Kamis, 27 September 2012

Hati

Om Siwa Buddhaya Namah,

Hati adalah pusat segala rasa yang ada. Dualisme yang bergejolak, semuanya bermuara ke hati. Mata yang memandang keindahan, kemudian menimbulkan ketertarikan, akhirnya jatuh ke hati. Lidah yang merasakan kenikmatan makanan membuat hati senang. 
Jadi suka ataupun duka dalam kehidupan ini, semuanya dirasakan oleh sang hati. Dalam kejernihan kita berusaha memandang diri kita serta segala sensasi yang kita rasakan dalam kehidupan ini sebagai kontak panca indera, kemudian masuk ke hati.
Hakekat kebendaan duniawi yang tidak kekal, tidaklah patut kita genggam erat-erat sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan, karena semuanya pada akhirnya akan berubah dan tidak memuaskan. 
Dengan tidak terlalu melekat pada kebendaan duniawi, kemudian berusaha mencari sumber kebahagiaan yang kekal adalah jalan menuju kebahagiaan yang sejati. Betapapun suka dan duka datang silih berganti, namun hati tetap senang, karena telah mengerti akan hakekat kebahagiaan yang sesungguhnya adalah Cinta Kasih Tuhan.

Om Shanti Shanti Shanti Om. 

Rabu, 26 September 2012

Langit Biru

Om Siwa Buddhaya Namah,

Amatlah menyenangkan apabila langit biru yang cerah menghiasi jagat raya ini, tanpa awan hitam yang menghalangi dan kita bisa merasakan keceriaan ini di hati kita.
Cinta adalah ibarat angin lembut yang berhembus meniup awan hitam di hati kita secara perlahan-lahan, tanpa gejolak yang berarti, sampai akhirnya hati kita bagaikan langit biru yang cerah ceria.
Wahai sahabat, jadikanlah hatimu sebagai tempat berlabuhnya cinta dan waspadailah akan datangnya badai kebencian yang setiap saat mengintai dan apabila kita lengah akan menimbulkan malapetaka. Segeralah bangkit dan sadar dari keterpurukan, melatih diri dalam kesadaran dan konsentrasi, agar cinta dapat bersemi dihati dan bahagia pasti kan datang mengiringi.

Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai selalu. 

Jumat, 14 September 2012

Om Siwa Buddhaya Namah,

Bunga lotus muncul dari dalam air kepermukaan, mengembang dengan mahkota begitu indah. Terbukalah mahkota kebijaksanaan yang selama ini terpendam, begitu Indah dan Agung. Buddha tersenyum dan memberkati hati yang sadar dan penuh kasih sayang, terbukalah pintu kehidupan, pintu rejeki, pintu keturunan, pintu kesehatan dan segala kebahagiaan.

Semoga semua mahluk hidup berbahagia
Om Shanti Shanti Shanti Om.
 

Senin, 10 September 2012

Om Siwa Buddhaya Namah,

Sore yang indah, angin berhembus lembut, menyapa ombak dengan riak-riak kecil, berjalan disepanjang pantai, sambil menikmati sesaat sebelum matahari tenggelam. Mata bebas lepas memandang kearah samudra luas, nyiur melambai-lambai seakan-akan dalam suasana gembira menyambut sore itu. Bunga pandan wangi dengan aroma harum lembut, menebarkan semerbak mewangi, seiring keindahan Sang Surya yang mulai meredup, seakan tenggelam kedalam samudra dan membisikkan kata-kata indah, " Hai sahabat, terangku kini mulai redup, gelap kan segera datang, jangan takut akan gelap, nyalakanlah lentera dihatimu, agar malam ini menjadi malam yang indah, seindah terangnya rembulan, seindah terangnya mata hati ".

Om Shanti Shanti Shanti Om. 

Minggu, 09 September 2012

Om Siwa Buddhaya Namah,

Tuhan Siwa, Langit Paduka penuh Cahaya Berkilauan, amat menyilaukan, tak mungkin hamba yang hina dina ini, mampu menatap Keagungan yang Maha Agung. Tubuh hamba yang kotor ini, terasa bergetar seakan remuk redam, hancur berkeping-keping.
Dalam ketidak berdayaan hamba, dari hati ini, Buddha yang terkasih membuatnya begitu indah, bagaikan Bulan Purnama, dengan cahaya terang dan menyejukkan, hamba bersujud pada Kaki Padma-Mu yang Agung.....," Om Siwa Buddhaya Namah, Om Siwa Buddhaya Namah, Om Siwa Buddhaya Namah "

Om Shanti Shanti Shanti Om.
 

