Senin, 25 Januari 2016
Membuka Tabir Gelap
Om Siwa Buddhaya Namah,
" Tabir gelap yang dulu hinggap, lambat laun mulai terungkap, labil tawamu tak pasti tangismu, jelas membuat aku sangat ingin mencari, apa yang tersembunyi dibalik manis senyumu, apa yang tersembunyi dibalik bening dua matamu ".
Sahabatku yang terkasih, meminjam kata-kata dari penyanyi Iwan Falls, aku ingin memetik serangkaian makna yang tersirat didalamnya, sesuai dengan pemahamanku. Dari keindahan tembang yang dinyanyikan, dengan kata-kata yang puitis, akan mampu membangkitkan perasaan hingga rasa yang terdalam, sesuai dengan tingkat kepekaan yang dimiliki oleh tiap-tiap orang. Semakin sering kita mengasah perasaan kita, maka semakin peka hati kita untuk menikmati keindahan-keindahan serta menangkap serangkaian makna yang tersirat didalamnya, untuk dapat kita pergunakan didalam kehidupan ini, agar kita menjadi lebih sabar, lebih damai dan lebih bijaksana.
Sahabatku, tabir gelap sebenarnya hanyalah bersifat sementara, bagaikan awan hitam yang menyelimuti langit biru. Awan itu datang karena kehendak Alam, karena kondisi Alam, kemudian dia bertahan untuk sesaat hingga turun hujan, ataupun dia pergi dengan tanpa meninggalkan hujan. Semuanya itu terjadi, dia datang kemudian berlalu. Sebenarnya tidak ada masalah dalam hal ini, namun ini akan menjadi masalah apabila awan hitam itu masuk kedalam pikiran kita hingga hati kita turut menjadi gelap.
Apabila gelapnya hati ini tidak kita bersihkan, maka akan bisa menimbulkan sakit hati. Hati yang sakit adalah kelemahan yang dengan mudah dapat dipengaruhi oleh kebencian, keserakahan, iri hati serta kegelapan hati. Kita semua tidak menginginkan hal terjadinya hal-hal buruk, seperti membunuh, membakar, meracun, menghancurkan, merusak serta hal-hal lainnya yang diluar tindakan manusiawi. Hal ini sangat merugikan, baik yang melakukan maupun yang menjadi korban serta semua orang. Kedamaian akan berubah menjadi ketakutan serta keresahan.
Sahabatku, kenapa hal ini bisa terjadi, yaitu karena kurang pemahaman kita tentang hidup dan kehidupan ini. Hidup ini sebenarnya berawal dari Kasih, kemudian berlangsung dalam Kasih serta berakhir dalam Kasih pula. Sebenarnya tidak ada celah untuk hal-hal lainnya bisa masuk apabila kita mau memahami hal ini. Jika hidup ini berdasarkan kebencian, bagaimana mungkin kehidupan ini dapat berlangsung hingga saat ini. Misalnya, apabila Ibu kita membenci kita sejak kecil kemudian membunuh kita, bagaimana mungkin kita dapat tumbuh dewasa serta mengenal dunia ini ? Demikian juga dengan Alam, apabila membenci kita, bagaimana mungkin kita dapat menghirup udara dipagi hari, menikmati makanan, air, kopi, susu dan lain-lainnya ? Semuanya itu karena Kasih. Alam sangat mengasihi kita semua, tanpa pilih kasih, bagaikan Ibu yang mengasihi anak-anaknya.
Kita telah menerima Anugerah itu sejak kecil, oleh karena itu hendaknya hal ini tidak dilupakan, selau diingat, dirasakan, kita tumbuh dan berkembang karena Alam dan kehidupan ini berlangsung karena Kehendak serta Kasih yang tak terhingga dari Alam. Oleh karena itu sudah sepatutnya kita bersyukur serta bertindak dalam Kasih Tuhan, Kasih Semesta Alam, untuk kebahagiaan semua orang.
Semoga tabir gelap yang dulu pernah hinggap dihati kita, lambat laun mulai terungkap, sehingga senyum tawa indah, seindah manisnya Kasih yang bersemayam dihati kita semua, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Minggu, 24 Januari 2016
Kesederhanaan adalah Mahkota Keindahan
Om Siwa
Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, sebagian besar orang suka dengan kemewahan, karena dengan kemewahan kita dapat menunjukkan bahwa diri kita lebih baik dari pada orang lain. Mobil mewah, rumah mewah, pakaian mewah, perhiasan mewah serta semua kemewahan lainnya akan membuat kita bangga dan percaya diri untuk tampil didepan semua orang. Sering kita lihat artis maupun aktor terkenal tampil dengan segala kemewahannya sehingga dapat memukau para penggemarnya. Setiap kemewahan identik dengan kemeriahan, seperti kemeriahan pesta, kemeriahan pertunjukkan dan lain-lainnya semuanya itu untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa kita adalah orang yang hebat.
Sahabatku yang terkasih, sebagian besar orang suka dengan kemewahan, karena dengan kemewahan kita dapat menunjukkan bahwa diri kita lebih baik dari pada orang lain. Mobil mewah, rumah mewah, pakaian mewah, perhiasan mewah serta semua kemewahan lainnya akan membuat kita bangga dan percaya diri untuk tampil didepan semua orang. Sering kita lihat artis maupun aktor terkenal tampil dengan segala kemewahannya sehingga dapat memukau para penggemarnya. Setiap kemewahan identik dengan kemeriahan, seperti kemeriahan pesta, kemeriahan pertunjukkan dan lain-lainnya semuanya itu untuk menunjukkan kepada dunia luar bahwa kita adalah orang yang hebat.
Lawan dari
kemewahan adalah kesederhanaan. Kesederhanaan tidak perlu menunjukkan diri
keluar, karena apabila itu ditampilkan kedunia luar dia tidak akan menarik
karena semuanya biasa-biasa saja. Orang yang sederhana penampilannya tidak jauh
beda dengan orang-orang pada umumnya. Dia berbaur ditengah-tengah masyarakat
dengan tanpa perhiasan yang berlebihan, karena bagi orang-orang yang sederhana,
kesederhanaan itulah mahkotanya, senyuman serta ketulusan adalah perhiasannya.
Dia tidak perlu perhiasan lainnya karena keindahann itu sudah ada didalam
hatinya, dia terpancar serta memancar keluar berkilauan bagaikan perhiasan yang
mewah. Dia sudah merasa cukup dengan perhiasan itu, tidak ada yang perlu
dihiasi lagi, tidak ada yang perlu dia tampilkan keluar kecuali kebajikan-kebajikan
sebagi cerminan keindahan jiwanya.
Jika keadaan
didalam sudah demikian indahnya, apalah perlunya menampilkan kemewahan duniawi.
Kemewahan duniawi hanyalah diperlukan untuk menutupi keadaan didalam yang tidak
indah, gersang dan hampa, semua itu hanya ilusi, hanya bayangan yang bagaikan
fatamorgana, bukanlah kemewahan yang sesungguhnya.
Sahabatku, aku sebenarnya
juga mengagumi kemewahan duniawi, namun hendaknya ada keseimbangan apa yang ada
diluar dengan apa yang ada didalam diri kita, sehingga apa yang kita tampilkan
itu benar-benar merupakan cerminan diri kita yang didalam, benar-benar
merupakan jati diri kita.
Semoga
kesuksesan selalu menyertai setiap langkah didalam kehidupan kita, semoga semua
mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Langganan:
Postingan (Atom)