Om Swastiastu, Om Awighnam Astu Namo Sidham, Om Siwa Buddhaya Namah,
Pada kesempatan ini, dari lubuk hati yang terdalam, saya menghaturkan terimakasih kepada Para Sahabat pemirsa blog ini. Saya juga mohon maaf, apabila ada tulisan-tulisan pada blog ini yang kurang berkenan di hati.
Apa yang saya hadirkan dalam blog ini adalah murni ungkapan hati serta kerinduan hati saya untuk ingin pulang kembali, ibarat anak yang dalam perantauan jauh, merindukan kampung halaman untuk bertemu saudara serta handai taulan. Jadi sekali lagi saya mohon maaf, karena amat sedikit sastra yang saya ketahui untuk menunjang blog ini.
Semoga Ida Betara-Betari Sesuhunan memberikan tuntunan kepada kita semua menuju kebahagiaan serta kedamaian yang abadi.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Rabu, 28 November 2012
Minggu, 25 November 2012
Keyakinan
Om Siwa Buddhaya Namah,
Dalam keyakinanku pada tuntunan Siwa Buddha, tiada pernah terbersit keinginan untuk menampilkan suatu Agama Baru, melainkan adalah sebuah keyakinan akan kekuatan Sang Hati.
Apapun itu istilahnya, apabila kita meyakini suatu ajaran spiritual, hendaknya kita berupaya untuk masuk kedalam, bukan sebaliknya, menampilkan keluar sebagaimana promosi bisnis.
Keyakinan pada Kekuatan Tuhan, tiada akan pernah dimengerti apabila kita mencarinya diluar, karena pada hakekatnya, Beliau amat dekat dan bahkan mengikuti kita setiap saat.
Apabila kita sudah terlalu jauh melangkah keluar, dan bahkan seakan-akan hendak meninggalkan-Nya, maka beliau akan memanggil kita, agar kita sadar dan pulang kembali kerumah kita yang sesungguhnya, yaitu kembali masuk kedalam, pada ruang hati dan Beliau telah menunggu disana, ibarat orang tua yang menunggu anaknya pulang.
Oleh karenanya, wahai para sahabatku yang terkasih, ingatlah kembali pada jati diri kita, pulanglah kedalam hati, sebelum kita terlalu jauh keluar dan tersesat jalan.
Semoga Tuhan menuntun kita semua kejalan yang terang,hingga kita dapat kembali menemukan tempat yang penuh kebahagiaan dan kedamaian yang sejati.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Dalam keyakinanku pada tuntunan Siwa Buddha, tiada pernah terbersit keinginan untuk menampilkan suatu Agama Baru, melainkan adalah sebuah keyakinan akan kekuatan Sang Hati.
Apapun itu istilahnya, apabila kita meyakini suatu ajaran spiritual, hendaknya kita berupaya untuk masuk kedalam, bukan sebaliknya, menampilkan keluar sebagaimana promosi bisnis.
Keyakinan pada Kekuatan Tuhan, tiada akan pernah dimengerti apabila kita mencarinya diluar, karena pada hakekatnya, Beliau amat dekat dan bahkan mengikuti kita setiap saat.
Apabila kita sudah terlalu jauh melangkah keluar, dan bahkan seakan-akan hendak meninggalkan-Nya, maka beliau akan memanggil kita, agar kita sadar dan pulang kembali kerumah kita yang sesungguhnya, yaitu kembali masuk kedalam, pada ruang hati dan Beliau telah menunggu disana, ibarat orang tua yang menunggu anaknya pulang.
Oleh karenanya, wahai para sahabatku yang terkasih, ingatlah kembali pada jati diri kita, pulanglah kedalam hati, sebelum kita terlalu jauh keluar dan tersesat jalan.
Semoga Tuhan menuntun kita semua kejalan yang terang,hingga kita dapat kembali menemukan tempat yang penuh kebahagiaan dan kedamaian yang sejati.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Sabtu, 24 November 2012
Pulang
Om Siwa Buddhaya Namah,
Kembali melewati sebuah pengalaman, dimana batas antara kenyataan dan harapan tiada dapat memuaskan kehendak angan-angan yang berlebihan, hendaknya kita kembali merenung akan hakekat diri kita yang sesungguhnya.
Kembali pulang kerumah kita yang sebenarnya, bukan yang kita lihat dengan panca indera, melainkan yang kita rasakan didalam, pada relung-relung hati kita.