Sabtu, 08 September 2012

Om Siwa Buddhaya Namah,

Semuanya bergerak atas kehendak Buddha. Biarpun hati menangis dalam kepiluan, biarpun kepala terasa panas karena amarah, biarpun kegelisahan bergejolak bagai ombak samudra, namun angin tetap berhembus pelan, damai dan burung-burung terbang mengepakkan sayapnya mengikuti irama angin, menikmati hidup ini, dengan segala suka dukanya. 
Biarkan kesedihan, kepiluan, marah dan gelisah mengalir bagaikan air, kita nikmati semuanya yang ada, bagaikan irama musik yang indah, semuanya mengalun dalam keteraturan mengikuti arahnya masing-masing, berlalu.....dan berlalu..." Om Gate Gate Paragate Parasamgate Boddhi Swaha". 
Buddha yang terkasih, biarkanlah semuanya terlewat, hingga menuju pantai seberang, tempat dimana kebahagiaan dan kedamaian abadi selamanya.

Om Shanti Shanti Shanti Om. 

Kamis, 06 September 2012

Om Siwa Buddhaya Namah,

" Maha Mretyunjay Mantram "

Om.....Semoga Dewata dengan Tiga Mata Kebijaksanaan yang Memiliki Keharuman Abadi 
Memberkati Kami dengan Kemakmuran, Umur Panjang dan Kesehatan......
Semoga Kami Selalu dalam Sinar Keabadian

Om Shanti Shanti Shanti Om.
Om Siwa Buddhaya Namah,

Aku bukanlah sekuntum bunga atau seuntai kata-kata dalam wujud fisiknya, karena semua itu diselimuti oleh unsur nafsu keinginan yang dapat menyesatkan pandangan kita akan hakekat yang sesungguhnya. 
Bahwa diri ini hanyalah seonggok tulang belulang, daging, darah, air, angin, api yang bersatu sesaat untuk kemudian berpisah, kembali pada asalnya, adalah hakekat kebendaan duniawi itu.
Adalah Zat yang Abadi, Maha Agung, Maha Bijaksana, Maha Sempurna, itulah diri-Ku yang sesungguhnya. Bukanlah kata-kata yang mampu menjelaskan keberadaan-Ku, melainkan Rasa yang Sejati, yang ada dan tumbuh dari dalam hatimu. 
Itulah kesejatian dirimu yang patut engkau perhatikan dengan sungguh-sungguh, seperti engkau memperhatikan kekasihmu yang sangat engkau cintai, amat indah dan membahagiakan, tanpa ikatan nafsu keinginan, tetapi hanya Cinta....Aku adalah kamu dan kamu adalah Aku.

Om Shanti Shanti Shanti Om.

Rabu, 05 September 2012

Om Siwa Buddhaya Namah,

Aku berdiri diantara bebatuan Candi yang berserakan, sambil merenungkan kejadian dimasa silam, dimana nilai-nilai kebajikan mengalami keruntuhan. 
Dalam batas pandanganku nampak cahaya putih menyilaukan, kemudian berubah menjadi kuning menyejukkan.
Kemudian aku terduduk, kembali merenungkan kejadian itu. Dalam renungan aku teringat akan keadaan telor, dimana kulit telor yang keras, setelah dikupas kulitnya maka nampaklah putih telur yang halus dan bagian terdalam adalah kuning telor yang lembut.
Candi kuibaratkan sebagai kulit telor, para umat pemujanya sebagai putih telor dan Ajaran Suci sebagai kuning telor. Bermula dari kuning telor yaitu hati yang bersih sehingga siap menerima Ajaran-Ajaran Suci, kemudian putih telor yaitu menebarkan kebajikan kepada sesama, niscaya kulit telor yaitu Candi yang Indah dan Megah akan berdiri kembali seindah nilai-nilai kebajikan itu.
Kemudian semilir angin yang sejuk dan lembut menyentuh tubuh ini, seakan membisikkan kata-kata, " Bangunlah anak-anakku, bangkitlah Sang Hati, Buddha amat merindukanmu " .

Semoga semua mahluk hidup berbahagia, semoga damai di hati, damai di dunia, damai selamanya.

Selasa, 04 September 2012

Om Siwa Buddhaya Namah,

" Buddha Bhivandana Tri Ratna Sutra Buddha "

Hormat kepada yang diberkati, yang diagungkan dan yang secara penuh diterangi oleh Sang Buddha

Hamba berlindung kepada Sang Buddha
Hamba berlindung kepada ajaran Sang Buddha Sunyata
Hamba berlindung kepada para Sang Guru Suci

Untuk kedua kalinya hamba berlindung kepada Sang Buddha
Untuk kedua kalinya hamba berlindung kepada ajaran Sang Buddha Sunyata
Untuk kedua kalinya hamba berlindung kepada para Sang Guru Suci

Untuk ketiga kalinya hamba berlindung kepada Sang Buddha
Untuk ketiga kalinya hamba berlindung kepada ajaran Sang Buddha Sunyata
Untuk ketiga kalinya hamba berlindung kepada para Sang Guru Suci

Om, Terpujilah Sang Buddha
Om, Terpujilah Ajaran Sang Buddha Sunyata
Om, Terpujilah Para Sang Guru Suci
Om, Terpujilah Cahaya Sang Buddha

Om Shanti Shanti Shanti Om.