spiritual, dan kita mulai bisa menatap lembah yang membentang dari ketinggian gunung yang kita daki.
Semakin tinggi gunung yang didaki, semakin dahsyat badai yang mesti dihadapi, semakin dekat kita menuju cahaya kemurnian, semakin sadar akan kebodohan kita. Kita hanya bisa bersujud, memohon kehadapan-Nya, agar kemurnian cahaya dapat selalu menerangi kehidupan ini, agar kita semua dapat terselamatkan.
Semoga Tuhan dengan Cahaya Tanpa Batas, bermurah hati kepada semua hambanya yang tulus ikhlas bersujud dan bersembah bakti kehadapan Kaki Padma-Nya Yang Agung.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Sabtu, 22 Desember 2012
Selamat Natal dan Tahun Baru 2013
Buat Para Sahabat Nasrani kami ucapkan, " Selamat Natal dan Tahun Baru 2013 ".
Budaya Bali
Om
Swastiastu, Om Awighnam Astu Namo Siddham, Om Siwa Buddhaya Namah,
Budaya Bali,
Manisnya buah mangga bagaikan madu alam, terasa enak, nikmat dan menyegarkan. Aku bersyukur pada Tuhan karena aku berasal dari Desa Penglatan, Buleleng-Bali. Buah mangga di Desaku memiliki ciri khas rasa yang manis dengan aroma yang enak menyegarkan. Begitu pula daerah lain di Buleleng, seperti di Desa Bestala memiliki Durian dengan rasa yang enak, manis alami, nikmat dan menyegarkan. Di Desa Banjar memiliki Anggur Hitam dengan rasa yang manis, enak dan menyegarkan. Di Desa Sudaji menghasilkan beras dengan rasa yang enak dan pulen. Begitu pula daerah-daerah lainnya di Bali memiliki ciri khas, dengan seni budaya seperti : seni pahat, seni tari, seni lukis, serta seni budaya lainnya yang terinspirasi dari kekayaan alam yang ada di Bali.
Budaya Bali,
Manisnya buah mangga bagaikan madu alam, terasa enak, nikmat dan menyegarkan. Aku bersyukur pada Tuhan karena aku berasal dari Desa Penglatan, Buleleng-Bali. Buah mangga di Desaku memiliki ciri khas rasa yang manis dengan aroma yang enak menyegarkan. Begitu pula daerah lain di Buleleng, seperti di Desa Bestala memiliki Durian dengan rasa yang enak, manis alami, nikmat dan menyegarkan. Di Desa Banjar memiliki Anggur Hitam dengan rasa yang manis, enak dan menyegarkan. Di Desa Sudaji menghasilkan beras dengan rasa yang enak dan pulen. Begitu pula daerah-daerah lainnya di Bali memiliki ciri khas, dengan seni budaya seperti : seni pahat, seni tari, seni lukis, serta seni budaya lainnya yang terinspirasi dari kekayaan alam yang ada di Bali.
Aku
meyakini, semua ini adalah anugerah Tuhan kepada kami sebagai generasi penerus
sebagai hasil daripada pelayanan Para Leluhur kami dimasa silam kepada Para
Dewa penguasa Alam semesta beserta semua isinya, sehingga menghasilkan budaya
hormat kepada sekecil apapun bentuk kehidupan.
Budaya ini kami warisi dalam bentuk Upacara Penghormatan kepada Para Dewa, Para Leluhur, Para Guru Agung, Para Mahluk Halus, Benda Pusaka seperti Keris, Tombak dan lain-lain dan bahkan kepada binatang serta tumbuh-tumbuhan.
Sesungguhnya alam beserta semua isinya tercipta karena Sang Hyang Agung penguasa alam semesta. Beliau telah menebarkan kemurahan hati, bagaikan bunga harum semerbak kepada semesta alam. Apakah kita sebagai mahluk ciptaan-Nya, masih memiliki rasa hormat kepada Beliau ? Semuanya kembali pada keyakinan diri, keyakinan bahwa sumber daripada kehidupan adalah Cinta Kasih Tuhan.
Budaya ini kami warisi dalam bentuk Upacara Penghormatan kepada Para Dewa, Para Leluhur, Para Guru Agung, Para Mahluk Halus, Benda Pusaka seperti Keris, Tombak dan lain-lain dan bahkan kepada binatang serta tumbuh-tumbuhan.
Sesungguhnya alam beserta semua isinya tercipta karena Sang Hyang Agung penguasa alam semesta. Beliau telah menebarkan kemurahan hati, bagaikan bunga harum semerbak kepada semesta alam. Apakah kita sebagai mahluk ciptaan-Nya, masih memiliki rasa hormat kepada Beliau ? Semuanya kembali pada keyakinan diri, keyakinan bahwa sumber daripada kehidupan adalah Cinta Kasih Tuhan.
Dalam
belaian cinta kasih terdapat rasa yang dalam dan disanalah sesungguhnya jawaban
atas pertanyaan yang paling mendasar yaitu, " Kenapa kita berada dimuka bumi ini
dan untuk apa kita dilahirkan ?".
Semoga cahaya Tuhan dengan Kasih-Nya yang tulus murni, mengantarkan kita pada kebahagiaan dan Kedamaian yang abadi.