Sesungguhnya amat indah, dengan dihiasi bunga-bunga cinta, itulah sesungguhnya kebahagiaan yang kita cari.
Angan-angan yang berlebihan, yang dipengaruhi oleh panca indera, tiada dapat akan terpuaskan, oleh karenanya sadarlah wahai sahabat, ingatlah akan kemana sebenarnya tujuan kita, janganlah tertipu oleh musuh yang menghasut kita, maka kita pasti kan terselamatkan, Kasih Tuhan kan slalu mengiringi.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Kembali melewati sebuah pengalaman, dimana batas antara kenyataan dan harapan tiada dapat memuaskan kehendak angan-angan yang berlebihan, hendaknya kita kembali merenung akan hakekat diri kita yang sesungguhnya.
Kembali pulang kerumah kita yang sebenarnya, bukan yang kita lihat dengan panca indera, melainkan yang kita rasakan didalam, pada relung-relung hati kita.
Sesungguhnya amat indah, dengan dihiasi bunga-bunga cinta, itulah sesungguhnya kebahagiaan yang kita cari.
Angan-angan yang berlebihan, yang dipengaruhi oleh panca indera, tiada dapat akan terpuaskan, oleh karenanya sadarlah wahai sahabat, ingatlah akan kemana sebenarnya tujuan kita, janganlah tertipu oleh musuh yang menghasut kita, maka kita pasti kan terselamatkan, Kasih Tuhan kan slalu mengiringi.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Kamis, 15 November 2012
Antara Bahagia dan Menderita
Om Siwa Buddhaya Namah,
Kebahagiaan dan penderitaan sesungguhnya tiada perbedaan jauh. Suatu saat kita bahagia, namun disaat lain kita menderita. Inilah kenyataan hidup, dengan kondisi yang selalu berubah, tidak kekal, oleh karenanya tidak memuaskan. Suka dan duka datang silih berganti.
Apakah dengan keadaan ini kita menjadi pesimis ? Tentunya tidaklah demikian, sebab masih ada suatu kondisi yang menyebabkan kita bahagia, walaupun dalam keadaan suka maupun duka.
Ada suatu pepatah yang mengatakan bahwa apabila cinta sudah melekat, maka tai kucing rasa coklat. Pepatah sederhana ini sebenarnya memiliki makna yang dalam. Renungkanlah sejenak betapa seorang ibu merasa amat bahagia ketika anaknya dalam keadaan sehat dan baik, walaupun dia tidak tidur semalaman serta berbagai penderitaan lainnya tidak ia rasakan. Hanya satu alasan kenapa ia bahagia, yaitu cinta kasih yang dalam pada anaknya.
Jadi ada satu alasan yang membuat kita bahagia dalam kehidupan ini, yang membuat kita optimis serta bersemangat dalam menjalani kehidupan ini, yaitu rasa cinta yang dalam terhadap sumber kehidupan ini.
Apakah sumber kehidupan yang dimaksud, tiada lain adalah Jiwa Yang Agung yang dititipkan oleh Tuhan kepada kita dan dia bersemayam di hati kita semua. Cintailah dia, rawatlah dia sebagaimana seorang ibu merawat anaknya.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai senantiasa. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Kebahagiaan dan penderitaan sesungguhnya tiada perbedaan jauh. Suatu saat kita bahagia, namun disaat lain kita menderita. Inilah kenyataan hidup, dengan kondisi yang selalu berubah, tidak kekal, oleh karenanya tidak memuaskan. Suka dan duka datang silih berganti.
Apakah dengan keadaan ini kita menjadi pesimis ? Tentunya tidaklah demikian, sebab masih ada suatu kondisi yang menyebabkan kita bahagia, walaupun dalam keadaan suka maupun duka.
Ada suatu pepatah yang mengatakan bahwa apabila cinta sudah melekat, maka tai kucing rasa coklat. Pepatah sederhana ini sebenarnya memiliki makna yang dalam. Renungkanlah sejenak betapa seorang ibu merasa amat bahagia ketika anaknya dalam keadaan sehat dan baik, walaupun dia tidak tidur semalaman serta berbagai penderitaan lainnya tidak ia rasakan. Hanya satu alasan kenapa ia bahagia, yaitu cinta kasih yang dalam pada anaknya.
Jadi ada satu alasan yang membuat kita bahagia dalam kehidupan ini, yang membuat kita optimis serta bersemangat dalam menjalani kehidupan ini, yaitu rasa cinta yang dalam terhadap sumber kehidupan ini.
