Selasa, 30 Juni 2015
Alam Menyaksikan
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, suara Genta yang indah mengiringi Do'a-Do'a yang dipanjatkan oleh Para Pendeta Hindu Bali pada saat Upacara di Pura Pengubengan Besakih. Saat itu aku dan teman-teman sedang menikmati keindahan alam di sekitar Pura. Dari ketinggian aku menyaksikan keindahan pemandangan serta sejuknya hawa di pegunungan itu. Keindahan alam itu sempat diabadikan oleh temanku, dengan mengambil gambar menggunakan kamera handphonenya. Suatu keanehan terjadi setelah aku dan teman-teman melihat hasil foto itu, ternyata awan diatas menyerupai wajah manusia yang sangat besar. Bagiku ini adalah suatu keajaiban alam yang langsung aku saksikan dengan mata telanjang, sungguh suatu kebesaran Tuhan, puji syukur aku panjatkan atas segala karunia ini. Semoga keyakinan hati ini semakin dalam, karena Alam Menyaksikan setiap tindakan yang kita lakukan dimuka Bumi ini. Bila hati kita tertutup maka Alam akan meredup dan bila hati kita terbuka maka Alam akan bahagia. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Senin, 15 Juni 2015
Kasih Sayang
Om Siwa Buddhaya Namah,
Sahabatku yang terkasih, siapa yang saat ini sedang bersedih ? Siapa yang saat ini sedang menangis, marah dan benci dengan keadaan yang tidak adil bagi dirinya, ingin berontak namun tidak bisa melampiaskan kemarahan itu, sehingga terjadi pergolakan yang sangat hebat didalam dirinya. Hal-hal negative dapat saja terjadi pada orang-orang seperti ini, dia dapat bertindak merugikan dirinya sendiri, juga bisa merugikan orang lain dan hal terburuk dapat terjadi pada dirinya yaitu bunuh diri. Sungguh hal yang sangat memprihatinkan dan hal-hal seperti ini bisa kita cegah apabila kita peduli dan memperhatikan orang-orang disekitar kita, karena Dharma mengajarkan kita untuk menebar kasih sayang.
Saat ini, bila mereka yang sedang berduka, hati mereka sedang sedih, kita ibaratkan mereka sedang haus, orang yang kehausan tentunya memerlukan seteguk air untuk melepaskan dahaga. Dahaga karena kepanasan, hati mereka gerah karena tekanan kebencian, jangan tambah beban mereka yang menyebabkan mereka tambah panas. Siramilah benih-benih rumput liar dipadang gersang nan tandus, dengan tetesan-tetesan embun pagi yang sejuk dan segar, hingga ia dapat tersenyum, hingga tumbuh dan berseminya bunga-bunga yang indah dan mengagumkan.
Padang gersang nan tandus adalah ibarat hati yang sedang terluka, dia memerlukan tetesan-tetesan embun kasih sayang, yang dapat menyejukkan hati mereka. Senyum sapa yang tulus dan murni akan dapat meredakan ketegangan dari raut wajah mereka dan uluran tangan persahabatan akan membuka tabir gelap yang menyelimuti hatinya, dia akan tersenyum dan membuang semua alasan-alasan yang membuat mereka benci hingga meredakan kebencian dihatinya.
Hati yang tulus dan murni adalah wujud kasih sayang dari dalam, bergetar dari dalam, halus, tulus dan murni, tanpa beban, karena beban telah diletakan pada perahu cinta dan dia betul-betul berada pada perjalanan yang menyenangkan kemudian berusaha mengulurkan tangan pada orang-orang yang ditemuinya dalam perjalanan untuk ikut menikmati indahnya perjalanan dengan perahu cinta menuju rumah cinta.
Sahabatku, mereka adalah jiwa-jiwa yang merana, mereka memerlukan cinta dan kasih sayang, kasihku adalah kasihmu, kasih dihati kita semua adalah kasih alam semesta, semoga semuanya tumbuh dan bersemi dalam perahu cinta menuju kedamaian dan kebahagiaan yang sejati. Semoga semua mahluk hidup berbahagia, Om Shanti Shanti Shanti Om.
Langganan:
Postingan (Atom)