Sabtu, 28 November 2015
Menjinakkan Gajah
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, gajah adalah binatang yang sangat besar dan kuat. Habitat alaminya adalah ditengah hutan belantara. Dia bergerak bebas, liar di hutan yang sangat luas. Namun apa yang terjadi jika hutan tersebut dirambah manusia, dijadikan tempat pemukiman dan perladangan. Gajah-gajah tersebut semakin terdesak, dia menjadi liar menyerang dan merusak ladang serta pemukiman penduduk.
Sahabatku, manusia adalah mahluk yang dilengkapi dengan akal budi, dengan kecerdikannya, dia berusaha untuk memanfaatkan gajah-gajah tersebut dengan cara menjinakkannya. Dengan bantuan gajah-gajah yang telah jinak, mereka berusaha menangkap satu-persatu gajah-gajah liar tersebut, kemudian melatihnya dengan keras dan disiplin, sehingga lambat laun gajah-gajah liar tersebut berubah menjadi jinak. Dengan demikian gajah-gajah yang telah jinak menjadi hewan peliharaan yang sangat berguna bagi manusia.
Gajah memiliki kelebihan pada kekuatan tubuhnya, apabila terkendali dengan baik, bisa bermanfaat bagi kehidupan kita. Bagaimana dengan manusia, dimana letak kekuatannya, sudahkah terkendali dengan baik ? Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang amat mulia, walaupun badan fisiknya lemah dibandingkan dengan mahluk lainnya, seperti singa, ular boa, banteng dan mahluk lainnya yang memiliki kekuatan fisik, namun dibalik semua itu, manusia adalah mahluk yang tiada bandingnya, karena dilengkapi dengan kekuatan yang tidak nampak dengan kasat mata, namun didalamnya tersimpan kedahsyatan yang luar biasa yang tak tertandingi oleh mahluk lainnya, yaitu kekuatan pikiran.
Ya, pikiran adalah kekuatan manusia, dia akan berguna apabila terkendali dengan baik, namun apabila tidak terkendali dengan baik, dia akan menjadi sangat berbahaya, bahkan jauh lebih berbahaya daripada mahluk liar lainnya, dia tidak hanya merusak pemukiman serta ladang, melainkan bisa menghancurkan dunia. Sungguh merupakan hal yang sangat berbahaya dan mengerikan. Tetapi sebalikknya apabila pikiran manusia terkendali dengan baik, akan bisa membuat kedamaian serta kebahagiaan semua mahluk hidup dimuka bumi ini.
Demikian mulianya potensi yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia, haruskah kita mengabaikannya ? Sudahkah pikiran manusia saat ini terkendali dengan baik ? Jawabannya bisa kita lihat didalam kehidupan manusia manusia saat ini. Sudahkah umat manusia dimuka bumi ini damai dan bahagia ? Sudahkah peperangan serta pertikaian berhenti dimuka bumi ini ? Sudahkah jerit tangis ketakutan serta kelaparan berhenti ?
Tentunya menjadi tugas kita semua sebagai umat manusia untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan ini, dengan mulai saat ini juga untuk berbenah serta merubah pola pikir kita dari materialistik, yang suka mencari keuntungan pribadi maupun kelompok tanpa memperhatikan keseimbangan alam serta lingkungan disekitarnya. Kita hendaknya mulai mencari kebahagiaan holistik, yaitu kebahagiaan yang menyeluruh, baik material maupun spiritual. Kebahagiaan bersama, dengan membantu meringankan beban sesama akan membuat kita bahagia, baik material maupun spiritual, keseimbangan antara lahir dan batin.
Bumi berputar pada porosnya, kemudian bersama-sama planet lain berputar mengelilingi matahari, semuanya bergerak dalam keseimbangan dan kedamaian. Semoga kekuatan alam semesta ini, mampu memberikan inspirasi bagi kita semua untuk mewujudkan perdamaian dimuka bumi ini. Sebagaimana pepatah tua berbunyi," Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan kebajikan dan nama harum ".
Sahabatku yang terkasih, hidup ini hanya sementara, haruskah kita menyia-nyiakannya, semoga hidup kita menjadi lebih terarah dan bermakna. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai senantiasa, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Sabtu, 07 November 2015
Perjalanan
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, hidup ini adalah sebuah perjalanan. Ciri-ciri dari perjalanan adalah adanya pergerakan dan akibat dari pergerakan adalah perubahan. Setiap langkah yang kita jalani, setiap waktu yang kita lewati, tentu kita akan menyaksikan ataupun mengalami perubahan-perubahan itu. Dari lahir kemudian tumbuh dewasa, menjadi tua dan akhirnya mati adalah perubahan yang tidak bisa kita hindari. Setiap mahluk hidup didunia ini pasti akan mengalami hal tersebut, karena mereka semua berada dalam perjalanan.
Setiap perjalanan tentu ada tujuan, misalnya kita ingin pergi ke Jakarta. Dengan dorongan keinginan tersebut kita melakukan perjalanan, misalnya dengan pesawat udara, hingga akhirnya kita sampai ke tujuan, yaitu Jakarta.
Kehidupan kita didunia ini juga demikian, namun perbedaannya adalah kita lahir kedunia ini bukan karena keinginan kita, namun kita terlahir dan melakukan perjalanan didunia ini.
Kemudian muncul sebuah pertanyaan, atas keinginan siapa kita lahir kedunia ini ? Kita terlahir kedunia ini memang bukan atas keinginan kita sendiri, melainkan ada sesuatu kekuatan yang mendorong kita hingga kita terlahir kedunia ini.
Kita terlahir kedunia ini atas dorongan kekuatan itu, kemudian kita melakukan perjalanan didunia ini, namun sebagian besar dari kita berjalan mengikuti keinginan sendiri. Kita kurang menyadari akan adanya energi yang murni, yang Maha Kasih, Maha Dahsyat dan Maha Sempurna yang berusaha mengendalikan perjalanan kita kearah yang benar.
Sadar maupun tidak, kita semua bergerak mengikuti energi spiritual ini dan apabila kita bergerak diluar kehendak ataupun diluar pergerakan energi ini, maka penderitaan sudah pasti akan mengikuti kita. Sebagai contoh, misalnya apabila kita suka berbuat baik, membantu orang lain, membantu sesama dengan penuh keikhlasan serta kasih sayang, maka kita akan disenangi oleh banyak orang dan kita akan hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan. Sebaliknya, apabila kita suka berbuat yang buruk, misalnya suka berbuat onar, selalu menyusahkan orang lain, maka kita akan dibenci oleh banyak orang dan hidup kita akan selalu dihantui oleh kegelisahan dan penderitaan.
Sahabatku, alam berkehendak agar kita selalu belajar serta dekat dengannya, bergerak dalam kasih semesta, mengikuti irama alam agar terpelihara suasana harmonis antara manusia dengan alam, dengan semua mahluk hidup, sehingga tercipta kerukunan hidup.
Hidup ini adalah sebuah perjalanan dalam suka maupun duka, namun semua itu hendaknya disadari sebagai proses pebelajaran bagi kita, agar kita mengerti dan sadar akan harkat dan martabat kita sebagai manusia adalah mahluk yang suci murni dan perjalanan ini adalah perjalanan menuju tanah suci. Oleh karena itu sucikanlah hati dan pikiran ini, serta sucikanlah tanah tempat kita berpijak dengan cinta serta kasih sayang, sehingga setiap langkah didalam perjalanan kita menjadi menyenangkan, penuh dengan kenangan indah yang tak terlupakan.
Semoga perjalanan kita menjadi perjalanan yang menyenangkan, semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Langganan:
Postingan (Atom)