Apakah sumber kehidupan yang dimaksud, tiada lain adalah Jiwa Yang Agung yang dititipkan oleh Tuhan kepada kita dan dia bersemayam di hati kita semua. Cintailah dia, rawatlah dia sebagaimana seorang ibu merawat anaknya.
Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai senantiasa. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Ketidak Kekalan ( 1 )
Om Siwa Buddhaya Namah,
Gemericik air yang mengalir mengiringi kesendirianku dalam sebuah perenungan. Gelembung-gelembung air yang timbul kemudian lenyap kembali, mengingatkanku akan ketidak kekalan kehidupan ini. Kita semua tunduk pada hukum ketidak kekalan.
Lahir, tua, sakit dan mati semua mahluk pasti kan alami. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang diberikan akal budi, hendaknya berusaha untuk selalu berbuat kasih, karena dialah bekal kita nantinya, yang akan selalu mengikuti kita, bagaikan roda pedati yang selalu mengikuti jejak langkah kaki lembu yang menariknya.
Kasih akan selalu menuntun serta mengantarkan kita pada jalan yang terang, sehingga kita bisa mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Gemericik air yang mengalir mengiringi kesendirianku dalam sebuah perenungan. Gelembung-gelembung air yang timbul kemudian lenyap kembali, mengingatkanku akan ketidak kekalan kehidupan ini. Kita semua tunduk pada hukum ketidak kekalan.
Lahir, tua, sakit dan mati semua mahluk pasti kan alami. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang diberikan akal budi, hendaknya berusaha untuk selalu berbuat kasih, karena dialah bekal kita nantinya, yang akan selalu mengikuti kita, bagaikan roda pedati yang selalu mengikuti jejak langkah kaki lembu yang menariknya.
Kasih akan selalu menuntun serta mengantarkan kita pada jalan yang terang, sehingga kita bisa mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Sabtu, 10 November 2012
Harta Karun
Om Siwa Buddhaya Namah,
Perjalanan hidup yang merupakan awal daripada proses penempaan mental spiritual adalah Tirthayatra yang sesungguhnya, menyelami lautan samsara dengan segala resiko yang harus dihadapi untuk mendapatkan Tirtha Kamandalu yang merupakan obat mujarab untuk mengatasi derita kehidupan ini.
Apakah Tirtha yang dimaksud ? Tiada lain adalah, " Dharma ". Dharma adalah obat mujarab untuk mengatasi derita kehidupan ini. Segala macam masalah didalam kehidupan ini akan dapat diatasi apabila kita kembali kepada Dharma.
Dharma sudah membuktikan kemanjurannya sejak masa silam, Kejayaan Sriwijaya, Kebesaran Majapahit, dan kini kita diajak untuk mengenang serta membangkitkan kembali Spirit Kebesaran dari masa silam, yaitu sebuah perjalanan untuk menggali sedalam-dalamnya serta menemukan kembali harta karun yang terpendam untuk kemudian kita jadikan pedoman untuk menata kehidupan yang lebih baik.
Semoga Hyang Siwa Buddha selalu menuntun kita semua, menuju jalan yang terang, seterang " Cahaya Dharma ".
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Perjalanan hidup yang merupakan awal daripada proses penempaan mental spiritual adalah Tirthayatra yang sesungguhnya, menyelami lautan samsara dengan segala resiko yang harus dihadapi untuk mendapatkan Tirtha Kamandalu yang merupakan obat mujarab untuk mengatasi derita kehidupan ini.
Apakah Tirtha yang dimaksud ? Tiada lain adalah, " Dharma ". Dharma adalah obat mujarab untuk mengatasi derita kehidupan ini. Segala macam masalah didalam kehidupan ini akan dapat diatasi apabila kita kembali kepada Dharma.
Dharma sudah membuktikan kemanjurannya sejak masa silam, Kejayaan Sriwijaya, Kebesaran Majapahit, dan kini kita diajak untuk mengenang serta membangkitkan kembali Spirit Kebesaran dari masa silam, yaitu sebuah perjalanan untuk menggali sedalam-dalamnya serta menemukan kembali harta karun yang terpendam untuk kemudian kita jadikan pedoman untuk menata kehidupan yang lebih baik.
Semoga Hyang Siwa Buddha selalu menuntun kita semua, menuju jalan yang terang, seterang " Cahaya Dharma ".