Salam kasih kami dari Pulau Dewata Bali buat para sahabat terkasih.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Semoga cahaya Tuhan dengan Kasih-Nya yang tulus murni, mengantarkan kita pada kebahagiaan dan Kedamaian yang abadi.
Salam kasih kami dari Pulau Dewata Bali buat para sahabat terkasih.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Pelayan Hati
Om
Swastiastu, Om Awighnam Astu Namo Siddham, Om Siwa Buddhaya Namah,
Pelayan
Hati,
Raja
yang Agung memiliki banyak pelayan yang siap mengikuti perintah Sang Raja. Para
pelayan ini dengan senang hati melaksanakan setiap kata-kata Sang Raja, karena beliau
adalah Raja yang Agung, Adil dan Bijaksana.
Kalau
diperhatikan dengan seksama, sesungguhnya kita semua adalah pelayan. Yang
membedakan kita adalah pilihan, apakah kita memilih menjadi pelayan Nafsu
Keinginan atau menjadi pelayan Hati ?
Apabila
kita mengikuti keinginan nafsu, maka kita menjadi pelayan nafsu. Sifat dari
nafsu adalah tidak pernah terpuaskan, selalu gelisah oleh keinginan-keinginan
yang tidak ada akhirnya. Dia akan menjerumuskan kita dalam kegelapan.
Apabila
kita mengikuti Kata Hati, maka kita menjadi pelayan hati. Sifat hati adalah
selalu bersyukur dengan apa yang ada, karena Kasih Tuhan bersemayam pada hati,
bagaikan mutiara yang indah berkilauan. Beliau akan mengantarkan kita pada jalan yang terang.
Wahai
Para Sahabat terkasih, jadikanlah diri kita sebagai pelayan hati, karena Jiwa
yang Agung bersemayam didalam hati. Beliau patut kita layani, karena Beliau
lebih Agung daripada Raja yang Agung, Beliau adalah “ Maha Agung “.
Semoga Jiwa Yang Agung dengan Cahaya bagaikan Purnama di malam terang, menyinari hati kita semua, hingga kita terlarut dalam Kasih-Nya yang Tulus Murni, dalam pelayanan kepada Kaki Padma-Nya Yang Agung, dalam pelayanan kepada sesama.
Om
Shanti Shanti Shanti Om.
Minggu, 16 Desember 2012
Pil Pahit
Om Swastiastu, Om Awighnam Astu Namo Sidham, Om Siwa Buddhaya Namah,
Tidak dapat kita menyatakan bahwa apa yang terjadi dihadapan kita saat ini adalah merupakan sebuah kejadian yang kebetulan itu terjadi. Semuanya ada sebab musabab yang melatar belakanginya.
Kadang-kadang kita mengetahui dengan jelas sebab-musabab dari suatu peristiwa, namun ada pula suatu peristiwa yang amat sulit untuk dipahami. Seringkali kita dibikin bimbang oleh suatu keadaan yang seakan-akan tidak adil bagi kita.
Keresahan menyelimuti hati yang dalam kebimbangan. Kembali pada sebuah keyakinan, bahwa ibarat menanam benih, itulah kelak yang akan kita petik dikemudian hari.
Kita telah melupakan kejadian-kejadian dalam kehidupan dimasa silam, namun hukum alam terus berjalan, ibarat roda yang berputar mengikuti arus sang waktu.
Saat kepedihan datang, terimalah dengan ikhlas, yakinkan diri, pasrahkan diri dengan berucap, " Terimakasih Tuhan, pil pahit ini akan hamba telan, semoga dengan ini bisa melunasi hutang karma yang tersisa, semoga hamba bisa sembuh dari penyakit ini, semoga beban semakin ringan, sehingga hamba dapat melangkah dengan keyakinan yang kuat, menuju Jalan-Mu, Jalan Terang Benderang, Jalan Dharma-Mu Nan Agung".
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Tidak dapat kita menyatakan bahwa apa yang terjadi dihadapan kita saat ini adalah merupakan sebuah kejadian yang kebetulan itu terjadi. Semuanya ada sebab musabab yang melatar belakanginya.
Kadang-kadang kita mengetahui dengan jelas sebab-musabab dari suatu peristiwa, namun ada pula suatu peristiwa yang amat sulit untuk dipahami. Seringkali kita dibikin bimbang oleh suatu keadaan yang seakan-akan tidak adil bagi kita.
Keresahan menyelimuti hati yang dalam kebimbangan. Kembali pada sebuah keyakinan, bahwa ibarat menanam benih, itulah kelak yang akan kita petik dikemudian hari.
Kita telah melupakan kejadian-kejadian dalam kehidupan dimasa silam, namun hukum alam terus berjalan, ibarat roda yang berputar mengikuti arus sang waktu.
Saat kepedihan datang, terimalah dengan ikhlas, yakinkan diri, pasrahkan diri dengan berucap, " Terimakasih Tuhan, pil pahit ini akan hamba telan, semoga dengan ini bisa melunasi hutang karma yang tersisa, semoga hamba bisa sembuh dari penyakit ini, semoga beban semakin ringan, sehingga hamba dapat melangkah dengan keyakinan yang kuat, menuju Jalan-Mu, Jalan Terang Benderang, Jalan Dharma-Mu Nan Agung".
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Langganan:
Postingan (Atom)