Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, selamat malam, malam ini dikediamanku
angin berhembus cukup kencang dan cuaca cukup dingin. Hembusan angin yang cukup
kencang ini dimanfaatkan oleh para penggemar layang-layang untuk menaikkan layang-layang.
Tidak perduli malam yang gelap, mereka tetap menaikkan layang-layang, karena
layang-layang sekarang dilengkapi dengan lampu-lampu kecil yang berwarna-warni
sehingga terlihat cukup indah menari-nari diantara gelapnya malam serta
bintang-gemintang. Berbeda dengan layang-layang modern, layang-layang
tradisional tidak dilengkapi dengan lampu-lampu, namun pada layang-layang
tradisional terdapat “ Guwangan “, yaitu rotan yang diiris tipis memanjang,
kemudian dibentangkan pada bambu yang lentur dan diikatkan pada layang-layang
yang terbang diudara, sehingga dengan terpaan angin yang cukup kencang, rotan
tersebut akan bergetar dan dari getarannya dapat menghasilkan suara yang cukup
indah dan alami. Walaupun layang-layang tradisional tidak terlihat diudara pada
malam hari, namun suara guwangannya cukup indah dan dapat menghibur hati.
Sahabatku, malam yang indah dengan langit yang dihiasi oleh
bintang-gemintang yang bertebaran dilangit disertai keindahan layang-layang
modern dengan lampu-lampu yang berwarna-warni dan suara guwangan dari
layang-layang tradisional sangatlah
sayang untuk dlewatkan begitu saja. Walaupun kita telah terbiasa menikmati
siaran televisi serta film-film di bioskop, namun cobalah sesekali menikmati
keindahan alam disekitar kita, karena kejenuhan dalam rutinitas sehari-hari
akan membuat kita stress dan apabila ini kita biarkan akan dapat menimbulkan
penyakit. Dengan mengarahkan pikiran pada hal-hal positif, yaitu menikmati
keindahan-keindahan yang ada disekitar kita, itu akan dapat melupakan sejenak
kejenuhan serta stress yang kita alami, sehingga tumbuh perasaan senang yang
tumbuh dari kemurnian atau kebersihan hati dan daripadanya akan tumbuh rasa
cinta pada diri sendiri, pada keluarga serta lingkungan sekitar kita. Inilah
hal-hal kecil yang sering kita lewatkan begitu saja, yang sebenarnya merupakan
sumber kebahagiaan yang kita cari.
“ Bagaikan seekor kucing yang mengejar ekornya sendiri, dia
akan terus berputar-putar dan akhirnya pusing sendiri, dia tidak akan dapat
menikmati keindahan untuk bermain-main dengan kucing-kucing lain serta alam
disekitarnya sebelum dia berhenti mengejar ekornya sendiri “.
Sahabatku, keinginan manusia tidak akan pernah habis, tidak
ada batasnya kecuali kita sendiri yang membatasinya dan keluar daripadanya
untuk menikmati alam sekitarnya adalah jalan untuk mendapatkan kebahagiaan. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om
Shanti Shanti Shanti Om.