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Rabu, 07 November 2012
Perjalanan
Om Siwa Buddhaya Namah,
Perjalanan yang amat panjang dan melelahkan, merupakan suatu pengalaman yang tak akan pernah terlupakan dan kenangan itu akan terukir indah pada relung-relung hati, karena pada hakekatnya, hidup ini adalah sebuah misi yang harus dijalani.
Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa suka dan duka akan selalu datang silih berganti dalam setiap perjalanan.
Apabila kita belum memahami hakekat sebuah perjalanan, maka ini akan berbuah derita, sebaliknya, kebahagiaan dengan segala sukacitanya, adalah buah daripada usaha yang tekun dengan penuh keyakinan pada sumber kehidupan ini.
Pada akhirnya kita akan kembali pulang, dengan mempersembahkan untaian mutiara-mutiara hati kehadapan Kaki Padma-Nya yang Agung.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Perjalanan yang amat panjang dan melelahkan, merupakan suatu pengalaman yang tak akan pernah terlupakan dan kenangan itu akan terukir indah pada relung-relung hati, karena pada hakekatnya, hidup ini adalah sebuah misi yang harus dijalani.
Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa suka dan duka akan selalu datang silih berganti dalam setiap perjalanan.
Apabila kita belum memahami hakekat sebuah perjalanan, maka ini akan berbuah derita, sebaliknya, kebahagiaan dengan segala sukacitanya, adalah buah daripada usaha yang tekun dengan penuh keyakinan pada sumber kehidupan ini.
Pada akhirnya kita akan kembali pulang, dengan mempersembahkan untaian mutiara-mutiara hati kehadapan Kaki Padma-Nya yang Agung.
Om Shanti Shanti Shanti Om.
Jumat, 02 November 2012
Pertikaian
Om Siwa Buddhaya Namah,
Hari-hari yang panas hendaknya jangan membuat hati kita turut panas. Dahaga karena cuaca panas dengan mudah dapat dihapus dengan segelas air sejuk, namun dahaga karena hati yang panas amat sulit untuk dihilangkan.
Hendaknya kita selalu ingat bahwa dalam pertikaian kita semua akan binasa. Menang jadi abu, kalah jadi arang, sama-sama merugi. Akan menambah hutang karma, yang tentunya akan memperpanjang derita.
Sebaiknya kita semua sadar bahwa kebencian tidak akan pernah berakhir apabila dibalas dengan kebencian, tetapi kebencian akan berakhir apabila dibalas dengan tidak membenci.
Apapun yang telah terjadi, biarkanlah semuanya terlewat, ibarat sungai yang mengalir, kita terus bergerak menuju muara, yaitu asal muasal kita, pantai seberang, " Nirwana".
Semoga Hyang Siwa Buddha selalu menuntun kita dan memberikan kekuatan menghadapi segala macam penderitaan, hingga semua orang sadar bahwa kita adalah cinta damai, karena kita adalah sama dengan mereka semua, yaitu Jiwa Yang Agung yang bersemayam pada setiap mahluk hidup.
Semoga semua mahluk hidup bebas dari penderitaan, semoga damai senantiasa. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Hari-hari yang panas hendaknya jangan membuat hati kita turut panas. Dahaga karena cuaca panas dengan mudah dapat dihapus dengan segelas air sejuk, namun dahaga karena hati yang panas amat sulit untuk dihilangkan.
Hendaknya kita selalu ingat bahwa dalam pertikaian kita semua akan binasa. Menang jadi abu, kalah jadi arang, sama-sama merugi. Akan menambah hutang karma, yang tentunya akan memperpanjang derita.
Sebaiknya kita semua sadar bahwa kebencian tidak akan pernah berakhir apabila dibalas dengan kebencian, tetapi kebencian akan berakhir apabila dibalas dengan tidak membenci.
Apapun yang telah terjadi, biarkanlah semuanya terlewat, ibarat sungai yang mengalir, kita terus bergerak menuju muara, yaitu asal muasal kita, pantai seberang, " Nirwana".
Semoga Hyang Siwa Buddha selalu menuntun kita dan memberikan kekuatan menghadapi segala macam penderitaan, hingga semua orang sadar bahwa kita adalah cinta damai, karena kita adalah sama dengan mereka semua, yaitu Jiwa Yang Agung yang bersemayam pada setiap mahluk hidup.
Semoga semua mahluk hidup bebas dari penderitaan, semoga damai senantiasa. Om Shanti Shanti Shanti Om.
Langganan:
Postingan (Atom)